Kepuasan Kerja TINJAUAN PUSTAKA

20 5 Sulit mengatur waktu 6 Keluarga tidak suka saya sering membawa pekerjaan dirumah 7 Sering marah dikantor

2.4 Kepuasan Kerja

Menurut Adrianto 2008: 21 kepuasan kerja merupakan hal yang bersifat individual.Masing-masing individu memiliki tingkat kepuasan yang berbeda sesuai dengan sistem dan nilai yang dianutinya pada semua organisasi, kepuasan kerja selalu mendapatkan tempat yang sangat penting bagi perilaku organisasi. Kepuasan kerja oleh Suhartono dan Solichin 2006 merupakan bentuk emosional positif yang mencerminkan respon terhadap pengaruh situasi kerja, penilaian kerja, atau pengalaman kerja.Nelson Quick 2006: 57 mengungkapkan bahwa kepuasan kerja dipengaruhi 5 dimensi dari pekerjaan yaitu: a. Upah Imbalan yang diterima dan tingkat dimana hal ini bisa dianggap sebagai hal yang pantas dibandingkan dengan orang lain di dalam organisasi. Karyawan memandang upah sebagai refleksi dari bagaimana manajemen memandang kontribusi mereka terhadap perusahaan.Upah menjadi hal dapat mengukur kepuasan kerja dari karyawan karena dengan sistem pengupahan yang adil akan tercipta kepuasan kerja dari karyawan. Selain itu sistem pengupahan juga harus disesuaikan dengan beban kerja dan jabatan dari karyawan agar tercipta keadilan dalam sistem pemberian upah. Universitas Sumatera Utara 21 b. Promosi Promosi merupakan faktor yang berhubungan dengan ada atau tidaknya kesempatan memperoleh peningkatan karier selama bekerja.Kesempatan inilah yang memiliki pengaruh yang berbeda pada kepuasan kerja.Sistem promosi harus transparan dan memiliki tolak ukur yang jelas.Sistem promosi harus juga harus didasarkan pada penilaian objektif terhadap kinerja dari karyawan.Penentuan kebijakan promosi juga harus disesuaikan dengan ketersediaan formasi jabatan pada perusahaan. c. Supervisor Supervise merupakan kemampuan atasan untuk memberikan bantuan teknis dan dukungan prilaku kepada bawahan yang mengalami permasalahan dalam pekerjaan. Atasan atau pimpinan harus mampu menjadi pengubung antar karyawan dan mampu memberikan jalan keluar atas setiap permasalah yang dihadapi oleh karyawan dalam pelaksanaan kegiatan pekerjaan.pimpinan juga harus mampu mengambil suatu keputusan yang adil bagi seluruh karyawan dan mampu juga mengambil kebijakan dengan tingkat keberhasilan yang tinggi. d. Rekan Kerja Rekan kerja merupakan tungakat dimana rekan kerja yang pandai dan mendukung secara social merupakan faktor yang berhubungan dengan hubungan antara pegawai dan atasannya dan dengan pegawai lainnya baik yang sama maupun yang berbeda jenis pekerjaan.Rekan kerja menjadi faktor penting yang dapat membantu individu karyawan untuk bekerja Universitas Sumatera Utara 22 secara efektif dan efisien.Oleh karena ini hubungan antar rekan kerja harus terjalin dengan baik. e. Pekerjaan itu sendiri Pegawai merasa menyukai lingkungan pekerjaannya dan merasa puas bekerja di perusahaan tersebut.Pekerjaan yang ada harus bervariasi sehingga dapat menghindarkan karyawan dari tingkat kejenuhan.Pekerjaan juga harus didistribusikan secara merata dan sesuai dengan keahlian yang dimiliki oleh karyawan. Menurut Mangkunegara 2009: 76 ada empat teori kepuasan kerja, antara lain: a Teori keseimbangan Teori ini dikemukakan oleh Wexley dan yukl, mengatakan bahwa semua nilai yang diterima pegawai yang dapat menunjang pelaksanaan kerja.Misalnya, pendidikan, pengalaman, skill, usaha, perlatan pribadi, dan jam kerja. b Teori perbedaan Teori ini pertama kali dipelopori oleh Porter yang berpendapat bahwa mengukur kepuasan dapat dilakukan dengan cara menghitung selisih anatara apa yang seharusnya dengan kenyataan yang dirasakan pegawai. Sedangkan Locke megemukakan bahwa kepuasan kerja pegawai bergantung pada perbedaan antara apa yang didapat dan apa yang diharapkan oleh pegawai. c Teori pemenuhan kebutuhan Universitas Sumatera Utara 23 Menurut teori ini, kepuasan kerja pegawai bergantung pada terpenuhi atau tidaknya kebutuhan pegawai. Pegawai akan meras puas apabila ia mendapatkan apa yang dibutuhkannya. Makin besar kebutuhan pegawai terpenuhi, makin puas pula pegawai tersebut. Begitu pula sebaliknya apabila kebutuhan pegawai tidak terpenuhi , pegawai akan merasa tidak puas. d Teori pandangan kelompok Menurut teori ini, kepuasan kerja pegawai bukanlah bergantung pada pemenuhan kebutuhan saja, tetapi sangat bergantung pada pandangan dan pendapat kelompok yang oleh para pegawai dianggap sebagai kelompok cuan.Kelompok acuan tersebut dijadikan tolak ukur untuk menilai dirinya maupun lingkungannya. Jadi, pegawai akan lebih merasa puas apabila hasil kerjanya sesuai dengan minat dan kebutuhan yang diharapkan oleh kelompok acuan. 2.5KinerjaKaryawan Perbankan Menurut Simanjuntak 2005: 67 kinerja adalah tingkat pencapaian hasil atas pelaksanaan tugas tertentu, dalam mewujudkan sasaaran, tujuan, misi dan visi suatu organisasi, serta tingkat pencapaian hasil dalam rangka mewujudkan tujuan perusahaan perbankan. Menurut Hariandja 2007: 45 kinerja atau unjuk kerja merupakan hasil kerja yang dihasilkan oleh pegawai atau perilaku nyata yang ditampilkan sesuai dengan peranya dalam perusahaan perbankan.Kinerja karyawan merupakan suatu hal yang sangat penting dalam usaha perusahaan perbankan untuk mencapai tujuanya, sehingga berbagai kegiatan harus dilakukan Universitas Sumatera Utara 24 organisasi untuk meningkatkanya.Salah satunya adalah melalui penilaian kinerja.Dengan demikian, kinerja adalah tentang melakukan pekerjaan dan hasil yang dicapai dari pekerjaan tersebut. Kinerja adalah tentang apa yang dikerjakan dan bagaimana cara mengerjakanya. Menurut Rivai 2005: 53 kinerja adalah merupakan hasil atau tingkat keberhasilan seseorang secara keseluruhan selama periode tertentu didalam melaksanakan tugas dibandingkan dengan berbagai kemungkinan, seperti standar kerja, target atau sasaran atau criteria yang telah ditentukan terlebih dahulu dan telah disepakati bersama. Hasibuan 2011: 67 mengemukakan bahwa kinerja adalah suatu hasil kerja yang dicapai dalam seseorang dalam melaksanakan tugas- tugas yang dibebankan kepadanya yang didasarkan atas kecakapan pengalaman dan kesungguhan serta waktu. Dari pendapat ahli diatas dapat disimpulkan bahwa kinerja adalah perilaku nyata hasil kerja didalam melaksanakan tugas-tugas yang telah disepakati bersama untuk mencapai tujuan organisasi. Faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja adalah: pertama, efektivitas dan efisiensi. Menurut Prawirosentono dalam Nitasari 2012 bila suatu tujuan tertentu akhirnya bisa dicapai, kita boleh mengatakan bahwa kegiatan tersebut efektif tetapi apabila akibat-akibat yang tidak dicari kegiatan mempunyai nilai yang penting dari hasil yang dicapai sehingga mengakibatkan ketidakpuasan walaupun efektif dinamakan tidak efisien.Kedua, otoritas wewenang. Arti otoritas menurut Barnarddalam Nitasari 2012 adalah sifat dari suatu komunikasi atau perintah dalam suatu organisasi formal yang dimiliki diterima oleh seorang anggota organisasi kepada anggota yang lain untuk melakukan suatu kegiatan kerja sesuai Universitas Sumatera Utara 25 dengan kontribusinya sumbangan tenaganya. Perintah tersebut menyatakan apa yang boleh dilakukan dan yang tidak boleh dilakukan dalam organisasi tersebut. Ketiga, disiplin.Menurut Prawirosentono dalam Nitasari 2012 disiplin adalah taat kepada hukum dan peraturan yang berlaku.Jadi, disiplin karyawan adalah kegiatan karyawan yang bersangkutan dalam menghormati perjanjian kerja dengan organisasi di mana dia bekerja.Keempat, inisiatif yaitu berkaitan dengan daya pikir dan kreativitas dalam bentuk ide untuk merencanakan sesuatu yang berkaitan dengan tujuan organisasi. Jadi, inisiatif adalah daya dorong kemajuan yang bertujuan untuk mempengaruhi kinerja organisasi Menurut Mondy 2009: 76 penilaian kinerja performance appraisal adalah sistem formal untuk menilai dan mengevaluasi kinerja tugas individu atau tim. Penilaian kinerja merupakan faktor penting untuk suksesnya manajemen kinerja. Nawawi 2008: 59 penilaian kinerja sebagai kegiatan manajemen SDM juga dikatakan sebagai proses pengamatan observasi terhadap pelaksanaan pekerjaan oleh seorang pekerja. Tujuan dilakukanya penilaian kinerja secara umum adalah untuk memberikan feedback kepada karyawan dalam upaya memperbaiki tampilan kerjanya dan upaya meningkatkan produktivitas organisasi, dan kebijaksanaan terhadap karyawan seperti untuk tujuan promosi, kenaikan gaji, pendidikan dan latihan dan lain-lain. Menurut Robbins Judge 2009: 90 ada enam kriteria kinerja karyawan secara individual, yaitu: 1 Kualitas Universitas Sumatera Utara 26 Kualitas adalah totalitas fasilitas dan karakteristik dari produk atau jasa yang memenuhi kebutuhan, tersurat maupun tersirat. Kualitas kerja diukur dari persepsi karyawan terhadap kualitas pekerjaan yang dihasilkan serta kesempurnaan tugas terhadap ketrampilan dan kemampuan karyawan.kualitas Istilah kualitas memang tidak terlepas dari manajemen kualitas yang mempelajari setiap era dari manajemen operasi dari perencanaan lini produk dan fasilitas, sampai penjadwalan dan memonitor hasil. Kualitas merupakan bagian dari semua fungsi usaha yang lain pemasaran, sumber daya manusia, keuangan dan lain-lain.Dalam kenyataannya, penyelidikan kualitas adalah suatu penyebab umum yang alamiah untuk mempersatukan fungsi-fungsi usaha. 2 Kuantitas Kuantitas kerja berarti karyawan harus berupaya dengan sekuat tenaga untuk mencapai hasil kerja yang sesuai dengan target.Artinya, karyawan harus selalu menyiapkan kondisi tubuh yang kuat dan sehat; kondisi perasaan dan emosi yang penuh semangat; kondisi pikiran yang jernih, tenang, dan kreatif. Kuantitas diukur dari persepsi karyawan terhadap jumlah aktifitas yang ditugaskan beserta hasilnya. 3 Ketetapan waktu Ketepatan waktu erat hubungannya dengan kesesuain penggunaan waktu kerja dengan waktu yang telah ditetapkan oleh perusahaan untuk Universitas Sumatera Utara 27 menyelesaikan suatu pekerjaan. Ketepatan menjadi hal yang sangat penting yang harus dicapai, dimana tingkat ketepatan waktu kerja yang tinggi akan menciptakan efektifitas dan efisiensi penggunaan waktu kerja dalam menyelesaikan suatu pekerjaan. Ketetapan waktu diukur dari persepsi karyawan terhadap suatu aktifitas yang diselesaikan di awal waktu sampai menjadi output. 4 Efektifitas Efektifitas berhubungan dengan penekanan pada segi waktu dan sumberdaya yang dibutuhkan untuk menyelesaikan suatu pekerjaan, dimana semakin cepat pekerjaan itu terselesaikan dengan baik sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan, maka akan semakin baik pula efektivitas kerja yang dicapai. Demikian pula sebaliknya dengan semakin lamanya pekerjaan tersebut terselesaikan, maka semakin jauh pula pekerjaan tersebut dari keefektifannya. Efektivitas dapat diukur melalui tingkat penggunaan sumber daya organisasi tenaga, uang, teknologi, bahan baku dimaksimalkan dengan maksud menaikan hasil dari setiap unit di dalam penggunaan sumber daya, efektifitas kerja karyawan dalam menilai pemanfaatan waktu dalam menjalankan tugas, efektivitas penyelesaian tugas yang dibebankan organisasi. 5 Kemandirian Kemandirian dapat diartikan sebagai sikap perilaku dan mental yang memungkinkan seseorang untuk bertindak bebas, benar, dan bermanfaat; berusaha melakukan segala sesuatu dengan jujur dan benar atas dorongan Universitas Sumatera Utara 28 dirinya sendiri dan kemampuan mengatur diri sendiri, sesuai dengan hak dan kewajibannya, sehingga dapat menyelesaikan masalah-masalah yang dihadapinya; serta bertanggung jawab terhadap segala keputusan yang telah diambilnya melalui berbagai pertimbangan sebelumnya. Kemandirian berhubungan dengan tingkat kemampuan seseorang dalam melakukan fungsi kerjanya tanpa meminta bantuan, bimbingan dari orang lain atau pengawas. 6 Komitmen kerja Komitmen kerja merupakan kondisi di mana pegawai sangat tertarik terhadap tujuan, nilai-nilai, dan sasaran organisasinya.Komitmen karyawan lebih dari sekedar keanggotaan formal, karena meliputi sikap menyukai organisasi dan kesediaan untuk mengusahakan tingkat upaya yang tinggi bagi kepentingan organisasi demi pencapaian tujuan.Jadi komitmen karyawan mencakup unsur loyalitas terhadap organisasi , keterlibatan dalam pekerjaan, dan identifikasi terhadap nilai-nilai dan tujuan organisasi.

2.6 Penelitian Terdahulu