Manfaat Teoritis Manfaat Praktis

14 14 berkaitan dengan kodrat manusia sebagai makhluk sosial yang tidak dapat hidup tanpa adanya orang lain. Slavin 1994 dalam Rifa’i dan Anni 2011: 82, menyatakan bahwa belajar merupakan perubahan individu yang disebabkan oleh pengalaman. Slameto 2010: 2 mengungkapkan bahwa belajar merupakan suatu proses usaha seseorang untuk mendapatkan perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan sebagai hasil pengalaman atas interaksinya dengan lingkungan sekitar. Jadi, perubahan yang didapat dalam belajar terjadi secara sadar. Perubahan sebagai hasil belajar tidak bersifat sementara. Hal ini dikarenakan perubahan tersebut berasal dari pengalaman langsung seseorang. Pengalaman langsung lebih bermakna dibandingkan dengan pengalaman yang berasal dari orang lain. Berdasarkan pengertian belajar di atas, dapat disimpulkan bahwa belajar merupakan proses usaha seseorang yang berlangsung secara sadar dalam berinteraksi dengan lingkungan sehingga menimbulkan perubahan tingkah laku. Interaksi sebagai sarana memperoleh pengalaman dan perubahan tingkah laku menyebabkan proses belajar terjadi sepanjang waktu. Hal ini dikarenakan manusia berinteraksi dengan lingkungan setiap saat. Perubahan tingkah laku dalam proses belajar merupakan perubahan yang positif. Belajar bukanlah suatu hal yang berdiri sendiri, namun belajar merupakan kumpulan beberapa unsur yang saling berkaitan. Oleh karena itu, belajar disebut sebagai suatu sistem. Gagne 1977 dalam Rifa’i dan Anni 2011: 84 menyatakan bahwa unsur-unsur pembentuk proses belajar terdiri dari siswa, rangsangan stimulus, memori, dan respon. Siswa merupakan subjek dan objek belajar yang 15 dalam proses tersebut menerima stimulus melalui penginderaannya. Rangsangan yang diterima oleh siswa kemudian disimpan di dalam memori. Memori berisi pengetahuan, keterampilan, serta sikap yang merupakan hasil kegiatan belajar sebelumnya. Rangsangan yang masuk ke dalam memori tersebut selanjutnya menimbulkan respon. Respon yang muncul dapat diamati, berupa perubahan tingkah laku. Respon yang dihasilkan oleh orang yang satu dengan yang lain dalam belajar tentunya tidak sama. Demikian pula yang terjadi dalam pembelajaran di kelas. Ada siswa yang dengan mudah merespon rangsangan dari guru dengan tepat, namun ada pula yang cepat merespon tetapi salah. Ada pula siswa yang lamban dalam merespon rangsangan guru. Hal ini dikarenakan adanya faktor- faktor yang mempengaruhi proses belajar. Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu faktor internal dan faktor eksternal Slameto 2010: 54. Faktor internal berasal dari diri siswa itu sendiri. Faktor internal mencakup kondisi fisik, kondisi psikologis, dan kondisi sosial. Kondisi fisik misalnya kesehatan dan cacat tubuh. Kondisi psikologis misalnya, kemampuan intelektual, emosi, bakat, minat, kematangan, dan kesiapan. Kondisi sosial misalnya, kemampuan siswa dalam bersosialisasi dengan pihak lain. Faktor eksternal terdiri dari keluarga, sekolah, dan lingkungan masyarakat. Wirowidjojo 1995 dalam Slameto 2010: 61 menjelaskan bahwa keluarga merupakan tempat pendidikan yang pertama dan utama. Cara orang tua mendidik anak, hubungan antar anggota keluarga, suasana rumah tangga, dan keadaan ekonomi keluarga merupakan hal yang sangat berpengaruh terhadap aktivitas dan 16 hasil belajar siswa. Faktor sekolah yang mempengaruhi belajar siswa meliputi metode mengajar, kurikulum, hubungan guru dengan siswa, hubungan siswa dengan siswa, kedisiplinan sekolah, pelajaran dan waktu sekolah, standar pelajaran, keadaan gedung, dan metode belajar. Masyarakat merupakan faktor eksternal yang juga berpengaruh terhadap proses belajar siswa. Masyarakat berpengaruh terhadap proses belajar karena siswa berada dalam lingkungan masyarakat. Untuk dapat menghadapi faktor-faktor kegagalan belajar tersebut, guru harus melaksanakan pembelajaran sesuai dengan prinsip belajar. Slameto 2010: 27 menyatakan bahwa, belajar harus sesuai dengan prinsip-prinsip belajar. Prinsip-prinsip belajar tersebut yaitu: 1 Prasyarat yang diperlukan untuk belajar; 2 Hakikat belajar; 3 Materi yang harus dipelajari; dan 4 Syarat hasil belajar. Prinsip prasyarat yang diperlukan untuk belajar, menuntut proses belajar yang dapat memberikan kesempatan bagi siswa untuk berinteraksi dengan lingkungan dan mengembangkan diri secara optimal. Prinsip sesuai hakikat belajar, memberikan pedoman bahwa belajar merupakan proses yang berkesinambungan sehingga perlu dilakukan tahap demi tahap. Prinsip sesuai materi yang harus dipelajari, menyatakan bahwa dalam belajar, materi harus diberikan dengan cara-cara yang mudah dipahami siswa dan memiliki tujuan. Prinsip syarat keberhasilan belajar, memberikan pemahaman bahwa belajar memerlukan sarana dan prasarana yang mendukung. Untuk mencapai hasil belajar yang diinginkan, perlu adanya pengulangan berkali-kali sehingga pemahaman terhadap apa yang dipelajari menjadi lebih dalam.