19
3.3.2.1. Kelas Bentuk Pantai
Input yang dipakai adalah peta garis pantai selatan Jawa Barat. Garis pantai diperoleh berdasarkan penampakan garis pantai pada citra Landsat TM bulan
Oktober 2006. Pada pantai Kabupaten Ciamis terdapat bentuk pantai rata, lekuk, bentuk V atau tanjung dan bergerigi gergaji.
Bentuk pantai menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi besarnya kerusakan akibat tsunami Sutowijoyo 2005. Tinggi gelombang tsunami
mencapai maksimum pada pantai dengan morfologi landai dan berlekuk seperti teluk, muara sungai dan tanjung karena adanya proses refraksi dan difraksi
gelombang. Hal ini terlihat pada kasus tsunami di Teluk Lhoknga NAD 26 Desember 2004 dengan tinggi run up 31,5 m, Teluk Pancer Banyuwangi 2 Juni
1994 yang mencapai tinggi run up 14 m dan di Teluk Korim Biak 17 Pebruari 1996 dengan tinggi run up 12 m. Wilayah pesisir di Indonesia umumnya memiliki
teluk berbentuk V yang berasosiasi dengan tanjung dan muara sungai yang banyak dan berderet satu sama lain sehingga menyerupai gigi gergaji. Kondisi ini
menimbulkan gelombang tsunami di pantai semakin tinggi akibat adanya amplifikasi gelombang oleh teluk berbentuk V tersebut Diposaptono dan
Budiman 2008. Chandrasekar et al. 2006 membagi pantai kedalam beberapa zona berbeda berkaitan dengan fitur geomorfik pantai. Areal pantai dibagi
kedalam zona pantai terbuka, zona estuari dan zona dataran tinggi.
3.3.2.2. Kelas Jarak dari Garis Pantai
Input yang dipakai adalah peta garis pantai selatan Jawa Barat. Garis pantai diperoleh berdasarkan penampakan garis pantai pada citra Landsat TM bulan
Oktober 2006. Masing-masing garis pantai dibuat buffer dengan jarak per 100 m dari pantai
kemudian dilakukan pengkelasan berdasarkan kedekatan dari garis pantai. Prosesing data dilakukan dengan perangkat lunak ArcView.
3.3.2.3. Kelas Ketinggian Tempat
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Chandrasekar et al. 2006, daerah yang lebih tinggi mengalami jarak inundasi lebih pendek daripada daerah
20 yang lebih rendah. Pembuatan Digital Elevation Model DEM dan pengkelasan
dilakukan dengan perangkat lunak ArcView. Ketinggian wilayah dibagi kedalam kelas yang lebih rinci dengan interval
tinggi 2,5 m. Hal ini dilakukan untuk lebih memperdalam hubungan antara faktor ketinggian dengan kerawanan kerusakan akibat tsunami.
3.3.2.4. Kelas Kemiringan lereng