Karakteristik Pedagang HASIL PENELITIAN

4.3 Karakteristik Pedagang

Hasil wawancara terhadap pedagang lontong menunjukkan karakteristik pedagang lontong di Kelurahan Aek Tampang Kota Padangsidimpuan tahun 2015 adalah sebagai berikut: Tabel 4.1 Distribusi Pedagang Berdasarkan Karakteristik Jenis Kelamin dan Umur Pedagang Lontong di Kelurahan Aek Tampang Kota Padangsidimpuan Tahun 2015 Karakteristik Pedagang Jumlah Persentase Jenis Kelamin  Laki-laki  Perempuan 1 14 6,7 93,3 Umur  30 Tahun  31-40 Tahun  40 Tahun 4 7 4 26,7 46,7 26,7 Dari tabel 4.1 menunjukkan bahwa hasil penelitian dari 15 pedagang lontong sebagai responden terdapat 1 pedagang 6,7 yang memiliki jenis kelamin laki-laki dan 14 pedagang, 93,3 yang memiliki jenis kelamin perempuan. Berdasarkan hasil penelitian dari 15 pedagang lontong sebagai responden 4 pedagang 26,7 yang berusia 30 tahun , 7 pedagang 46,7 berusia 31-40 tahun dan responden yang memiliki usia 40 tahun sebanyak 4 pedagang 26,7. Universitas Sumatera Utara Tabel 4.2 Distribusi Pedagang Berdasarkan Karakteristik Lama Berjualan dan Sumber Membeli Bahan Baku Lontong yang Dijual di Kelurahan Aek Tampang Kota Padangsidimpuan Tahun 2015 Karakteristik Jumlah Persentase Lama Berjualan  5 Tahun  6-10 Tahun  11 Tahun 8 2 5 53,3 13,3 33,3 Sumber membeli bahan baku lontong  Pasar  Warung 14 1 93,3 6,7 Berdasarkan Tabel 4.2 hasil penelitian dari 15 pedagang lontong sebagai responden terdapat 8 pedagang 53,3 telah bekerja sebagai pedagang lontong selama 5 tahun, lalu 2 pedagang 13,3 telah bekerja selama 6-10 tahun dan 5 pedagang 33,3 bekerja selama 11 tahun. Berdasarkan hasil penelitian dari 15 pedagang lontong sebagai responden terdapat 14 pedagang 93,3 yang membeli sumber bahan baku lontongnya di pasar dan hanya 1 pedagang 6,7 yang membeli sumber bahan baku lontong di warung. Tabel 4.3 Distribusi Pedagang Berdasarkan Karakteristik Ketahanan Lontong yang Dijual di Kelurahan Aek Tampang Kota Padangsidimpuan Tahun 2015 Karakteristik Jumlah Persentase Ketahanan Lontong  1 hari  2 hari  3 hari 10 4 1 66,7 26,7 6,7 Pengawet yang digunakan  Tidak Pakai  Alami  Buatan 3 11 1 20 73,3 6,7 Nama pengawet yang digunakan Universitas Sumatera Utara  Tidak Pakai  Kapur sirih  Pengenyal 3 11 1 20 73,3 6,7 Sisa Lontong  Dipanaskan Kembali  Kulkas  Lain-Lain 3 7 5 20 46,7 33,3 Berdasarkan hasil penelitian dari 15 pedagang lontong, mereka mempunyai ketahanan lontong yang berbeda-beda. Sebanyak 10 pedagang 66,7 dengan ketahanan lontong hanya bertahan 1 hari saja. Kemudian terdapat 4 pedagang 26,6 yang memiliki ketahanan sampai 2 hari dan 1 pedagang 6,7 memiliki ketahanan lontong hingga 3 hari. Dari 15 pedagang lontong, mereka memakai pengawet yang berbeda-beda agar lontong yang mereka masak lebih tahan lama. Pedagang lontong yang memakai pengawet alami sebanyak 11 pedangang 73,3, yang memakai pengawet buatan hanya 1 pedagang 6,7 dan ada juga pedagang yang tidak memakai pengawet untuk lontongnya yaitu sebanyak 3 pedagang 20,0. Berdasarkan hasil penelitian dari 15 pedagang lontong, mereka memakai pengawet yang berbeda-beda dengan nama yang berbeda juga, agar lotong yang mereka masak lebih tahan lama. Pedagang lontong yang memakai pengawet kapur sirih sebanyak 11 pedangang 73,3, yang memakai pengawet dengan nama pengenyal lontong sebanyak 1 pedagang 6,7 dan ada juga pedagang yang tidak memakai pengawet untuk lontongnya yaitu sebanyak 3 pedagang 20,0. Dari 15 pedagang lontong yang menajadi responden, jika lontong yang mereka masak tidak habis terjual ada 3 pedangang 20,0 akan memanaskan kembali lontong tersebut, lalu ada 7 pedagang 46,7 akan memasukan lontongnya ke kulkas jika tidak habis dan sisanya 5 pedagang 33,3 yang Lanjutan Tabel 4.3 Universitas Sumatera Utara memiliki jawaban yang berbeda-beda yaitu seperti di berikan untuk makanan ternak, dimakan sendiri, diolah kembali dan dibuang.

4.4 Pengetahuan Pedagang Lontong