Pemrakarsa dan Penyelenggara Konferensi Asia Afrika

141 Ilmu Pengetahuan Sosial

b. Pendiri Gerakan Non-Blok

Organisasi Gerakan Non-Blok muncul di tengah persaingan dua kekuatan besar dunia, yaitu Blok Barat dan Blok Timur. Persaingan kedua blok terjadi pada masa Perang Dingin. Agar negara-negara berkembang tidak terkena pengaruh Blok Barat maupun Blok Timur, didirikan organisasi Gerakan Non- Blok. Negara-negara anggota Gerakan Non-Blok adalah negara-negara yang tidak memihak pada Blok Barat maupun Blok Timur. Gerakan Non-Blok GNB didorong oleh semangat Dasasila Bandung. Gerakan ini diprakarsai oleh Ir. Soekarno Indonesia, Joseph Bros Tito Yugoslavia, Gamal Abdul Nasser Mesir, Pandit Jawaharlal Nehru India, dan Kwame Nkrumah Ghana. Organisasi yang didirikan pada tanggal 1 September 1961 ini PHQ\HOHQJJDUDNDQ .RQIHUHQVL 7LQJNDW 7LQJJL , .77 , GL HRJUDG Yugoslavia pada tanggal 1–6 September 1961. Sebagai salah satu pendiri Gerakan Non-Blok, Indonesia memiliki peran yang besar dalam organisasi ini. Indonesia pernah menjadi Ketua Gerakan Non-Blok pada tahun 1992–1995. Saat menjadi Ketua Gerakan Non-Blok, Indonesia banyak memberikan sumbangan nyata bagi perdamaian dunia, VDODK VDWXQ\D DGDODK SHQ\HOHVDLQ NRQÀLN RVQLD +HU]HJRYLQD ,QGRQHVLD juga pernah menjadi tuan rumah penyelenggara KTT X GNB di Jakarta yang dihadiri oleh 106 negara. dan tidak melakukan tekanan terhadap negara lain. 7. Tidak melakukan tindakan-tindakan atau ancaman agresi ataupun penggunaan kekuasaan terhadap integritas teritorial atau kemerdekaan politik suatu negara. 8. Menyelesaikan segala perselisihan internasional dengan jalan damai, seperti perundingan, persetujuan, arbitrase atau penyelesaian hukum, ataupun lain-lain cara damai menurut pilihan pihak-pihak yang bersangkutan yang sesuai dengan Piagam PBB. 9. Memajukan kepentingan bersama dan kerja sama. 10. Menghormati hukum dan kewajiban-kewajiban internasional. 142 SMPMTs Kelas IX

c. Pendiri ASEAN

Pada tanggal 5–8 Agustus 1967, lima menteri luar negeri negara-negara di kawasan Asia Tenggara menyelenggarakan pertemuan di Bangkok, Thailand. Mereka adalah Adam Malik Indonesia, S. Rajaratnam Singapura, Narcisco Ramos Filipina, Tun Abdul Rajak Malaysia, Thanat Khoman Thailand. Dalam pertemuan ini, mereka menyepakati Deklarasi Bangkok yang salah satu isinya adalah membentuk sebuah organisasi kerja sama regional, yaitu ASEAN. Ikut sertanya Indonesia dalam penandatanganan Deklarasi Bangkok menjadikan Indonesia sebagai salah satu negara pendiri ASEAN. Sebagai pendiri ASEAN, Indonesia memiliki peran yang cukup besar dalam ASEAN, khususnya dalam bidang politik. Peran tersebut terlihat pada EHEHUDSDIDNWDEHULNXWLQL 1. Mengirim pasukan perdamaiann PBB yang dikenal dengan Pasukan DUXGD ,9 GDQ 9 XQWXN PHQ\HOHVDLNDQ NRQÀLN SHUDQJ VDXGDUD GL Vietnam pada tahun 1973 dan 1974. 2. 0HPIDVLOLWDVL XVDKD SHUGDPDLDQ DQWDUD SHPHULQWDK LOLSLQD GDQ gerakan pembebasan Muslim Moro. Beberapa pertemuan antara keduanya berlangsung pada tahun 1974. Pemerintah Indonesia menginginkan agar pemerintah Filipina dapat menjamin kebebasan beragama, terutama bagi umat muslim dan dapat hidup berdampingan secara damai di Filipina. 3. Sebagai penyelenggara .RQIHUHQVL Tingkat Tinggi ASEAN I di Denpasar, Bali pada tanggal 23-24 Februari 1976. KTT tersebut menghasilkan Deklarasi Kesepakatan ASEAN. 4. ,QGRQHVLD DNWLI EHUSHUDQ GDODP PHQGDPDLNDQ SLKDNSLKDN \DQJ EHUWLNDLGL.DPERMDGHQJDQPHQJXVXONDQVHEXDKSHUWHPXDQLQIRUPDO di Jakarta atau Jakarta Informal Meeting pada tahun 1988. Pertemuan LQLNHPXGLDQPHPEXNDMDODQXQWXNPHPDVXNLNRQIHUHQVLSHUGDPDLDQ di Paris pada tahun 1989. Pada tahun 1992, Indonesia kembali mengirimkan pasukan penjaga perdamaian di Kamboja. 5. Indonesia merupakan penggagas Komunitas Keamanan ASEAN. Komunitas Keamanan ASEAN meliputi kerja sama pertahanan, kejahatan lintas negara, terorisme, separatisme, dan sebagainya. 6. Indonesia ikut mendorong negara-negara ASEAN agar lebih demokratis GDQ PHQJKDUJDL +0 ,QGRQHVLD JLJLK PHQGRURQJ 0\DQPDU DJDU OHELKGHPRNUDWLVGDQPHQJKDUJDL+0UDN\DWQ\D