Tahap Dan Proses yang Dikerjakan

commit to user

2. Cara Sistem Pengadaan Bahan Baku

Terdapat kurang lebih 150 jenis bahan baku yang digunakan oleh PT. Sido Muncul dalam proses produksinya. Bagian bahan yang diambil meliputi akar, rimpang, daun, bunga, buah dan biji. Kesemua bahan baku tersebut diperoleh dengan cara menanam dan mengembangkan tanaman yang berkhasiat sebagai bahan obat dengan menanamnya sendiri di perkebunan dan kerjasama dengan para petani dalam bentuk kemitraan. Selain itu, PT.Sido Muncul memperoleh bahan baku dengan cara mengimpor bahan jamu yang tidak diperoleh di Indonesia. Disamping itu, sebagian besar bahan baku yang digunakan dalam pembuatan jamu berasal dari daerah Tawangmangu - Jawa Tengah. Hal ini disebabkan karena kualitas dan kuantitas produk bahan baku dari daerah tersebut sangat baik dan sesuai dengan standar kualitas mutu di PT.Sido Muncul.

E. PROSES PENGOLAHAN

1. Tahap Dan Proses yang Dikerjakan

a. Proses Pembuatan Jamu

Secara umum proses produksi yang dilakukan oleh PT.Sido Muncul melalui beberapa tahap yang mengikuti prinsip FIFO First In First Out . Setiap langkah produksi yang dilakukan oleh PT.Sido Muncul mengikuti standar CPOB Cara Pembuatan Obat yang Baik. Adapun proses produksi jamu di PT.Sido Muncul adalah sebagai berikut: a. Tahap persiapan bahan baku Bahan baku yang diperoleh dari suplier disortir terlebih dahulu untuk dipilah-pilah sesuai dengan jenisnya, hal ini dikarenakan bahan baku pembuatan jamu mayoritas pada umumnya bentuk dan warna kulitnya hampir sama. Selain itu hal tersebut juga bertujuan untuk memilah-milah bahan yang dipakai atau layak dipakai b. Tahap pencucian bahan Bahan baku yang sudah dipilah-pilah, maka untuk selanjutnya akan dicuci hingga bersih. commit to user c. Tahap pengovenan Setelah bahan baku dicuci bersih, maka bahan tersebut segera dioven untuk mengurangi kadar air yang terkandung didalam bahan. Sehingga diharapkan bahan tersebut mempunyai daya tahan yang panjang. Setelah proses pengovenan selesai maka sebagian bahan yang dihasilkan dari proses pengovenan akan disimpan didalam gudang bahan baku, sedangkan sebagian lagi dapat segera diproses. d. Tahap penggilingan I Setelah bahan dioven, maka bahan tersebut akan menjadi kering sebab kandungan air yang terkandung didalam bahan sudah berkurang, sehingga sifat bahan menjadi kering dan mudah untuk digiling. e. Tahap penggilingan II Pada tahap penggilingan II ini, bahan yang digunakan dalam pembuatan obat cair dan serbuk dibedakan. Untuk memproduksi jamu serbuk, maka setelah bahan di giling pada tahap I maka bahan tersebut akan diperhalus lagi melalui tahap ke-II. f. Tahap pengayakan Proses pengayakkan ini hanya digunakan untuk memproduksi jamu serbuk saja. Setelah bahan digiling, maka bahan akan diayak dengan ayakan yang berukuran 30 mesh. g. Tahap pembuatan jamu Ada beberapa cara pembuatan jamu di PT. Sido Muncul, tergantung dari jenis bahan baku yang digunakan dan jenis fisik jamu yang akan dibuat. Bentuk proses pembuatan jamu antara lain sebagai berikut: 1. Proses pembuatan jamu serbuk 2. Proses pembuatan jamu cair 3. Proses pembuatan jamu dari daun dan akar-akaran 4. Proses pembuatan jamu instan dari empon-empon commit to user 5. Proses pembuatan jamu pil 6. Proses pembuatan jamu kapsul 7. Proses Pembuatan jamu tablet Proses pembuatan jamu di PT.Sido Muncul ini terkenal dengan sebutan CPOB Cara Pembuatan Obat yang Baik. h. Tahap pengemasan Tahap Jamu yang sudah dibut kemudian di kemas kedalam pengemas yang sudah tersedia. Biasanya pengemasan jamu ini memiliki ruang tersendiri, sebab jamu merupakan produk yang rentan terhadap kontaminasi. i. Tahap pengepakan Setelah produk jamu dikemas, maka produk tersebut dimasukkan ke dalam kardus yang disesuaikan sesuai jenis produk jamunya. Kemudian kardus ditutup rapat dan diberi kode dan dicantumkan tanggal kadaluwarsa. Untuk selanjutnya produk jamu tersebut disimpan di dalam gudang penyimpanan produk.

b. Proses Pembuatan Minyak Atsiri

Selain memproduksi jamu cair dan jamu serbuk, PT.Sido Muncul juga memproduksi minyak atsiri yang memanfaatkan ampas sisa produksi ekstraksi yang menggunakan prinsip penyulingan dengan uap. 1. Bagian-bagian Unit Pembuatan Minyak Atsiri Beberapa mesin yang digunakan dalam penyulingan minyak atsiri, antara lain : · 1 buah ketel uap Kapasitasnya: 729 L, biasanya hanya diisi 300 L air dengan tekanan 0-6 bar, suhu 103 C · 2 buah ketel bahan, kapasitas 1200 kg pada suhu 90 C commit to user · 1 buah kondensor udara berbentuk seperti shell dan tube · 1 buah kondensor air berbentuk spiral coil Suhu air pendingin masuk 28 – 29 C. Suhu air pendingin keluar 32 – 33 C · 1 separator oil-water · 1 tangki penampung minyak atsiri · 1 tangki penampung kondensat · 1 tangki penampung kondensat 2. Daur Proses Bahan baku yang digunakan berasal dari ampas sisa ekstraksi pembuatan jamu Tolak Angin , dengan jumlah bahan baku optimal 120kg per satu kali proses. Waktu pengoperasian 10 – 12 jam, tergantung dari pengadaan ampas sisa ekstraksi, apabila ampas sisa ekstraksi banyak maka waktu penyulingan antara 10 – 12 jam, sedangkan bila ampas sisa ekstraksi sedikit maka waktu penyulingan diperlama hingga ±20jam. Dahulu bahan bakar ketel uap adalah minyak tanah dengan jumlah kebutuhan total 60 L hari yang disesuaikan dengan pengaturan pengapian pada blower dan tekanan pada tangki bahan bakar. Tetapi seiring perkembangan teknologi, bahan bakar ketel uap tidak lagi menggunakan minyak tanah melainkan menggunakan uap panas secara otomatis. Hasil minyak atsiri yang diperoleh tergantung dari jenis bahan baku dan randemen yang digunakan, biasanya minyak atsiri yang dihasilkan sebanyak ± 800 ml. commit to user 3. Uraian Proses Air dimasukkan kedalam ketel uap dan dipanaskan, sementara itu bahan dan air secukupnya dimasukan ke dalam ketel bahan. Setelah ±1,5 jam uap mulai dialirkan dan proses ekstraksi dapat berlangsung. Karena adanya panas dari uap air tersebut, maka minyak atsiri yang terkandung dalam bahan menguap bersama dengan uap air. Campuran uap air dan minyak dialirkan melalui kondensator udara yang berbentuk shell dan tube, dilanjutkan dengan kondensor air berbentuk spiral hingga terbentuk cairan campuran air dan minyak yang ditampung dalam separator oil-water. Karena berat jenis minyak lebih ringan dari pada air, maka akan terbentuk dua lapisan. Dimana lapisan tersebut di bagian bawah berupa air sedangkan bagian atasnya berupa minyak atsiri. Selanjutnya air dan minyak atsiri tersebut dipisahkan dengan cara, membuka keran bagian bawah sehingga air akan keluar dan yang tertinggal hanyalah minyak atsiri. Penyulingan minyak atsiri di PT.Sido Muncul sendiri berlangsung secara bergantian dan setiap bahan mempunyai wadah ketel bahan sendiri untuk penyulingannya. Sebab apabila penyulingan dilaksanakan secara bersama-sama dengan bermacam- macam bahan, maka hasil penyulingannya pun akan bercampur. Maka dari itu PT.Sido Muncul mempunyai alat destilasi sebanyak 7 buah dengan masing-masing alatnya mempunyai 2 buah ketel bahan yang bekerja secara bergantian. Dalam sekali penyulingan, hanya terdapat satu jenis bahan yang didestilasi, misalnya dalam satu ketel bahan yang diproses adalah ampas jahe. Maka yang terdapat dalam ketel bahan tersebut hanyalah ampas jahe. Pada umumnya dalam satu kali penyulingan, ketel bahan mampu menampung 120 kg bahan dan hasil minyak atsirinya ±800 ml bahan yang didestilasi. Sehingga dalam waktu 1 bulan, minyak commit to user atsiri yang diperoleh ±8 L bulan untuk setiap bahan yang didestilasi. Dari semua bahan yang didestilasi, kebanyakkan ampas sisa produk Tolak Angin -lah yang paling banyak diambil minyak atsirinya. Ampas sisa proses produksi lainnya yang sering didestilasi antara lain yaitu ampas jahe, ampas kunyit, ampas daun sirih, ampas daun adas dan beberapa jenis simplisia lainnya. commit to user

2. Diagram Alir Proses