1
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Salah satu tujuan kegiatan pembelajaran adalah untuk mencapai hasil belajar yang telah ditetapkan. Hasil belajar dijadikan sebagai salah satu
indikator keberhasilan proses pembelajaran yang telah dilaksanakan, melalui hasil belajar dapat diketahui sejauh mana keberhasilan dari proses
pembelajaran, sehingga dapat menjadi acuan atau tolok ukur untuk proses pembelajaran selanjutnya.
Proses pembelajaran dikatakan berhasil apabila hasil belajar sudah sesuai dengan tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan. Pencapaian hasil belajar
yang maksimal perlu diupayakan dengan berbagai cara, diantaranya dengan penerapan model pembelajaran. Model pembelajaran merupakan salah satu
unsur dalam proses pembelajaran. Suprijono 2009: 46 dan 78, menjelaskan bahwa ”melalui model pembelajaran guru dapat membantu siswa mendapatkan
informasi, ide, keterampilan, cara berpikir, dan mengekspresikan ide”. ”Pondasi utama pembelajaran yang baik adalah konstruktivisme. Bertitik tolak pada
proposisi konstruktivisme dikembangkan berbagai model pembelajaran yaitu model pembelajaran langsung, pembelajaran kooperatif dan pembelajaran
berbasis masalah. Aplikasi model pembelajaran berhubungan erat dengan
pendekatan pembelajaran. Pendekatan yang cocok untuk pembelajaran berbasis konstruktivisme adalah kontekstual”.
Bandono 2008 mengungkapkan: “Pembelajaran Kontekstual atau Contextual Teaching and Learning
CTL merupakan proses pembelajaran yang holistik dan bertujuan membantu siswa untuk memahami makna materi ajar dengan
mengaitkannya terhadap konteks kehidupan mereka sehari-hari konteks pribadi,
sosial dan
kultural, sehingga
siswa memiliki
pengetahuanketerampilan yang
dinamis dan
fleksibel untuk
mengkonstruksi sendiri secara aktif pemahamannya”. Penerapan pendekatan ini dalam pembelajaran diharapkan mampu
mengatasi masalah yang sering ditemui dalam pembelajaran dengan menggunakan pendekatan tradisional konvensional, sehingga akan tercipta
suatu pembelajaran yang efektif yang mampu meningkatkan minat serta pemahaman siswa terhadap pembelajaran. Kenyataan yang ada tidak sesuai
harapan, guru tetap bertahan pada tradisi lama. Guru memberi tugas kepada siswa setelah masuk kelas untuk mencatat materi yang akan disampaikan oleh
guru, setelah itu guru memberikan sedikit ceramah tentang materi pelajaran. Berdasarkan observasi awal di SMK PGRI 1 Mejobo Kudus diketahui
guru mata pelajaran Mengaplikasikan Keterampilan Dasar Komunikasi telah mengelola proses pembelajaran di kelas secara maksimal dengan
mengkolaborasikan metode ceramah dengan sedikit metode tanya jawab. Guru berusaha menjaga interaksi dengan siswa dengan harapan siswa mengikuti
pembelajaran dengan baik. Guru menggunakan media yang ada untuk menyampaikan materi pelajaran, salah satunya dengan papan tulis.
Siswa juga terlihat berusaha mengikuti proses pembelajaran dengan baik yaitu dengan cara memperhatikan penjelasan yang disampaikan oleh guru
namun, ada beberapa siswa yang memang kurang memperhatikan penjelasan dari guru hal ini mungkin dikarenakan siswa jenuh dengan proses pembelajaran
atau dimungkinkan memang siswa kurang memahami tentang apa yang disampaikan oleh guru. Hal tersebut juga tidak terlepas dari input siswa di SMK
PGRI 1 Mejobo Kudus. Sistem penerimaan siswa baru di SMK PGRI 1 Mejobo Kudus belum begitu ketat. Hal ini ditunjukkan dengan syarat penerimaan siswa
yang hanya menggunakan surat keterangan lulus dari sekolah asal dan proses penyeleksian siswa baru yang hanya melalui tes tertulis saja, sehingga dalam
proses pembagian jurusan belum diseleksi dengan maksimal. Hasil belajar untuk mata pelajaran belum sesuai dengan yang diharapkan.
Masih banyak siswa yang belum memenuhi KKM yang diterapkan di sekolah. Berikut hasil nilai ulangan harian mata pelajaran Mengaplikasikan
Keterampilan Dasar Komunikasi pada siswa kelas X Jurusan Administrasi Perkantoran di SMK PGRI 1 Mejobo Kudus.
Tabel 1.1 Data Observasi Hasil Belajar Siswa Kelas
Jumlah Kriteria
Tuntas Tidak tuntas
Jumlah Jumlah
X AP 1 42
25 59,52
17 40,48
X AP 2 43
27 62,79
16 37,21
Sumber: Daftar nilai ulangan harian kelas X Program Keahlian Administrasi Perkantoran SMK PGRI 1 Mejobo Kudus tahun ajaran 20122013.
Tabel di atas menunjukkan bahwa siswa kelas X Jurusan Administrasi Perkantoran SMK PGRI 1 Mejobo Kudus mempunyai dua kelas yaitu X AP 1
dan X AP 2. Perinciannya adalah 1 kelas X AP 1 sejumlah 42 siswa dengan jumlah kriteria tuntas 25 siswa sebesar 59,52 dan jumlah kriteria tidak
tuntas 17 siswa sebesar 40,48, dan 2 kelas X AP 2 sejumlah 43 siswa dengan jumlah kriteria tuntas 27 siswa sebesar 62,79 dan jumlah kriteria
tidak tuntas 16 siswa sebesar 37,21. Berdasarkan permasalahan di atas perlu dilakukan penelitian dengan
judul: “Penerapan Pendekatan Contextual Teaching And Learning CTL Untuk
Meningkatkan Hasil Belajar Mata Pelajaran Mengaplikasikan Keterampilan Dasar Komunikasi Siswa Kelas X AP 1 SMK PGRI 1 Mejobo Kudus Tahun
Ajaran 20122013 ”.
1.2 Rumusan Masalah