16 Beberapa peta bersumber dari citra Landsat yang beresolusi 30 m, yaitu peta
tutupan lahan dan peta kerapatan vegetasi. Garis pantai pada semua peta direvisi menggunakan garis pantai berdasarkan penampakan citra Landsat tahun 2006.
Kesepadanan skala peta dan spasial citra yang dikemukakan Tobler tahun 1987 menyatakan citra satelit dengan resolusi 30 m sepadan dengan skala peta 1 :
100.000. Skala peta dasar dan peta laporan 1:100.000 disebutkan sebagai skala tinjau dan memiliki kegunaan bagi perencanaan umum penggunaan lahan dan
penetapan areal yang akan disurvei lebih dalam Arsyad, 2010. Peta kerawanan kerusakan akibat tsunami dapat menjadi masukan awal bagi perencanaan tata
ruang pantai yang lebih detil. Kegiatan pengolahan data dan analisis menggunakan teknologi inderaja dan
sistem informasi geografi, yang diikuti dengan penulisan disertasi. Penentuan skor dan bobot dilakukan melalui analisis data.
3.3.1. Pengkajian Potensi Genangan Akibat Tsunami Secara Spasial
Wilayah studi difokuskan kepada wilayah desa pantai di enam kecamatan di Kabupaten Ciamis, dimana desa pantai merupakan desa dengan wilayah yang
memiliki batas dengan garis pantai. Dari enam kecamatan tersebut terdapat 19 desa. Batas luar kesembilan belas desa menjadi batas wilayah studi.
Berdasarkan analisis ketinggian dari data kontur wilayah pesisir yang dibangun melalui DEM, maka dapat dihitung dan dipetakan distribusi luas dan
tinggi genangan secara spasial dapat diperoleh Diposaptono dan Budiman 2008. Analisis kontur dilakukan untuk menghasilkan peta ketinggian. Pengkelasan
dilakukan dengan interval tinggi 2,5 m. Penelitian ini mengkaji 3 nilai tinggi gelombang tsunami yang mungkin terjadi yaitu 7,5 m, 15 m dan 30 m. Dari
ketiga nilai tinggi gelombang diketahui distribusi luas dan jarak genangan secara spasial, kemudian dicari hubungan antara jarak genangan dengan faktor biofisik
wilayah pantai Ciamis. Hubungan yang diketahui melalui analisis korelasi ini akan mendukung pemilihan faktor pembangun model kerawanan kerusakan akibat
tsunami. Potensi genangan tsunami dapat diperoleh menggunakan data historis
genangan dan run up tsunami yang pernah terjadi sebelumnya. Di Indonesia dokumentasi mengenai run up tsunami belum didata secara lengkap sehingga
17 sangat sulit membuat peta resiko tsunami berdasarkan data historis. Pendekatan
yang dapat dilakukan adalah dengan mengasumsikan gelombang tsunami yang mencapai pantai mempunyai ketinggian sama diukur dari permukaan laut
Diposaptono dan Budiman 2008. Dari masing-masing peta diketahui distribusi luas genangan dari garis pantai menuju daratan. Titik-titik contoh diambil pada
masing-masing peta dengan tinggi genangan berbeda. Masing-masing titik diukur jarak genangannya dari pantai. Tahapan yang dilakukan dapat dilihat pada
Gambar 3.
Gambar 3. Metode penentuan potensi kerawanan kerusakan secara spasial Peta ketinggian
Pemilihan areal dengan ketinggian berbeda
Ketinggian hingga 7,5 m
Ketinggian hingga 15 m
Ketinggian hingga 30 m
Mulai
Pemilihan areal yang berhubungan dengan garis pantai
Peta genangan hingga 7,5 m
Peta genangan hingga 15 m
Peta genangan hingga 30 m
Pengambilan titik contoh jarak genangan
Data jarak genangan dari masing- masing tinggi gelombang tsunami
Selesai
18
3.3.2. Faktor-faktor yang Berperan pada Tingkat Kerusakan Akibat Tsunami