Harga Urea Harga SP-36 Harga Gabah

Nilai R 2 sebesar 90,90 persen menunjukkan nilai koefisien determinasi yang berarti bahwa variabel-variabel bebas yang digunakan dalam model dapat menerangkan keragaman permintaan pupuk Urea sebesar 90,90 persen. Sisanya yaitu 9,1 persen dijelaskan oleh variabel-variabel lain yang tidak terdapat dalam model. Nilai P-value pada uji F sebesar 0,000 lebih kecil dari taraf nyata yang dikehendaki yaitu 0,05 sehingga model yang dihasilkan cukup baik. Ini menunjukkan bahwa secara keseluruhan peubah-peubah bebas dalam model secara signifikan berpengaruh terhadap permintaan pupuk Urea. Untuk mengetahui apakah secara statistik peubah-peubah bebas yang terpilih berpengaruh nyata atau tidak secara individu terhadap peubah tak bebas maka dilihat dari nilai P-value pada uji t. Dari hasil analisis data Tabel 5, variabel yang berpengaruh nyata terhadap permintaan pupuk Urea adalah harga Urea, harga SP-36, harga gabah dan produksi padi, sedangkan variabel sisanya yaitu luas lahan tidak berpengaruh secara uji statistik, karena nilai P-valuenya melebihi taraf nyata yang digunakan.

1. Harga Urea

Nilai koefisien regresi variabel tingkat harga Urea memiliki nilai negatif sebesar -0,0873. Artinya, setiap kenaikan harga pupuk Urea sebesar satu persen akan mengurangi jumlah permintaan pupuk Urea sebesar 0,0873 persen, ceteris paribus. Berdasarkan uji t yang ditunjukkan oleh P-valuenya sebesar 0,0873, variabel harga urea berpengaruh nyata terhadap permintaan pupuk Urea karena lebih kecil dari taraf nyata 10 persen. Hasil uji ini telah sesuai dengan teori dimana permintaan suatu produk berbanding terbalik dengan harga barang itu sendiri. Apabila harga mengalami kenaikan, maka permintaan akan mengalami penurunan. Perubahan harga suatu barang akan mengakibatkan perubahan terhadap tingkat permintaan barang tersebut. Harga Urea yang meningkat mengakibatkan menurunnya permintaan terhadap pupuk Urea itu sendiri.

2. Harga SP-36

Nilai koefisien regresi variabel tingkat harga SP-36 bernilai negatif sebesar -0,1023. Artinya, jika terjadi kenaikan harga SP-36 sebesar satu persen maka akan menyebabkan penurunan Pupuk Urea sebesar 0,1023 persen, ceteris paribus. Pada selang kepercayaan 90 persen, variabel tingkat harga pupuk SP-36 berpengaruh nyata terhadap tingkat permintaan pupuk Urea. Ini ditunjukkan oleh nilai P-value nya sebesar 0,0134 pada uji t yang lebih besar dari taraf nyata 10 persen. Harga SP-36 juga mempunyai pengaruh yang nyata terhadap permintaan pupuk Urea, dimana kedua jenis pupuk ini merupakan jenis pupuk yang bersifat saling melengkapi barang komplementer, dapat dilihat dari koefisien yang bertanda negatif. Yakni apabila terjadi kenaikan harga pupuk SP-36 dan menyebabkan penurunan permintaan pupuk SP-36 itu sendiri dan akan berpengaruh kepada tingkat permintaan pupuk Urea.

3. Harga Gabah

Nilai koefisien regresi variabel harga gabah menunjukkan nilai sebesar 0,1815. Artinya, jika terjadi kenaikan harga gabah sebesar satu persen maka akan meningkatkan permintaan pupuk Urea sebesar 0,1815 persen, ceteri paribus. Pada taraf nyata 10 persen variabel harga gabah ini berpengaruh nyata terhadap perubahan tingkat permintaan pupuk Urea. Dimana gabah merupakan hasil dari suatu usahatani yang menggunakan pupuk. Kenaikan harga pupuk yang diimbangi dengan kenaikan harga gabah yang sesuai akan mempengaruhi petani dalam membeli pupuk. Ini disebabkan oleh pertimbangan harga input dan harga output, dimana dalam hal ini pupuk merupakan salah satu input dan gabah merupakana output nya

4. Luas Lahan