Penanganan Limbah Industri PEMASARAN

commit to user sumber kontaminasi baik yang berupa udara yang merupakan sumber bau dan mikroorganisme patogen maupun serangga. Selain itu upaya yang dilakukan adalah menjaga ruang produksi maupun ruang pengemasan dari pengaruh lingkungan yaitu dengan diberlakukannya peraturan bagi karyawan agar selalu menutup pintu ketika masuk atau keluar ruangan produksi. Hal tersebut dikarenakan ruang produksi dan ruang pengemasan dan gudang dibatasi oleh jalan beraspal yang sering digunakan untuk bongkar muatan truk pengangkut bahan baku. Sedangkan sumber kontaminan yang berupa saluran air dapat diatasi dengan penggunaan air dari sumber yang terpercaya yaitu dari saluran pipa yang telah disterilkan.

4. Penanganan Limbah Industri

Secara umum buangan yang berasal dari PT.Sido Muncul dibagi menjadi limbah padat, limbah organik dan limbah anorganik. Ketiga limbah tersebut dalam taraf normal dan tidak membahayakan lingkungan sekitar pabrik. Hal tersebut dikarenakan, saat menjalankan proses produksi jumlah zat kimia yang digunakan relatif kecil begitu pula dengan peralatan yang digunakan. Peralatan yang digunakan bersifat sederhana sehingga gas atau uap yang terbuang tidak menimbulkan cemaran lingkungan. Limbah padat dari sisa produksi jamu pada umumnya berupa kantong- kantong pembungkus yang sudah tidak terpakai. Biasanya limbah padat ini akan dibakar dengan mesin incenerator, sebab hanya dengan mesin inilah kantong-kantong pembungkus tersebut dapat terbakar. Hal ini dikarenakan kantong pembungkus produk tersebut dilapisi oleh lapisan alumunium, sehingga untuk menghancurkannya diperlukan temperatur yang tinggi. Pada alat ini, temperatur yang digunakan adalah 1200 C. Sedangkan limbah organik biasanya berasal dari sortasi bahan baku dan potongan-potongan bahan yang digunakan dalam pembuatan jamu. Pada umumnya, limbah organik ini oleh PT.Sido Muncul dimanfaatkan sebagai bahan baku commit to user pembuatan pupuk organik. Sedangkan limbah cair anorganik biasanya berasal dari sisa-sisa pencucian mesin-mesin dan peralatan pabrik, sisa-sisa pembersihan lantai dan sisa pembersihan bahan baku. Biasanya limbah cair ini oleh PT.Sido Muncul akan dinetralisir kembali sehingga dapat digunakan untuk proses produksi kembali tetapi tidak untuk dikonsumsi . 5. Unit Penanganan Limbah Industri Limbah yang dihasilkan di PT. Sido Muncul berupa limbah padat dan limbah cair. Limbah padat tersebut biasanya merupakan ampas bahan baku yang telah diekstraksi dan ampas dari unit minyak atsiri. Ampas ini akan difermentasikan dan digunakan sebagai pupuk kompos. Sedangkan limbah cair berasal dari air sisa cucian bahan. Limbah ini dialirkan ke Instalasi Pengolahan Air Limbah IPAL untuk diendapkan sisa-sisa lumpur atau tanahnya. Air yang sudah memenuhi syarat dialirkan ke sungai dan juga dipakai untuk air perkebunan yang ada di pabrik. Pengolahan limbah tersebut ditangani secara langsung oleh Divisi Lingkungan dan Proses. a. Instalasi Pengolahan Air limbah IPAL Mula-mula air limbah ditampung dalam sump tank dimana di dalamnya terjadi proses pencampuran agar homogen. Setelah mencapai ketinggian atau level tertentu, air limbah dialirkan menuju ke bak ekualisasi dengan menggunakan sump pump . Mekanisme proses pengolahan Proses pengolahan limbah cair di PT.SidoMuncul adalah sebagai berikut : 1. Bak Ekualisasi Dalam bak ekualisasi ini limbah cair sudah tercampur secara homogen. Pencampuran secara homogen terjadi dalam sump commit to user tank. Pada bak ekualisasi ini ke dalam aliran limbah ditambahkan zat-zat kimia yaitu : v Alumunium yang berfungsi sebagai pembentuk flok 20-50 ppmm 3 v Polimer yang berfungsi untuk memperbesar ukuran flok yang terbentuk 0,5-2 ppmm 3 v Soda kaustik NaOH 2 yang berfungsi untuk menetralkan pH 20-70 ppmm 3 air limbah dengan debit air limbah 14 m 3 jam Ketika larutan diatas dirancang untuk dibuat lagi tiap 30 jam sekali. Dengan adanya penambahan zat-zat kimia diatas maka kotoran-kotoran yang telah berbentuk flok yang mengikat partikel koloid dalam air limbah sehingga membentuk flok yang lebih besar agar mudah diendapkan dan disaring. 2. Bak Sedimentasi I Clarifier I Aliran limbah dari bak ekualisasi yang telah netral masuk ke dalam bak sedimentasi I dengan sistem outlet pipa pada kanal I dibuat memanjang dengan lubang-lubang sepanjang pipa. Flok- flok yang terbentuk akan segera berkaitan dan berkembang membentuk flok yang lebih besar menuju ke kanal II. Pada kanal II dipasang lamela yang berfungsi untuk menghalangi flok-flok yang terbentuk supaya tidak naik ke atas. Flok-flok yang berat akan turun pada pengumpul sludge yang dibuang secara berkala. Pada bak sedimentasi ini diharapkan partikel mengendap dengan kecepatan yang sama. Aliran yang ada di daerah ini dibuat horisoztal bergerak dengan kecepatan aliran yang sama dan konstan pada setiap titik, sehingga memungkinkan partikel bergerak secara horizontal dengan arah kebawah sebagai akibat adanya gaya gravitasi. commit to user 3. Gravity Sand Filter I Air yang telah dijernihkan terpisah dari flok-floknya dikumpulkan secara serempak naik ke permukaan melewati Gravity Sand Filter I untuk proses penyaringan. Kecepatan penyaringan didalam saringan pasir I adalah 0,2-0,5 m 3 jam. Diameter efektif antara 0,15 - 0,35 mm. Kecepatan penyaringan sangat kecil sehingga periode pembersihan saringan dapat berlamgsung dalam waktu minggu atau bulan. Pembersihan saringan dapat dilakukan dengan cara mengeruk lapisan atas yang telah kotor dan menggantikanya dengan lapisan pasir yang baru. 4. Aeration Tank Merupakan air hasil Gravity Sand Filter I yang umumnya sudah jernih. Air yang telah disaring yang mengandung BOD dan COD. Air limbah sebagai makanan dan oksigen sebagai energi dan respiration dengan penghembusan udara ke blower. Penambahan oksigen adalah salah satu usaha dari pengembalian zat pencemar tersebut, sehingga konsentrasi zat pencemar akan berkurang atau bahkan dapat dihilangkan sama sekali. Suplai udara didistribusikan lewat aerator sparotor yang tersebar merata, akibat adanya pengadukan. Maka air limbah akan mengadakan kontak langsung dengan udara diperlukan untuk menguraikan 1 kg BOD atau 0,7-0,9kg oksigen jam untuk dimasukkan dalam lumpur aktif. 5. Bak Sedimentasi II Clafier II Air limbah yang bercampur lumpur aktif bakteri, kotoranendapan dan bakteri yang mengikat endapan dari aeration tank secara gravitasi akan masuk ke dalam clafier II untuk diproses untuk terjadi pemisahan antara endapan dengan commit to user air jernihnya. Pengendapan disini dengan gaya flok sendiri gravitasi. Lumpur aktif yang mengendap didasar tangki akan dimasukkan dalam kolam aerasi sebagai makanan bagi mikroba. 6. Gravity Sand Filter II Air yang sudah terpisah dari lumpur aktifnya dengan sendirinya akan naik ke permukaan melewati kanal kecil dan secara gravitasi akan masuk ke dalam Gravity Sand Filter II untuk proses penyaringan. Air yang telah jernih akan keluar dan menuju ke kolam indikator kehidupan. Kecepatan penyaringan dari saringan pasir ini adalah 5,7 m 3 m 2 jam. Dengan indikator efektif media pasirnya adalah 0,6- 1,0 mm dari bak pengendap mengalir ke filter. 7. Kolam Indikator Kehidupan Air jernih yang telah memenuhi syarat baku mutu air limbah dari Gravity Sand Filter II akan masuk ke dalam kolam indikator kehidupan. Dalam kolam ini terdapat tanaman enceng gondok dan juga terdapat ikan mas, ikan nila sebagai indikator yang menunjukkan bahwa air limbah tersebut sudah layak untuk dibuang ke lingkungan badan penerimaan sungai. commit to user Proses pengolahan limbah cair di PT. Sido Muncul dapat dilihat dalam Diagram Proses Sanitasi Limbah Cair Gambar 4.14 Diagram Proses Sanitasi Limbah Cair Sumber: PT.Sido Muncul Pencucian bahan baku Pembersihan peralatan Pembersihan lantai pabrik Air limbah Bak ekualisasi Bak sedimentasi I Gravity sand filter I Aeration tank Bak sedimentasi II Gravity sand filter II Kolam indikator kehidupan Air bersih pH = 7 Alumunium, Polimer, dan Soda Kaustik NaOH 2 commit to user b. Pengolahan Limbah Padat Limbah padat yang dihasilkan oleh PT.Sido Muncul ada dua macam yaitu limbah padat organik dan limbah padat anorganik. Masing-masing limbah ini diolah dengan cara sebagaimana tersebut di bawah ini:

6. Limbah Organik