dimiliki oleh main dealer dan menjalankan fungsi service parts logistic, yaitu fungsi inventory, warehousing, dan supply operation ke dealer-dealer. Ada 9
sub depo milik main dealer yang dilayani oleh TAM, yaitu depo Medan Auto 2000, depo Pekanbaru Agung Auto Mall, depo Bandung Auto 2000, depo
Semarang New Ratna Motor, depo Surabaya Auto 2000, depo Balikpapan Auto 2000, depo Makasar Hadji Kalla, depo Manado Hasjrat Abadi, dan
depo Jayapura Hasjrat Abadi. Selanjutnya main dealer disebut sebagai mata rantai 3.
4. Sub-DealerBranchVSP dan Part Shop
Sub-Dealer, cabang dealer, bengkel, dan toko suku cadang melakukan pemesanan suku cadang asli Toyota pada main dealer dan berperan
memasarkan dan melayani end-user secara langsung. Perbandingan persentase saham penjualan antara bengkel dan toko di seluruh Indonesia
adalah 46 dan 54. Selanjutnya sub-dealer, cabang dealer, bengkel, dan toko suku cadang disebut sebagai mata rantai 4.
5. End-User
End-user merupakan mata rantai terakhir dalam jaringan bisnis PT TAM. End-user adalah pemilik mobil Toyota yang menggunakan suku cadang asli
Toyota. End-user bisa mendapatkan suku cadang asli Toyota pada sub-dealer dan parts shop yang tersebar di seluruh Indonesia. Selanjutnya end-user
disebut sebagai mata rantai 5.
4.4. Analisis Model SCOR
Menurut Bolstorff dan Rosenbaum 2003, model SCOR meliputi tiga level proses. Ketiga level tersebut dapat dilihat pada Gambar 8.
Gambar 8. SCOR framework
Analisis model SCOR dibahas pada setiap mata rantai pasok bisnis suku cadang PT TAM. Namun, pembahasan model SCOR yang lebih kritis ditekankan pada
arus supply mata rantai 2 ke mata rantai 3 PT TAM kepada main dealer Toyota. Pada penelitian ini, model SCOR digunakan untuk mengukur kinerja dan
mendefinisikan aliran kerja dan informasi pada TAM-SPLD dalam menyampaikan suku cadang asli Toyota lihat Gambar 9.
MATA RANTAI 5
TMCTMAPLocal Supplier TMMIN
TAM
Sub Dealer BranchVSP
Main Dealer
Partshops
End-User Sub-Depot
Astra International Auto 2000
New Ratna Motor Agung Automall
Hadji Kalla Hasjrat Abadi
MATA RANTAI 4 MATA RANTAI 1
MATA RANTAI 2
MATA RANTAI 3
Supply Order
Gambar 9. Pola mata rantai kritikal