Tujuan Bahan Tambahan Pangan BTP .1 Tujuan Penambahan Bahan Tambahan Pangan BTP

golongan ini adalah residu pestisida termasuk insektisida, herbisida, fungisida, dll, dan antibiotik Cahyadi, 2009. Penggunaan bahan tambahan pangan sebaiknya dengan dosis dibawah ambang batas yang teah ditentukan. Jenis BTP ada 2 yaitu GRAS Generally Recognized as Safe, zat ini aman dan tidak berefek toksik misalnya gula glukosa. Sedangkan jenis lainnya yaitu ADI Acceptable Daily Intake, jenis ini selalu ditetapkan batas penggunaan hariannya dailyintake demi menjaga melindungi kesehatan konsumen Cahyadi, 2006. 2.3 Tujuan Bahan Tambahan Pangan BTP 2.3.1 Tujuan Penambahan Bahan Tambahan Pangan BTP a. Meningkatkan nilai gizi makanan, b. Memperbaiki nilai estetikadan sensori makanan, dan c. Memperpanjang umur simpan shelf life makanan. Produsen menambahkan bahan tambahan pangan ke dalam produk makanan dengan latar belakang yang berdeda-beda. Namun sebenarnya bagi konsumen, penambahan bahan tersebut tidak semuanya diperlukan. Bahkan seringkali ada bahan yang justru membahayakan kesehatan konsumenCahyo dan Diana 2006. Pengunaan BTP seringkali berakibat buruk terhadap kesehatan. Beberapa faktor penyebab adalah sebagai berikut: a. Penggunaan bahan yang sebenarnya bukan untuk pangan, kerena alasan ekonomi. Sebagai contoh, penggunaan pewarna tekstil untuk Universitas Sumatera Utara bahan makanan karena harganya lebih murah daripada pewarna makanan. b. Kurangnya sosialisasi tentang dosis, manfaat, dan bahaya akibat penggunaan bahan tambahan pangan secara salah. Adapun tujuan lainnya dalam penggunaan bahan tambahan pangan adalah dapat meningkatkan atau mempertahankan nilai gizi dan kualitas daya simpan, dan membuat bahan pangan lebih mudah dihidangkan. Pada umumnya bahan tambahan pangan dapat dibagi menjadi dua golongan, yaitu sebagai berikut : 1. Bahan tambahan pangan yang ditambahkan dengan sengaja kedalam makanan, dengan mengetahui komposisi bahan tersebut dan maksud penambahan itu dapat mempertahankan kesegaran, cita rasa, dan membantu pengolahan, sebagai contoh pengawet, pewarna, dan pengeras. 2. Bahan tambahan pangan yang tidak sengaja ditambahkan, yaitu bahan yang tidak mempunyai fungsi dalam makanan tersebut, terdapat secara tidak sengaja, baik dalam jumlah sedikit atau cukup banyak akibat perlakuan selama proses produksi, pengolahan, dan pengemasan. Bahan ini dapat pula merupakan residu atau kontaminan dari bahan yang sengaja ditambahkan untuk tujuan produksi bahan mentah atau penanganannya yang masih terus terbawa ke dalam makanan yang akan dikonsumsi. Contoh bahan tambahan pangan dalam golongan ini adalah residu pestisida dsb Wisnu, 2006. Universitas Sumatera Utara Penggunaan bahan tambahan pangan dapat dibenarkan apabila: Dimaksudkan untuk mencapai masing-masing tujuan penggunaan dalam pengolahan, tidak digunakan untuk menyembunyikan pengunaan bahan yang salah atau tidak memenuhi persyaratan, tidak digunakan untuk menyembunyikan cara kerjaa yang bertentangan dengan cara produksi yang baik untuk makanan, dan tidak digunakan untuk menyembunyikan kerusakan makanan.

2.4 Bahan Tambahan Pangan Yang Diizinkan dan Dilarang Pengunaannya