commit to user
tersebut dapat diciptakan di sekolah, tentu sekolah-sekolah itu akan lebih dinamis, tidak membosankan dan bisa menjadi aktivitas belajar yang maksimal.
Aktivitas belajar siswa dalam penelitian ini adalah : 1.
Waktu untuk belajar matematika, yang meliputi frekuensi partisipasi belajar matematika dan waktu yang digunakan.
2. Sikap dalam mengikuti pelajaran matematika, yang meliputi partisipasi
dalam mengikuti pelajaran matematika, mengikuti jam kosong, sikap dalam mengerjakan setiap tugas di sekolah.
3. Belajar matematika sendiri, yang meliputi mengatasi kesulitan dalam
belajar matematika di rumah, belajar di luar sekolah atau les. 4.
Belajar matematika secara kelompok, yang meliputi partisipasi dalam belajar kelompok, mengatasi kesulitan dalam belajar secara kelompok.
5. Mengerjakan tugas, latihan atau pekerjaan rumah, yang meliputi
mengerjakan pekerjaan rumah yang diberikan, sikap dalam menghadapi pekerjaan rumah yang sulit.
B. Hasil Penelitian Yang Relevan
Penelitian-penelitian relevan yang terkait dengan penggunaan model pembelajaran kooperatif STAD dan koopertif tipe Jigsaw adalah:
1. Siti Munjiyatun Aly 2009 dalam penelitiannya yang berjudul ”Pengaruh
model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Division STAD dan tipe Group Investgation GI terhadap prestasi belajar
matematika ditinjau dari kreativitas siswa. Hasil dari penelitian ini adalah bahwa model pembelajaran kooperatif tipe GI lebih baik prestasi belajarnya
commit to user
dibandingkan dengan yang diberi pembelajaran dengan model pembelajaran kooperatif tipe STAD. Terdapat pengaruh kreativitas siswa terhadap prestasi
belajar matematika pada materi persamaan dan pertidaksamaan eksponen dan logaritma, siswa dengan kreativitas tinggi lebih baik prestasi belajarnya
didandingkan dengan yang sedang dan rendah, sedangkan kreativitas siswa sedang lebih baik dari yang kreativitasnya rendah. Model pembelajaran
kooperatif tipe STAD maupun tipe GI, siswa yang mempunyai kreativitas tinggi lebih baik prestasinya dibandingkan dengan yang sedang dan rendah,
sedangkan siswa yang kreativitas belajarnya sedang lebih baik dari yang kreativitasnya rendah. Untuk tingkat kreativitas tinggi, siswa yang diberi
pembelajaran dengan model kooperatif tipe GI lebih baik dari STAD, dan pada katagori kreativitas sedang dan rendah pembelajaran kooperatif tipe
STAD maupun tipe GI tidak menyebabkan perbedaan prestasi belajar. 2. Ira Kurniawati 2003 dalam penelitiannya yang berjudul ” Pengaruh
Metode Pembelajaran Kooperatif Jigsaw Terhadap Prestasi Belajar Matematika Ditinjau Dari Aktivitas Belajar siswa Kelas II SLTP Negeri 15
Surakarta”. Hasil dari penelitian ini adalah bahwa model pembelajaran kooperatif Jigsaw efektif untuk proses pembelajaran pada pokok bahasan
bangun datar jajaran genjang, belah ketupat, layang-layang, dan trapesium. Hasil analisis menunjukkan bahwa prestasi belajar siswa dengan model
kooperatif Jigsaw lebih baik dari pada prestasi belajar siswa dengan menggunakan model pembelajaran konvensional.
3. Chusnul Ainy 2000 dalam penelitiannya yang berjudul ”Model
Pembelajaran Kooperatif Jigsaw Dalam Pengajaran Matematika Sekolah
commit to user
Dasar”. Hasil penelitian ini adalah bahwa model pembelajaran Kooperatif Jigsaw efektif untuk proses pembelajaran pada pokok bahasan luas dan
keliling di kelas V sekolah dasar. Berdasarkan hasil analisis menunjukkan bahwa prestasi belajar siswa dengan model pembelajaran kooperatif jigsaw
lebih baik dari pada prestasi belajar siswa dengan medel pembelajaran tradisional.
Dari hasil penelitian yang relevan di atas, persamaan dan perbedaannya dengan penelitian ini adalah:
Persamaan : Dalam pembelajarannya sama-sama menggunakan metode pembelajaran kooferatif tipe STAD dan tipe Jigsaw.
Perbedaan : Pokok bahasan dalam penelitian ini adalah statistika, pada sekolah menengah atas di Kabupeten Kotawaringin Barat Propinsi
Kalimantan Tengah, sedangkan dalam penelitian Siti Munjiyatun Aly pada materi persamaan dan pertidaksamaan eksponen dan logaritma pada SMAN-
1 Sragen dan SMAN-1 Sumber Lawang Kabupeten Sragen propinsi Jawa Tengah. Ira Kurniawati pada pokok bahasan bangun datar jajaran genjang,
belah ketupat, layang-layang, dan trapessium, pada Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama dan penelitian Chusnul Ainy pada pembelajaran
matematika di Sekolah Dasar dengan pokok bahasan luas dan keliling kelas
C. Kerangka Berpikir dan Hipotesis 1. Kerangka Berpikir