Pemeriksaan Boraks .1 Waktu Pemasakan dan Media pembungkus lontong

Berdasarkan tabel 4.7 diperoleh bahwa sebagian besar sikap responden tentang analisa kandungan boraks pada lontong berada pada kategori baik yaitu sebanyak 8 pedagang 53,3. 4.6 Pemeriksaan Boraks 4.6.1 Waktu Pemasakan dan Media pembungkus lontong Sampel terdiri dari lontong yang dibungkus dengan plastik dan lontong yang dibungkus dengan anyaman daun kelapa ketupat. Dan dapat dilihat pada Tabel 4.8 berikut ini: Tabel 4.8 Waktu Pemasakan dan Media pembungkus lontong yang digunakan di Ke Kelurahan Aek Tampang Kota Padangsidimpuan Tahun 2015. No Pedagang Waktu Media Pembungkus 1 1N 2 jam Plastik 2 2R 2,5 jam Plastik 3 3A 2 jam Plastik 4 5R 6 jam Daun Kelapa 5 6N 3 jam Plastik 6 7A 2 jam Plastik 7 8S 2 jam Plastik 8 10M 1 Jam Plastik 9 11A 2 jam Plastik 10 12B 2 jam Plastik 11 13A 2 jam Plastik 12 14U 6 jam Daun Kelapa 13 15E 2 jam Plastik 14 X 2 jam Plastik 15 Y 2 jam Plastik Dari tabel 4.1 Terdapat 13 lontong yang menggunakan media pembungkus dengan plastik, dan diketahui bahwa rata-rata waktu pemasakan lontong yang memakai media pembungkus plastik adalah 2 jam, dan yang paling lama sekitar 2,5 jam dan 3 jam dengan memasak lontong dengan menggunakan kayu bakar. Sedangkan jika dengan media pembungkus daun kelapa lebih lama yaitu sekitar 6 Universitas Sumatera Utara jam pemasakan. Dan terdapat 2 pedagang yang menggunakan media pembungkus lontong dengan daun kelapa. 4.6.2 Hasil Pemeriksaan Kandungan Boraks Pada Lontong Secara Kualitatif di Kelurahan Aek Tampang Kota Padangsidimpuan. Hasil pemeriksaan kualitatif boraks pada 15 sampel lontong yang berasal dari 3 lokasi di Kelurahan Aek Tampang dilakukan di Laboratorium Balai Riset Dan Standardisasi Industri Medan. Dan dapat dilihat pada Tabel 4.2 berikut ini: Tabel 4.9 Hasil Pemeriksaan Kualitatif Boraks Pada Lontong Yang dijual di Kelurahan Aek Tampang Kota Padangsidimpuan Tahun 2015 Lokasi Pengambilan Sampel Kode Sampel Lontong Uji Kualitatif Reaksi Nyala Api Hasil Pasar Inpres 1NBungkus Plastik Api biru Negatif 2RBungkus Plastik Api biru Negatif 3ABungkus Plastik Api biru Negatif 10MBungkus Plastik Api hijau Positif 6NBungkus Plastik Api biru Negatif Simpang SMA3 7ABungkus Plastik Api biru Negatif 8SBungkus Plastik Api biru Negatif 5RBungkusDaun Kelapa Api biru Negatif 11ABungkus Plastik Api biru Negatif 12BBungkus Plastik Api biru Negatif Aek Tampang 13ABungkus Plastik Api biru Negatif 14UBungkus Daun Kelapa Api biru Negatif 15EBungkus Plastik Api biru Negatif XBungkus Plastik Api biru Negatif YBungkus Plastik Api biru Negatif Berdasarkan Tabel 4.2. diatas dapat diketahui bahwa pada 15 sampel lontong yang diperiksa secara kualitatif dengan reaksi nyala api, terjadi perubahan warna api menjadi hijau pada 1 sampel lontong yang di jual di pasar inpres. Hal ini menunjukkan bahwa ada 1 sampel yang mengandung boraks. Dan pada sampel Universitas Sumatera Utara yang positif menggunakan boraks selanjutnya dilakukan pemeriksaan kuantitatif untuk mengetahui kadar dari boraks berikut. 4.6.3 Hasil Pemeriksaan Kandungan Boraks Pada Lontong secara Kuantitatif di Kelurahan Aek Tampang Kota Padangsidimpuan Tahun 2015 Hasil pemeriksaan secara kuantitatif terhadap penggunaan boraks pada lontong menunjukkan bahwa terdapat 1 sampel lontong yang mengandung boraks. Kadar boraks dapat dilihat pada Tabel 4.3 berikut: Tabel 4.10 Hasil Pemeriksaan Kualitatif Boraks Pada Lontong di Kelurahan Aek Tampang Kota Padangsidimpuan Tahun 2015 Kode Parameter Satuan Hasil ppm Metode 10M Kadar Boraks ppm 1140 Spektrofotometri Tabel 4.3 menunjukkan bahwa kadar boraks yang berada di sampel 10M menunjukkan sebesar 1140 ppm dalam 1 kg adonan lontong. Gambar 4.2 Perubahan Warna Api Pada Sampel Lontong Yang Mengandung Boraks Universitas Sumatera Utara 61

BAB V PEMBAHASAN