V GAMBARAN UMUM PERMINTAAN PUPUK UREA DAN SP-36 DI INDONESIA
Negara Indonesia dikenal dengan sebutan negara agraris, hal ini ditunjukkan dengan luas lahan yang digunakan untuk sektor pertaniannya. Sektor
pertanian Indonesia terus berkembang seiring dengan laju pertumbuhan penduduk di Indonesia. Dengan jumlah penduduk yang lebih dari 200 juta jiwa, pertanian
merupakan sektor yang diharapkan bisa dijadikan tulang punggung untuk menopang perekonomian dan menjaga stabilitas ketahanan pangan di Indonesia.
Pertumbuhan sektor pertanian Indonesia terutama tanaman pangan tidak selalu berjalan dengan baik. Banyak permasalahan yang perlu mendapatkan perhatian
dari pemerintah untuk lebih mengembangkan kemampuan sektor pertanian Indonesia terutama tanaman pangan untuk mampu menciptakan ketahanan pangan
yang lebih baik.
5.1 Perkembangan Permintaan Pupuk Urea dan SP-36 di Indonesia
Pupuk merupakan salah satu faktor produksi yang penting dalam usahatani, terutama dalam meningkatkan produksi tanaman pangan. Dalam tujuan
untuk meningkatkan produktivitas hasil pertanian terutama tanaman pangan, pupuk memegang peran yang sangat penting. Seperti terlihat pada Gambar 4
perkembangan permintaan pupuk Urea dan SP-36 selama 30 tahun terakhir cenderung meningkat. Perkembangan permintaan pupuk Urea dan SP-36 yang
cenderung meningkat ini bisa menggambarkan kesadaran petani akan pentingnya penggunaan pupuk untuk meningkatkan produktivitas hasil pertaniannya.
Dalam usaha meningkatkan produktivitas sektor pertanian perlu didukung adanya kemudahan dalam memperoleh sarana-sarana produksi yang diharapkan
dapat meningkatkan produktivitas hasil pertanian secara signifikan.
3500000 4000000
4500000 5000000
n
Gambar 4. Perkembangan Permintaan Pupuk Urea dan SP-36
Dari Gambar 4 dapat diketahui tingkat permintan tertinggi terhadap pupuk Urea terjadi pada tahun 2003 dengan jumlah 4.369.953 ton, sedangkan tingkat
permintaan terkecil terhadap pupuk Urea terdapat pada tahun 1976 sebesar 348.554 ton. Sedangkan permintaan tertinggi untuk pupuk SP-36 terjadi pada
tahun 1988, dan tingkat permintaan pupuk SP-36 terkecil terjadi pada tahun 1976. Perkembangan permintaan terhadap pupuk Urea selama 30 tahun terakhir terlihat
memiliki kecenderungan yang selalu meningkat, meskipun pada tahun tertentu terlihat adanya penurunan permintaan, akan tetapi secara umum permintaan
terhadap pupuk Urea selalu meningkat. Sedangkan pada permintaan pupuk SP-36 terlihat bergejolak, dimana pada tahun-tahun tertentu terjadi kenaikan dan ada
kalanya menurun dan bahkan cenderung tetap.
5.2 Perkembangan Harga Urea dan SP-36 di Indonesia
Pupuk Urea dan SP-36 merupakan pupuk yang paling banyak digunakan dalam sektor pertanian, terutama tanaman pangan. Kebutuhan akan pupuk Urea
dan SP-36 di Indonesia yang selalu berkembang juga diikuti oleh perkembangan harga yang cenderung selalu meningkat, seperti terlihat pada Gambar 5.
1000000 1500000
2000000 2500000
3000000 3500000
H a
rga pupuk
Series2 Series1
Gambar 5. Perkembangan Harga Nominal Pupuk Urea dan SP-36
Kecenderungan harga yang selalu meningkat ini dipengaruhi oleh keadaan perekonomian Indonesia yang masih belum stabil. Pada Gambar 5 terlihat
perkembangan harga pupuk Urea dan SP-36 selama 30 tahun. Harga Urea tertinggi terjadi pada tahun 2003 yaitu dengan harga Rp 1.275,- per kilogram nya,
sedangkan harga terkecil terjadi pada tahun 1979 hingga 1982. Untuk harga SP-36 tertinggi terjadi pada tahun 2003 sebesar Rp 1.820,- per kilogram, dan harga
terendah terjadi pada tahun 1976. Keberadaan pemerintah sebagai pembuat kebijakan dalam hal ini harga
pupuk akan membantu memudahkan petani dalam memperoleh pupuk sehingga dapat meningkatkan produktivitas hasil usahataninya. Adanya kebijakan subsidi
pupuk selama ini merupakan langkah yang diharapkan dapat memudahkan petani memperoleh pupuk. Kebijakan pemerintah dalam menetapkan harga pupuk telah
mengalami perkembangan, kebijakan penetapan harga eceran tertinggi HET oleh pemerintah belum bisa dikatakan dapat membantu kestabilan harga di tingkat
petani. Dari beberapa daerah diketahui sering terjadi penjualan harga pupuk melebihi harga eceran tertinggi HET yang telah ditetapkan oleh pemerintah.
Seperti terlihat pada Gambar 5, pada beberapa tahun terakhir diketahui terjadi penurunan harga pupuk, sedangkan pada kenyataannya harga pupuk tersebut
berbeda-beda untuk tiap daerah.
5.3 Perkembangan Harga Gabah di Indonesia