12
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Manajemen Sumber Daya Manusia
Scientific management merupakan keilmuan yang lahir mendahului manajmen sumber daya manusia. Manajemen sumber daya manusia merupakan
cabang dari manajemen yang dipraktikan sejak adanya hubungan antara atasan dengan bawahan atau hubungan antara superior dengan Subordinates. Istilah
sumber daya manusia atau kepegawaian, mengandung arti, yaitu : keseluruhan orang yang bekerja, pada suatu organisasi. Dengan demikian, manajemen sumber
daya manusia merupakan manajmen yang menitikberatkan perhatiannya kepada soal-soal pegawai atau sumber daya manusia dalam sebuah organisasi.
Manulang, 2012:45. Lingkungan yang dihadapi oleh manajemen sumber daya manusia
merupakan lingkungan yang penuh tantangan. Beberapa perubahan signifikan yang dihadapi oleh manajemen SDM, yaitu sebagai berikut: Manulang, 2012: 45
1. Perubahan ekonomi dan teknologi
2. Ketersediaan dan kualitas angkatan kerja
3. Pertumbuhan dalam angkatan kerja tidak tetap
4. Persoalan demografi
5. Penyeimbang pekerjaan
6. Penyusunan ulang organisasional dan mergerakuisisi
Universitas Sumatera Utara
13
2.2 ProfesionalismeKaryawan Perbankan
Menurut Arens, et al 2012: 53 profesionalisme adalah tanggung jawab yang didasarkan kepada tugas dan peraturan yang berlaku di tempat individu
tersebut bekerja di lembaga keuangan.Profesionalisme dalam suatu pekerjaan atau profesi perbankan telah lama mendapat perhatian dari para peneliti. Menurut
Tjiptohadi dalam Silalahi 2014 profesionalisme dilihat dari pengertian bahasanya, bisa mempunyai beberapa makna.Pertama, profesionalisme berarti
suatu keahlian, mempunyai kualifikasi tertentu, berpengalaman sesuai dengan bidang keahliannya dalam perusahaan perbankan. Kedua, pengertian
profesionalisme merujuk pada suatu standar pekerjaan yaitu prinsip-prinsip moral dan etika profesi karyawan perbankan..
Konsep profesionalisme modern dalam melakukan suatu pekerjaan telah dikemukakan oleh Hall dalam Silalahi 2014,meyatakan bahwa profesionalisme
berkaitan dengan dua aspek penting yaitu aspek struktural dan sikap. Aspek struktural yang karateristiknya merupakan bagian dari pembentukan sekolah
pelatihan, pembentukan asosiasi profesional dan pembentukan kode etik sedangkan aspek sikap berkaitan dengan pembentukan jiwa profesionalisme yang
terbentuk dari hasil pembelajaran dalam lingkungan organiasasi yang melekat dalam diri individu dan menjadi kebiasaan dalam menjalankan setiap kegiatan
didalam lingkungan perusahaan dan organisasi. Menurut Herawati Susanto 2009 terdapat lima dimensi
profesionalisme karyawan perbankan , yaitu:
Universitas Sumatera Utara
14
1. Pengabdian pada profesi
Pengabdian pada profesi dicerminkan dari dedikasi profesionalisme dengan menggunakan pengetahuan dan kecakapan yang dimiliki. Seorang
yang memiliki tingkat pengabdian pada profesi yang tinggi akan menghasilkan kinerja yang baik dan mampu mencapai target perusahaan.
Selain itu dengan tingginya tingkat pengabdian profesi seseorang akan mendorong orang tersebut lebih maksimal dalam bekerja. Pengabdian pada
profesi juga akan menjadi salah satu faktor pendukung seseorang untuk mendapatkan promosi jabatan ke posisi yang lebih baik. Seseorang yang
memiliki tingkat pengabdian pada professi yang tinggi mencerminkan bahwa orang tesebut menyukai dan menyenangi aktivitas yang
dilaksanakan pada profesinya. 2.
Kewajiban sosial Kewajiban sosial adalah pandangan peranan profesi dan manfaat yang
diperoleh baik masyarakat maupun profesi dan manfaat yang diperoleh baik masyarakat maupun professional karena adanya pekerjaan
tersebut.Kewajiban sosial erat hubungannya dengan menciptakan citra yang baik kepada pelanggan atau nasabah perusahaan melalui pelayanan
yang diberikan oleh karyawan.Kewajiban sosial umumnya berhubungan dengan hubungan antara perusahaan yang diwakili oleh karyawannya
dengan pelanggan atau organisasi lain dilingkungan usaha. 3.
Kemandirian
Universitas Sumatera Utara
15
Kemandirian yang dimaksudkan sebagai suatu pandangan sesorang yang professional harus mampu membuat keputusan sendiri tekanan dari pihak
lain nasabah. Kemandirian harus dimiliki oleh seorang karyawan, karena dengan kemandirian yang tinggi akan membantu karyawan memutuskan
dan mencari jalan keluar setiap masalah secara lebih cepat tanpa harus menunggu bantuan dari rekan kerja atau pimpinan. Tingkat kemandirian
yang tinggi akan berdampak postif terhadap peningkatan produktivitas kerja. Tingkat kemandirian yang tinggi juga akan menciptakan karyawan
yang tidak bergantung kepada situasi atau orang lain. 4.
Keyakinan terhadap keyakinan profesi Berkeyakinan terhadap profesi adalah suatu keyakinan bahwa yang paling
berwenang menilai pekerjaan professional adalah rekan sesama profesi, bukan orang luar yang tidak memiliki kompetensi dalam bidang ilmu dan
pekerjaan yang sama. Keyakinan yang tinggi terhadap profesi atau pekerjaan yang diterima akan memberikan rasa nyaman dan senang dari
seorang karyawan sehingga menghasilkan kinerja yang baik.Keyakinan pada profesi juga mencerminkan bahwa profesi telah mampu menjadi
wadah atau tempat untuk menyalurkan setiap keahlian yang dimiliki oleh seseorang.
5. Hubungan dengan sesama profesi
Hubungan dengan sesama profesi adalah menggunakan ikatan profesi sebagai acuan, terasuk didalamnya organisasi formal dan kelompok kolega
informal sebagai ide utama dalam pekerjaan. Dengan tingginya hubungan
Universitas Sumatera Utara
16
sesama profesi akan membantu karyawan untuk bertukar informasi dan pengalaman dalam bekerja, sehingga dapat diperoleh jalan keluar atas
setiap masalah yang dihadapi saat bekerja. Selain itu dengan adanya organisasi profesi akan meningkatkan kemampuan karyawan melalui
transfer ilmu atau wawasan. Hubungan dengan sesame profesi akanmendorong terciptanya asosiasi atau organisasi dengan profesi yang
sama.
2.3 Konflik Peran Ganda