commit to user
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Perkembangan Ilmu pengetahuan dan teknologi saat ini sangat cepat dan pesat.
Dalam mengimbangi
perkembangan tersebut
dituntut adanya
pengembangan kualitas sumber daya manusia. Salah satu upaya yang bisa ditempuh dalam membentuk manusia yang berkualitas adalah melalui proses
pendidikan, baik pendidikan melalui jalur sekolah maupun pendidikan luar sekolah. Sekolah yang merupakan bagian dari masyarakat dan merupakan tempat
yang tepat bagi pembinaan sumber daya manusia yang sesuai dengan ilmu dan teknologi. Hal ini sesuai dengan apa yang diungkapkan oleh Soedjadi 1995 : 8.
Bahwa satu-satunya wadah kegiatan yang dapat dipandang dan seyogyanya berfungsi sebagai alat untuk membangun sumber daya manusia yang bermutu
tinggi adalah pendidikan, baik pendidikan jalur sekolah maupun jalur luar sekolah. Ini menunjukkan bahwa pendidikan mempunyai peranan yang penting
dalam mempersiapkan dan mencetak sumber daya manusia SDM yang berkualitas.
Dalam pelaksanaan pendidikan formal di sekolah, untuk mengetahui keberhasilan pembelajaran dapat dilihat dari prestasi belajar yang dicapai siswa.
Matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang diajarkan di sekolah dan masalah yang mendasar dari pembelajaran matematika adalah merupakan mata
pelajaran yang sulit untuk dipahami karena matematika merupakan mata pelajaran yang abstrak. Menurut Marsigit 2007 bahwa: Diamati praktek
commit to user
mengajar pada periode 2001-2003 menunjukkan bahwa banyak guru masih mengalami kesulitan dalam menjabarkan silabus, sejumlah topik matematika
dianggap sulit bagi guru untuk mengajar, yang signifikan jumlah anak mempertimbangkan beberapa topik matematika sebagai sulit dipahami, guru
menganggap bahwa mereka masih membutuhkan panduan untuk melakukan proses pembelajaran sains. Hal ini berdampak kepada prestasi belajar siswa yang
rendah, dan rendahnya prestasi belajar matematika siswa kemungkinan disebabkan pemahaman yang kurang baik dari siswa dalam menerima proses
pembelajaran yang di kelola oleh guru di kelas. Proses pembelajaran tersebut dipengaruhi oleh banyak faktor, yang dapat digolongkan menjadi dua faktor, yaitu
faktor internal dan faktor eksternal. Intelegensia, minat, bakat, motivasi, aktivitas belajar dan sebagainya termasuk faktor internal, sedangkan yang termasuk dalam
faktor eksternal misalnya, guru, bahan pelajaran, fasilitas belajar, metode mengajar dan sebagainya.
Matematika adalah ilmu yang sangat diperlukan dalam perkembangan ilmu dan teknologi. Tetapi matematika selama ini dianggap pelajaran yang sulit untuk
dipahami, hal ini ditandai dengan banyaknya siswa yang tidak lulus karena tidak terpenuhinya standar nilai matematika yang telah di tentukan, padahal standar
kelulusan matematika tahun pelajaran 20092010 masih rendah yaitu 5,50. Gambaran umum dari prestasi belajar matematika di Kabupaten
Kotawaringin Barat hasil ujian nasional adalah sebagai berikut :
Tabel 1.1. Hasil Ujian Nasional SMA Mata Pelajaran Matematika Kabupaten Kotawaringin Barat Tahun Pelajaran 20092010
commit to user
No Nama Sekolah
Rata-rata Terendah
Tertinggi 1
SMAN-1PangkalanBun 7,82
3,75 9,25
2 SMAN-2 Pangakalan Bun
7,80 4,50
9,75 3
SMAN-3 Pangkalan Bun 8,13
6,25 9,50
4 SMAN Arut Utara
7,58 6,50
8,50 5
SMAN-1 Kumai 6,86
4,00 8,25
6 SMAN-2 Kumai
6,30 3,25
7,50 7
SMAN Pangkalan Banteng 6,19
2,50 7,40
8 SMAS Abdi Pangkalan Bun
6,08 2,75
7,00 9
SMAN Pangkalan Lada 5,30
2,50 6,75
10 SMAN Kotawaringin Lama
5,25 3,25
6,85 11
SMAS PGRI Pangkalan Bun 5,20
3,20 6.70
Sumber: Dinas Dikpora Kabupaten Kotawaringin Barat Begitu juga pada pokok bahasan statistika di Kelas XI SMA, siswa masih
kesulitan dalam mempelajari pokok bahasan tersebut, padahal pokok bahasan ini merupakan salah satu dari materi yang termasuk standar kompetensi lulusan
dalam ujian nasional. Dalam upaya meningkatkan pembelajaran matematika, tugas seorang guru
adalah menciptakan kondisi pembelajaran yang dapat membangkitkan semangat belajar siswa, sehingga siswa mempunyai keterampilan, keberanian serta
mempunyai kemampuan matematika. Dengan demikian matematika akan mempunyai peran yang penting bagi siswa untuk mengaplikasikannya dalam
kehidupan sehari-hari. Selanjutnya hal ini akan berdampak dalam menciptakan sumber daya manusia yang bermutu. Oleh karena itu guru sebagai pendidik perlu
mempersiapkan suatu model pembelajaran yang terprogram agar siswa sebagai peserta didik memperoleh pengalaman belajar yang lebih baik.
commit to user
Dalam perkembangannya, pembelajaran matematika di sekolah banyak mengalami perubahan, diantaranya perubahan yang menitikberatkan dari situasi
guru mengajar menjadi situasi siswa belajar. Agar pembelajaran dengan situasi siswa belajar ini dapat tercapai, hendaknya guru dapat menggunakan strategi
belajar mengajar yang lebih banyak melibatkan siswa. Sebagaimana diungkapkan oleh Soedjadi 1995 : 12, betapapun tepat dan baiknya bahan ajar matematika
yang ditetapkan belum menjamin akan tercapainya tujuan pendidikan, dan salah satu faktor penting untuk mencapai tujuan tersebut adalah proses mengajar yang
lebih menekankan pada keterlibatan siswa secara optimal. Selain itu menurut M.A. Simon dkk 2000:307 mengatakan bahwa: supaya pengajaran matematika
lebih efektif para pengajar guru harus mampu mengartikualasi tujuan dan menggeneralisasi hipotesis untuk perkembangan serta pemahaman konsep dasar
matematika itu sendiri. Salah satu alternatif yang dapat ditempuh untuk meningkatkan prestasi
belajar siswa adalah melalui kreativitas yang dimiliki oleh para guru, dan dengan keinginan untuk selalu mencari metode yang terbaik agar selalu menarik minat
dan motivasi siswa belajar, maka tujuan yang diharapkan akan tercapai. Sejumlah metode pembelajaran telah diterapkan di sekolah-sekolah untuk
mencapai tingkat keberhasilan dalam proses pendidikan. Namun, mengingat adanya variasi tujuan yang ingin dicapai, adanya lingkungan belajar yang
berlainan, keadaan siswa yang berbeda, karakteristik materi yang berbeda, dan lain-lain, maka tidak dapat disusun suatu metode yang baik untuk semua jenis
kegiatan belajar mengajar. Di dalam proses belajar mengajar, guru harus memiliki strategi agar siswa bekerja secara efektif dan efisien, tepat pada tujuan yang
commit to user
diharapkan. Salah satu langkah untuk memiliki strategi itu adalah harus menguasai teknik-teknik penyajian materi, atau biasa disebut metode
pembelajaran. Sebenarnya ada beberapa metode pembelajaran yang dapat digunakan dalam pembelajaran matematika. Tetapi tidak setiap metode
pembelajaran tersebut dapat diterapkan dalam setiap materi, sehingga pemilihan metode pembelajaran sangatlah penting guna mencapai tujuan pembelajaran.
Oleh karena itu sebelum pelaksanaan kegiatan belajar mengajar diperlukan pemikiran yang matang dalam pemilihan metode pembelajaran yang tepat untuk
suatu kompetensi dasar yang akan disajikan. Dewasa ini banyak penelitian di bidang pendidikan yang menyatakan
metode-metode pembelajaran yang berlandaskan pada paham konstruktivisme dapat memberikan prestasi belajar matematika yang lebih baik dibandingkan
dengan metode pembelajaran konvensional. Namun masih ada guru yang belum menerapkan metode-metode pembelajaran yang berlandaskan faham tersebut,
karena berbagai faktor diantaranya pengetahuan dan pengalaman guru yang masih kurang berkaitan dengan metode-metode pembelajaran tersebut.
Metode pembelajaran yang dapat menarik minat siswa dalam belajar adalah dengan menempatkan siswa secara kelompok-kelompok. Pembelajaran kelompok
dapat meningkatkan siswa dalam berpikir kritis, kreatif dan menumbuhkan rasa sosial yang tinggi. Pembejalaran yang dapat mewujudkan hal tersebut salah
satunya adalah pembelajaran kooperatif, yang sesuai dengan pembelajaran filsafat konstruktivisme. Dalam pembelajaran konstruktivisme, siswa secara aktif
membangun pengetahuan mereka sendiri. Slavin 1955 : 18 menyatakan bahwa siswa akan lebih mudah menemukan dan memahami konsep-konsep yang sulit
commit to user
apabila mereka dapat saling mendiskusikan masalah-masalah itu dengan temannya.
Untuk meningkatkan
pembelajaran matematika
selain metode
pembelajaran, keberhasilan belajar siswa juga tidak terlepas dari kemampuan individu yang dimiliki oleh siswa yang merupakan salah satu faktor internal.
Dalam hal ini adalah keaktifan siswa dalam belajar. Sekolah merupakan salah satu tempat untuk mengembangkan aktivitas siswa. Dalam belajar matematika,
aktivitas siswa tidak hanya mendengarkan dan mencatat materi yang dijelaskan oleh guru, namun demikian siswa harus lebih berpartisipasi aktif, misalnya
bertanya, mengerjakan soal, menjawab pertanyaan guru. Dalam melakukan aktivitas belajar siswa bervariasi, ada siswa yang aktivitas belajarnya rendah,
sedang atau tinggi. Ada sebagian siswa yang tidak tertarik pada mata pelajaran matematika, karena matematika dianggap pelajaran yang sangat sulit. Bagi siswa
yang kurang menyenangi dengan pelajaran matematika, maka aktivitas belajar mereka juga rendah. Ada kemungkinan hal ini akan memberikan pengaruh pada
prestasi belajar siswa. Sedangkan siswa dengan aktivitas belajar yang tinggi, Ada kemungkinan prestasi belajar yang akan diperoleh menjadi tinggi, sehingga
aktivitas belajar siswa sangatlah membantu dalam proses belajar matematika. Dalam hal ini pentingnya aktivitas belajar siswa dalam proses
pembelajaran, maka guru diharapkan dapat membuat situasi pembelajaran yang lebih banyak melibatkan keaktifan siswa.
B. Identifikasi Masalah