28 Wilayah selatan berbatasan langsung dengan garis pantai samudera
Indonesia yang membentang di 6 kecamatan dengan panjang garis pantai mencapai 91 km. Kabupaten Ciamis memiliki wilayah laut seluas 67.340 ha BPS
Kabupaten Ciamis 2009
.
Berdasarkan letak geografisnya, Kabupaten Ciamis berada pada posisi strategis yang dilalui jalan Nasional lintas Jawa Barat-Jawa Tengah dan jalan
Provinsi lintas Ciamis-Cirebon-Jawa Tengah. Dalam konteks pengembangan wilayah Provinsi Jawa Barat, Kabupaten Ciamis mempunyai 2 dua Kawasan
Andalan yaitu Kawasan Andalan Priangan Timur dengan arahan pengembangan untuk kegiatan pertanian, kehutanan, perikanan, kelautan, dan pariwisata serta
Kawasan Andalan Pangandaran dengan kegiatan unggulan pengembangan kepariwisataan dan bisnis kelautan Pemkab Ciamis 2009.
Daerah pantai selatan termasuk pantai wilayah Kabupaten Ciamis merupakan bagian dari wilayah rawan gempa dan tsunami karena berada di
pertemuan lempeng oseanik Indo-Australia dan lempeng benua Eurasia. Penelitian geologi juga mengungkapkan bahwa sebelum tsunami tahun 2006 lalu,
pada tahun 1921 telah terjadi tsunami di Pangandaran Yulianto et al. 2008. Pemerintah Kabupaten Ciamis telah menetapkan kawasan rawan bencana
yang merupakan kawasan yang perlu mendapat perhatian khusus. Kawasan rawan bencana longsor tersebar di Kecamatan Panawangan, Kawali, Cikoneng, Rajadesa,
Jatinagara, Rancah dan Tambaksari; kawasan rawan bencana banjir di Kecamatan Pamarican, Banjarsari, Padaherang, Kalipucang, Lakbok dan Pangandaran;
kawasan rawan kekeringan di Kecamatan Langkaplancar dan Cigugur; serta kawasan rawan bencana gempa bumitsunami di Kecamatan Cimerak, Cijulang,
Parigi, Sidamulih, Pangandaran dan Kalipucang.
4.2. Tsunami dan dampak yang ditimbulkan di pantai Ciamis
Tingkat kerusakan akibat tsunami dicatat dalam titik-titik lokasi pengamatan yang merupakan titik lokasi pengamatan lapangan tak lama setelah tsunami
terjadi. Data terkait tsunami yang diambil adalah lokasi pengamatan, jarak genangan inundation dan tinggi gelombang run up tsunami dari BMKG
Pribadi et al 2006. Data kerusakan merupakan catatan kerusakan fisik pada titik pengamatan WFP dan LAPAN 2006. Gambar 7 menunjukkan bekas kerusakan
29 akibat tsunami di Kabupaten Ciamis. Gambar 7 a menunjukkan sisa bangunan
akibat tsunami di pantai desa Babakan dan Gambar 7 b menunjukkan sisa bangunan di wilayah pantai Pangandaran.
a b
Gambar 7. Kerusakan fisik akibat tsunami di wilayah Pantai Kabupaten Ciamis Jarak genangan terjauh terjadi di Kecamatan Cimerak yaitu sejauh 1000 m
Gambar 8. Lokasi ini merupakan wilayah pesawahan. Cimerak adalah lokasi yang terdekat pertama dari epicenter sebelum Pangandaran tanpa terhalang oleh
lekukan teluk pulau Pribadi et al. 2006. Pangandaran Barat yang berada di lekukan tanjung mengalami jarak genangan 500 m, sedangkan bagian timur
karena terhalang tanjung air tsunami masuk sekitar 50 m saja.
Gambar 8. Jarak genangan pantai Ciamis saat tsunami tahun 2006
30 Gambar 9. Tinggi gelombang tsunami pantai Ciamis tahun 2006
Gambar 10. Jumlah korban jiwa dan kerusakan bangunan akibat tsunami di pantai Kabupaten Ciamis per kecamatan berdasarkan tabel data dari
WFP dan LAPAN 2006; modifikasi Tinggi gelombang maksimum tsunami terjadi di daerah sekitar
Pangandaran, yaitu di Pangandaran Barat setinggi 7 m Gambar 9. Hal ini karena lokasi dekat dengan pusat gempa 255 km barat daya Pangandaran Di pantai
Batuhiu Kecamatan Parigi terjadi run up setinggi 5,5 m sedangkan kecamatan
31 lainnya mengalami run up dibawahnya Pribadi et al 2006. Kedua lokasi tidak
memiliki penghalang vegetasi sehingga air dengan mudah masuk ke daratan. Gambar 10 menunjukkan jumlah korban jiwa dan kerusakan akibat tsunami.
Terdapat dua kecamatan yang mengalami dampak paling parah yaitu Kecamatan Pangandaran dan Kecamatan Cimerak yang dikenal sebagai tempat pariwisata.
Selain kerusakan rumah, kerusakan juga terjadi pada hotel, restoran, warung dan perahu nelayan serta aset untuk bekerja lainnya mengalami kerusakan. Terdapat
paling tidak sekitar 15.000-20.000 penduduk yang mata pencahariannya terkena dampak langsung WFP dan LAPAN 2006.
Tabel 4. Korban jiwa dan kerusakan bangunan akibat tsunami di pantai Selatan Jawa Barat WFP dan LAPAN 2006; modifikasi
Kabupaten Kecamatan
Korban Rumah rusak
Meninggal Hilang
Luka parah
Luka ringan
Hancur total
Rusak Parah
Rusak ringan
Tasikmalaya Cikalong 48
7 19
19 66
37 15
Cipatujah 9
- 12
30 -
35 -
Sub Total Tasikmalaya 57
7 31
49 66
172 15
Ciamis Cimerak
97 8
87 59
417 79
38 Cijulang
20 -
13 -
46 43
43 Parigi
33 1
18 99
76 51
106 Sidamulih
55 -
14 37
149 15
10 Pangandaran
137 53
60 189
225 508
33 Kalipucang
22 10
43 67
- 116
16 Lainnya
6 -
- -
- -
- Sub total Ciamis
370 72
246 451
913 812
246 Total Propinsi Jawa Barat
427 79
277 500
979 984
261
Tabel 4 menunjukkan perbandingan kerusakan bangunan dan jumlah korban di wilayah pantai selatan Jawa Barat termasuk Kabupaten Ciamis. Kerusakan
rumah paling banyak tercatat di Kecamatan Cimerak yaitu lebih dari 400 rumah hancur total, sedangkan di Kecamatan Pangandaran tercatat lebih dari 200 rumah
hancur total. Korban jiwa tertinggi tercatat di wilayah Pangandaran yaitu 137 orang
meninggal, kemudian diikuti Kecamatan Cimerak tercatat 97 orang meninggal. Di kedua tempat tersebut juga banyak korban dengan luka parah dan ringan dan
hilang dalam peristiwa tsunami tahun 2006. Korban jiwa dan kerusakan fisik juga tercatat di wilayah Kabupaten Tasikmalaya yaitu khususnya di Kecamatan
Cikalong dan Cipatujah namun tidak separah yang terjadi Kabupaten Ciamis.
32 Dalam catatan World Food Program PBB dan LAPAN tahun 2006 diketahui
korban meninggal di wilayah Jawa Barat adalah 427 orang sedangkan yang hilang dan terluka 856 orang. Rumah yang hancur total lebih dari 900 rumah dan lebih
dari 1200 rumah mengalami kerusakan parah dan ringan.
4.3. Bentuk Pantai dan Penampakan Citra Satelit Wilayah Pantai Kabupaten Ciamis