Harga Gabah Luas Lahan Harga pupuk Urea

perekonomian Negara. Sifat inelastis ini menandakan bahwa kenaikan harga pupuk Urea tidak menyebabkan petani mengurangi permintaan terhadap pupuk Urea, sehingga petani harus menanggung biaya produksi yang lebih besar.

b. Harga pupuk SP-36

Variabel harga pupuk SP-36 menununjukkan nilai elastisitas sebesar 0,1023. Nilai koefisien yang bernilai negatif menandakan bahwa kedua jenis pupuk ini merupakan pupuk kompelemen. Keadaan ini sesuai dengan penggunaan pupuk Urea dan SP-36 dimana pupuk SP-36 merupakan pupuk yang digunakan sebagai pupuk pelengkap dalam penggunaan pupuk Urea pada pertanian, pupuk Urea digunakan untuk menunjang pertumbuhan daun dan SP-36 untuk pertumbuhan akar tanaman. Apabila terjadi kenaikan harga pupuk Urea sebesar satu persen maka permintaan pupuk SP-36 juga akan mengalami penurunan sebesar 0,1023 persen. Keadaan ini diawali dengan penurunan permintaan pupuk Urea, apabila permintaan terhadap pupuk Urea menurun maka pengunaan pupuk SP-36 juga akan menurun karena disesuaikan dengan penggunaan pupuk Urea yang mengalami penurunan.

c. Harga Gabah

Variabel harga gabah mempunyai nilai elastisitas sebesar 0,1815, ini menunjukkan bahwa permintaan pupuk Urea bersifat inelastis terhadap harga gabah. Perubahan harga gabah akan meyebabkan terjadi perubahan terhadap permintaan pupuk Urea. Apabila harga gabah mengalami kenaikan sebesar satu persen, maka akan mengakibatkan terjadinya peningkatan permintaan terhadap pupuk Urea sebesar 0,1815 persen. Hal ini menunjukkan bahwa harga gabah yang menarik akan merangsang petani untuk menggunakan pupuk Urea sesuai dengan aturan penggunaan yang proporsional untuk mendapatkan hasil panen yang maksimal. Sehingga permintaan pupuk akan mengalami kenaikan karena ketertarikan petani untuk meningkatkan produktivitas hasil pertaniannya, dimana harga jual produk hasil pertaniannya berada pada tingkat harga yang menarik .

d. Luas Lahan

Pada model permintaan Urea varibel luas lahan menunjukkan nilai elastisitas sebesar 1,9956. Nilai ini menunjukkan bahwa permintaan pupuk Urea bersifat inelastis terhadap perubahan luas lahan. Hal ini menunjukkan bahwa apabila luas lahan meningkat sebesar 1 persen, maka permintaan pupuk Urea akan mengalami penurunan sebesar 1,9956 persen. Interpretasi nilai elastisitas ini tidak sesuai dengan keadaan yang sebenarnya, dimana apabila luas lahan mengalami kenaikan maka seharusnya kebutuhan akan pupuk juga akan meningkat. Secara uji statistik juga diperkuat oleh nilai P-value yang tidak signifikan. Jadi, interpretasi elastisitas permintaan pupuk Urea terhadap variabel luas lahan bisa diabaikan. Keadaan ini bisa disebabkan karena bentuk data yang merupakan data permintaan pupuk secara umum sedangkan data luas lahan yang digunakan adalah luas lahan panen padi. Pada tahun tertentu permintaan pupuk secara umum meningkat, sedangkan pada data luas lahan panen padi tidak terjadi peningkatan atau sebaliknya

e. Produksi Padi

Pada model permintaan pupuk Urea variabel produksi padi memiliki nilai elastisitas sebesar 3,0080. Ini menunjukkan bahwa permintaan Urea bersifat elastis terhadap perubahan produksi padi. Artinya, apabila terjadi kenaikan jumlah produksi sebesar 1 persen, maka permintaan pupuk Urea akan meningkat sebesar 3,0080 persen. Kenaikan produksi sebagai output dari hasil pertanian menyebabkan permintaan akan pupuk Urea juga mengalami peningkatan. Dimana pupuk sebagai salah satu faktor produksi yang diketahui dapat meningkatkan produktivitas hasil pertanian.

6.3.2 Elastisitas Permintaan Pupuk SP-36 di Indonesia

Dalam model permintaan pupuk SP-36 faktor-faktor yang mempengaruhi permintaannya adalah harga pupuk Urea, harga pupuk SP-36, harga gabah, luas lahan dan jumlah produksi padi.

a. Harga pupuk Urea

Variabel harga pupuk Urea menunjukkan nilai elastisitas sebesar negatif 0,32014. Nilai elastitas yang bernilai negatif ini menunjukkan hubungan antara kedua jenis pupuk dimana kedua jenis pupuk merupakan pupuk yang saling melengkapi barang kompelenter. Kesimpulan ini sesuai dengan keadaan sebenarnya, dimana pupuk SP-36 digunakan oleh petani sebagai pelengkap dalam penggunaan pupuk Ure, dimana pupuk Urea digunakan sebagai pupuk daun sedangkan SP-36 merupakan pupuk akar. Apabila terjadi kenaikan harga pupuk Urea maka akan terjadi penurunan permintaan pupuk Urea itu sendiri, sehingga permintaan terhadap pupuk SP-36 juga akan mengalami penurunan, karena penggunaan kedua jenis pupuk ini harus sebanding sesuai dengan aturan penggunaan yang sudah diketahui oleh petani.

b. Harga pupuk SP-36