Uji Asumsi Klasik Uji Hipotesis .1 Uji Signifikan Simultan Uji-F

3.10.2 Analisis Statistik Inferensial

Analisis statistik inferensial adalah jenis analisis yang mengharuskan adanya pengujian hipotesis yang bertujuan untuk melihat apakah ukuran statistik yang digunakan dapat ditarik menjadi kesimpulan yang lebih luas dalam populasinya. Metode yang digunakan dalam statistik ini adalah analisis regresi linier berganda. Analisis regresi berganda digunakan untuk menganalisis seberapa besar hubungan dan pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat. Analisis regresi linier berganda dalam penelitian ini menggunakan bantuan program SPSS Versi 21.00. Adapun bentuk umum persamaan regresi yang digunakan menurut Sugiyono 2008:211, adalah sebagai berikut : Y = a + b 1 X 1 + b 2 X 2 + b 3 X 3 + b 4 X 4 + e Keterangan: Y = Kinerja Karyawan a = Konstanta b 1 , 2, 3,4 = Koefisien Regresi X 1 = Seleksi X 2 = Pelatihan X 3 = Pengembangan Karir X 4 = Kompensasi e = Kesalahan Penduga Standart Error

3.11 Uji Asumsi Klasik

Universitas Sumatera Utara Untuk mengetahui apakah model regresi benar-benar menunjukkan hubungan yang signifikan dan representatif, maka model tersebut harus memenuhi asumsi klasik regresi. Uji asumsi klasik yang dilakukan adalah uji normalitas, multikolinearitas, autokorelasi, dan heteroskedastisitas.

3.11.1 Uji Normalitas

Uji Normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam sebuah model regresi, variabel pengganggu atau residual mempunyai distribusi normal atau tidak Ghozali, 2005:110. Jika terdapat normalitas, maka residual akan terdistribusi secara normal dan independen. Model yang paling baik adalah distribusi data normal atau mendekati normal. Uji ini dilakukan melalui Kolmogorov Smirnov.

3.11.2 Uji Multikolinieritas

Uji ini bertujuan untuk menguji apakah dalam model sebuah regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas independen Ghozali, 2005:91. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi antar variabel independen. Untuk melihat ada atau tidaknya multikoliniaritas dalam model regresi dilihat dari tolerance dan nilai Variance Inflation Factor VIF. Batasan yang umum dipakai untuk menunjukkan adanya multikolinearitas adalah nilai tolerance 0,10 dan nilai VIF 10. Apabila nilai tolerance 0,10 atau VIF 10, maka dapat disimpulkan tidak terjadi multikolinearitas.

3.11.3 Uji Heteroskedastisitas

Universitas Sumatera Utara Uji ini bertujuan untuk menguji apakah dalam sebuah model regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual suatu pengamatan ke pengamatan yang lain Ghozali, 2005:105. Jika varians dari residual suatu pengamatan kepengamatan yang lain tetap, maka disebut heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah yang homoskedastisitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas. Pengujian masalah heterokedastisitas dalam model regresi dilakukan dengan menggunakan uji statistic berupa Uji Glejser. 3.12 Uji Hipotesis 3.12.1 Uji Signifikan Simultan Uji-F Pengujian ini dilakukan untuk melihat apakah semua variabel bebas yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara simultan serempak terhadap variabel terikat. Bentuk pengujiannya adalah sebagai berikut: a Ho: b1, b2 = 0, artinya secara serempak tidak terdapat pengaruh yang positif dan signifikan dari variabel bebas terhadap variabel terikat. b Ha: b1, b2 ≠ 0, artinya secara serempak terdapat pengaruh yang positif dan signifikan dari variabel bebas terhadap variabel terikat. Kriteria pengambilan keputusan adalah sebagai berikut : 1 Jika F hitung F tabel pada α = 5 , maka Ho diterima dan Ha ditolak. 2 Jika F hitung F tabel pada α = 5 , maka Ho ditolak dan Ha diterima. Universitas Sumatera Utara

3.12.2 Uji Signifikan Parsial Uji-t

Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui signifikansi pengaruh variabel bebas secara individual parsial terhadap variabel terikat. Bentuk pengujiannya adalah sebagai berikut : a Ho: b 1 , b 2 ,b 3 ,b 4 = 0, artinya secara parsial tidak terdapat pengaruh yang positif dan signifikan dari variabel bebas terhadap variabel terikat. b Ha: b 1 , b 2 ,b 3 ,b 4 ≠ 0, artinya secara parsial terdapat pengaruh yang positif dan signifikan dari variabel bebas terhadap variabel terikat. Kriteria pengambilan keputusan adalah sebagai berikut: 1 Jika t hitung t tabel pada α = 5 , maka Ho diterima dan Ha ditolak. 2 Jika t hitung t tabel pada α = 5 , maka Ho ditolak dan Ha diterima.

3.12.3 Uji Koefisien Determinasi Uji-R

2 Koefisien Determinasi R 2 digunakan untuk mengukur seberapa besar kontribusi variabel bebas terhadap variabel terikat. Koefisien determinan R 2 ini berkisar antara nol sampai dengan satu 0 ≤R≤1. Jika koefisien determinasi R 2 semakin besar mendekati satu, maka dapat dikatakan bahwa pengaruh variabel bebas X adalah besar terhadap variabel terikat Y. Hal ini berarti model yang digunakan semakin kuat untuk menerangkan pengaruh variabel bebas yang diteliti terhadap variabel terikat. Sebaliknya, jika R 2 semakin kecil mendekati nol, maka dapat dikatakan bahwa pengaruh variabel bebas X adalah kecil terhadap variabel terikat Y. Hal ini berarti model yang digunakan tidak kuat untuk menerangkan pengaruh variabel bebas yang diteliti terhadap variabel terikat. Universitas Sumatera Utara BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Perusahaan 4.1.1 Sejarah Ringkas Perusahaan