Pengembalian Return Analisis Model SCOR

Metrik kinerja SCOR Level 1 Dalam rantai pasok suku cadang PT TAM, yang akan diukur dengan metrik kinerja level 1 adalah kinerja penyampaian TAM-SPLD dalam menyampaikan suku cadang asli Toyota kepada main dealer Toyota. Hasil pengukurannya akan dijadikan sebagai Key Performance Indicator KPI dalam menyampaikan suku cadang bagi PT. TAM. Kinerja perusahaan dalam hal menyampaikan suku cadang yang dipesan oleh pelanggan merupakan tolok ukur yang dilihat dari aspek kepentingan pelanggan. Pada aspek ini, variabel yang diukur adalah delivery reliability, responsiveness dan flexibility. Data yang dipakai oleh penulis dalam perhitungan kinerja metrik level 1 model SCOR ini adalah data order tipe 1, 2, dan 3 untuk DKI Jakarta dan order tipe 1 dan 3 untuk delapan sub depo luar DKI dan data pengiriman suku cadang asli Toyota selama tiga bulan berturut-turut yaitu dari bulan Juli sampai dengan bulan September 2007. Analisa metrik kinerja level 1 model SCOR pada TAM-SPLD adalah sebagai berikut.

a. Reliability

Variabel delivery reliability parameternya adalah delivery performance dan perfect order fulfillment. i Kinerja Penyampaian Delivery Performance Delivery performance TAM-SPLD dalam memenuhi pesanan sesuai dengan spesifikasi yang dipesan oleh pelanggan dan tepat waktu on time pada tanggal perjanjian atau tanggal yang telah disepakati bersama dengan pelanggan adalah sangat tinggi. Berikut adalah perhitungan delivery performance selama tiga bulan Tabel 6 . Tabel 6. Perhitungan delivery performance pada PT. TAM Delivery Performance Order Type Juli Agustus September Jakarta Type 1 99,89 98,92 100,00 Jakarta Type 2 99,28 99,89 100,00 Jakarta Type 3 100,00 98,04 100,00 Luar Jakarta Type 1 98,89 91,85 91,86 Tabel 6 di atas menunjukkan kinerja penyampaian TAM-SPLD dalam menyampaikan pesanan dengan tepat waktu sangat baik. Pencapaian ini berkaitan dengan konsep yang digunakan bagian Supply Operation dalam proses pengiriman suku cadang ke pelanggan dengan waktu yang sudah ditentukan dan bertahap dengan metode pull system sistem tarik, dimana yang menjadi patokan untuk menarik semua proses ada di proses pengiriman. Semua proses issuing picking-checking-packing di gudang harus selesai sebelum waktu pengiriman yang sudah ditentukan. Selain itu, delivery performance yang baik ini juga tercapai karena adanya kinerja yang baik pada bagian Shipping dalam menentukan metode pengiriman, berkaitan dengan jenis transportasi dan pemilihan ekspedisi. Bagian Shipping perlu menjalin hubungan berjangka panjang yang baik dengan pihak ekspedisi. ii Pemenuhan Pesanan dengan Sempurna Perfect Order Fulfillment Perfect order fulfillment mengukur persentase dari pesanan yang terpenuhiterlayani sesuai spesifikasi yang dipesan dengan tepat waktu dan pada tanggal yang diminta pelanggan serta tidak ada perbedaan cocok antara pesanan pembelian, faktur, dan tanda terima. Hasil perhitungan untuk metrik perfect order fulfillment adalah sama dengan hasil dari perhitungan metrik delivery performance. Dengan implementasi sistem barcode dalam konsep sistem ordering dan invoicing, kesalahan pengiriman parts dapat dikurangi karena invoice transaksi order parts dari dealer ke TAM-SPLD hanya berisi item-item parts yang sudah pasti dikirim ke dealer konsep Clean Invoice.

b. Responsiveness

Variabel responsiveness diukur dengan menghitung Order Fulfillment Lead Time Jangka Waktu Pemenuhan Pesanan yang mengukur banyaknya hari yang diperlukan untuk memenuhi pesanan, mulai dari tanda terima pesanan sampai dengan penyerahan pada pelanggan. Lead Time TAM-SPLD dalam melayani pelanggan terdiri dari dua bagian, yaitu lead time pemrosesan order dan lead time pengiriman. Lead time pemrosesan order, yaitu waktu yang diperlukan TAM-SPLD mulai dari saat order diterima oleh bagian order processing sampai kepada order selesai diproses dan siap untuk dikirim. Lead time pemrosesan order sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan yaitu untuk order tipe 1 dan 2 untuk semua tujuan Jakarta dan luar Jakarta, bila pemesanan dilakukan pagi hari maka pengiriman dilakukan pada hari yang sama N sehingga lead time pemrosesan order adalah nol hari dan bila pemesanan dilakukan sore hari maka pengiriman akan dilakukan esok hari N+1 sehingga lead time pemrosesan order adalah satu hari. Sedangkan lead time pemrosesan order tipe 3 untuk Jakarta dan luar Jakarta adalah satu hari karena order diproses pada siang hari. Lead time pengiriman adalah waktu yang diperlukan untuk mengirimkan barang kepada pelanggan, yaitu setelah pemrosesan order selesai hingga barang sampai di tempat pelanggan. Lead time pengiriman tergantung kepada tujuan dan tipe ordernya. Lead time pengiriman tujuan Jakarta adalah satu hari, baik untuk order tipe 1, 2, dan 3. Lead time pengiriman tujuan luar Jakarta sebagai berikut Tabel 7. Tabel 7. Target lead time pengiriman tujuan luar Jakarta Target Waktu hari Tujuan Medan Bandung Surabaya Semarang Pekanbaru Makasar Medan Jayapura Time Delivery 6 1 2 2 5 12 15 24 Lead time pengiriman ini sangat tergantung kepada media pengiriman pihak ekspedisi sehingga perusahaan harus selektif dalam memilih pihak ekspedisi dan perlu melakukan penilaian kinerja penyampaian pihak ekspedisi. Hubungan dan komunikasi yang baik antara bagian Shipping dengan pihak ekspedisi juga sangat diperlukan. Order Fulfillment Lead Time adalah penjumlahan lead time pemrosesan order dan lead time pengiriman. Dengan demikian, target order fulfillment lead time tujuan Jakarta adalah satu hari. Sedangkan target order fulfillment lead time tujuan Luar Jakarta adalah sebagai berikut Tabel 8. Tabel 8. Target order fulfillment lead time tujuan luar Jakarta Waktu hari Tujuan Medan Bandung Surabaya Semarang Pekanbaru Makasar Medan Jayapura Lead Time 7 2 3 2 6 13 16 25 Sumber: Departemen Supply Operation, SPLD-TAM, 2007 Dari hasil pengolahan data order tipe 1, 2 dan 3 tujuan Jakarta serta tipe 3 tujuan luar Jakarta dan waktu pengirimannya, order fulfillment lead time yang dicapai TAM-SPLD adalah seperti pada Tabel 9. Tabel 9. Perhitungan order fulfillment lead time TAM-SPLD Lead time hari Tujuan Target Lead Time hari Juli Agustus September Jakarta 1 1 1 1 Medan 7 7 6 7 Bandung 2 1 1 1 Surabaya 3 3 3 3 Semarang 2 2 2 2 Pekanbaru 6 7 6 6 Makasar 13 10 10 12 Manado 16 15 15 16 Jayapura 25 25 25 28 Sumber: Departemen Supply Operation, SPLD-TAM, 2007 Data pada tabel tersebut menunjukkan bahwa lead time hampir semua tujuan telah mencapai target kecuali untuk tujuan depo Jayapura pada bulan September. Tidak tercapainya target lead time tersebut disebabkan oleh faktor jadwal pelayaran kapal yang tidak pasti karena cuaca yang buruk pada kurun bulan itu. Hal ini menandakan bahwa pemilihan ekspedisi dan cara pengiriman yang dilakukan oleh bagian Shipping sudah tepat sehingga pengiriman suku cadang dapat sampai ke gudang pelanggan sesuai lead time pengiriman yang tergantung pada tipe order dan tempat tujuan. Hal ini didukung dengan komunikasi dan hubungan kerjasama yang baik dengan pihak ekspedisi. Selain itu lead time pemrosesan order yang mencakup area kerja bagian supply operation dan gudang juga dapat dipersingkat dengan implementasi sistem barcode sehingga menghilangkan pengerjaan dan pengecekan secara manual yang menyita banyak waktu.

c. Flexibility

Variabel flexibility diukur dengan menghitung Supply Chain Response Time Waktu Merespon Rantai Pasok yang mengukur banyaknya hari yang digunakan suatu rantai pasok dalam bereaksi terhadap perubahan jumlah