Konflik Peran Ganda TINJAUAN PUSTAKA

16 sesama profesi akan membantu karyawan untuk bertukar informasi dan pengalaman dalam bekerja, sehingga dapat diperoleh jalan keluar atas setiap masalah yang dihadapi saat bekerja. Selain itu dengan adanya organisasi profesi akan meningkatkan kemampuan karyawan melalui transfer ilmu atau wawasan. Hubungan dengan sesame profesi akanmendorong terciptanya asosiasi atau organisasi dengan profesi yang sama.

2.3 Konflik Peran Ganda

Menurut Sunyoto 2012 konflik peran ganda adalah konflik dalam pernanan yang diakibatkan oleh karena satu posisi memiliki perangkat peranan yang kumpulan harapan pernanan yang berbedadari berbagai pihak.Menurut Greenhaus dan Beutell dalam Sari 2014: 13, konflik peran gandawork family conflict didefinisikan sebagai suatu bentuk konflik peran dalam diri seseorang yang muncul karena adanya tekanan peran dari pekerjaan yang bertentangan dengan tekanan peran dari keluarga. Goldaman Milman dalam Supriatna 2011: 13 menyatakan bahwa konflik peran ganda adalah situasi dimana harapan-harapan peran seseorang datang pada saat bersamaan, baik dari individu sendiri maupun dari lingkungan, tetapi bersifat bertentangan.Menurut Greenhaus Parasuraman dalam Supriatna 2011: 14 konflik peran ganda adalah bukti bahwa ketegangan antara keluarga dan aturan pekerjaan yang menunjukkan terdapatnya penurunan secara psikologis dan fisik dari kesejahteraan karyawan. Universitas Sumatera Utara 17 Menurut Greenhaus Beutell dalam Supriatna 2011: 14 ada tiga macam konflik peran ganda yaitu : 1. Time-based conflict Waktu yang dibutuhkan untuk menjalankan salah satu tuntutan keluarga atau pekerjaan dapat mengurangi waktu untuk menjalankan.Konflik sangat bergantung pada pemanfaatan waktu dan pembagian waktu kerja dan waktu bersama keluarga.Seorang karyawan harus mampu membagi waktu secara baik sehingga dapat terhindar dari konflik.Selain itu karyawan juga harus mampu menentukan skala prioritas yang dapat mempermudah karyawan dalam membagi waktu secara adil. 2. Strain-based conflict Terjadi tekanan dari salah satu peran mempengaruhi kinerja peran lainnya.Konflik ini erat hubungannya dengan peran yang banyak dimiliki oleh seorang karyawan dalam bekerja, dimana dalam kegiatan pekerjaan karyawan menghadapi banyak tekanan yang menimbulkan konflik bagi karyawan tersebut.Untuk terhindar dari konflik ini, karyawan harus mampu merubah tekanan menjadi sebuah dorongan bagi karyawan untuk lebih berprestasi dalam bekerja dan sukses dalam beraktivitas dilingkungan keluarga. 3. Behavior-based conflict Berhubungan dengan ketidaksesuaian antara pola perilaku dengan yang diinginkan oleh kedua bagian pekerjaan atau keluarga.Konflik ini berkaitan dengan implementasi sikap dari karyawan.Kecendrungan Universitas Sumatera Utara 18 karyawan sering membawa sikap dilingkungan keluarga ke lingkungan pekerjaan.konflik ini dapat dihindari jika karyawan mampu bersikap lebih dewasa dan mampu bersikap lebih professional dalam bekerja dab baik dalan bersikap di lingkungan keluarga. Work family conflict dapat didefenisikan sebagai bentuk konflik peran dimana tuntutan peran dari pekerjaan dan keluarga secara mutlak tidak dapat disejajarkan dalam beberapa hal. Hal ini biasanya terjadi pada saat sesorang berusaha memenuhi tuntutan peran dalam pekerjaan dan usaha tersebut dipengaruhi oleh kemampuan orang yang bersangkutan untuk memenuhi tuntutan keluarganya, atau sebaliknya, dimana pemenuhan tuntuan peran peran dalam keluarga dipengaruhi oleh kemampuan orang tersebut dalam memenuhi tuntutan pekerjaannya. Frone dalam Supriatna, 2011: 14 Konflik peran ganda dapat muncul ketika usaha untuk memenuhi tuntutan peran kerja terganggu oleh usaha untuk memenuhi tuntutan peran keluarga, misalnya ketika anak sakit orang tua tidak bisa pergi bekerja. Konflik peran ganda memiliki dua arah, yaitu work interfering with familyWIFatau konflik kerjakeluarga danfamily interfering with work FIW atau konflik keluarga kerja.

A. Konflik Pekerjaan-Keluarga Work Interfering With Family

Frone et al dalam Supriatna 2011: 14 mendefenisikan pekerjaan – keluarga sebagai konflik peran yang terjadi pada karyawan, dimana disatu sisi ia harus melakukan pekerjaan di kantor dan di sisi lain harus memperhatikan keluarga secara utuh, sehingga sulit membedakan antara pekerjaan mengganggu keluarga dan keluarga mengganggu pekerjaan. Universitas Sumatera Utara 19 pekerjaan mengganggu keluarga, artinya sebagian besar waktu dan perhatian dicurahkan untuk melakukan pekerjaan sehingga kurang mempunyai waktu untuk keluarga. Ibrahim dan afaf 2008 memberikan gmbaran indikator-indikator konflik pekerjaan keluarga. 1 Jadwal kerja yang berbenturan dengan kehidupan keluarga 2 Lelah untuk melakukan pekerjaan rumah yang disukai 3 Lebih banyak melakukan pekerjaan dibanding keluarga 4 Peran sebagai orang tua berkurang 5 Pekerjaan rumah terbengkalai 6 Letih sepulang kerja 7 Sering marah

B. Konflik Keluarga – Pekerjaan Family Interfering With Work

Konflik keluarga pekerjaan terjadi dimana disatu sisi perempuan harus memperhatikan keluarga secara utuh namun disisi lain harus melakukan pekerjaan kantor sehingga waktu untuk melakukan pekerjaan kantor tersita untuk memperhatikan keluarga. Artinya sebagian besar waktu dan perhatian dicurahkan untuk keluarga yang berdampak waktu untuk pekerjaan berkurang.Menurut Ibrahim dan Afaf 2008 memberikan gambaran indikator-indikator konflik keluarga-pekerjaan. 1 Waktu keluarga mengurangi waktu untuk bekerja 2 Khawatir dengan keluarga 3 Letih saat bekerja 4 Sulit konsentrasi ketika bekerja Universitas Sumatera Utara 20 5 Sulit mengatur waktu 6 Keluarga tidak suka saya sering membawa pekerjaan dirumah 7 Sering marah dikantor

2.4 Kepuasan Kerja