Latar Belakang Spatial modelling of vulnerability of destruction by tsunami in the Ciamis Coast of West Java

1 I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Garis pantai Indonesia tercatat sepanjang 81.000 km. Zona pantai menjadi salah satu ekosistem penting terutama bagi masyarakat yang tinggal di wilayah tersebut Sukardjo 2002. Beberapa tahun terakhir kawasan pantai di Indonesia mengalami kerusakan akibat tsunami. Dalam kurun waktu 1992-2005 sebanyak 8 kali tsunami telah terjadi di Indonesia, yaitu di wilayah Flores Nusa Tenggara Timur 1992, Banyuwangi Jawa Timur 1994, Palu Sulawesi Tengah 1996, Pulau Biak Irian jaya 1996, Tabuna Malaibu Maluku 1998, Banggai Sulawesi Tengah 2000, Nanggroe Aceh Darussalam dan Sumatera Utara 2004 dan Pulau Nias Sumatera Utara 2005. Pada tanggal 17 Juli 2006 tsunami terjadi di pantai selatan Jawa Barat, Cilacap dan Yogyakarta Pribadi et al. 2006. Tsunami juga terjadi di Kepulauan Mentawai yaitu tanggal 25 Oktober 2010. Kawasan pesisir yang berpotensi terkena tsunami tersebar mulai dari pantai barat Sumatera, pantai selatan Pulau Jawa dan Bali, pantai utara dan selatan pulau-pulau Nusa Tenggara, Maluku, pantai utara Papua, serta hampir seluruh pantai timur dan barat Sulawesi bagian utara. Sekitar 18 kejadian tsunami melanda pantai barat Sumatera. Pantai selatan Jawa, Bali, pantai utara dan selatan Lombok, Sumbawa, serta Sumba pernah dihantam 11 kali tsunami. Selat Makasar pernah terkena tsunami 9 kali, sedangkan sebelah utara Papua pernah dihantam 3 kali tsunami Diposaptono 2007. Kejadian tsunami telah menyebabkan kerugian jiwa dan material yang sangat besar. Tsunami di Propinsi Nanggroe Aceh Darussalam dan Sumatera Utara pada tahun 2004 menelan korban jiwa lebih dari 200.000 orang Diposaptono dan Budiman 2006. Kejadian tsunami di sepanjang pantai selatan Jawa Barat, Cilacap dan Yogyakarta menelan korban jiwa lebih dari 378 orang meninggal dan kerusakan material yang diperkirakan lebih dari 70 milyar rupiah Pribadi et al. 2006. Tsunami di Indonesia sebagian besar disebabkan oleh gempa tektonik di sepanjang daerah subduksi Diposaptono dan Budiman 2006. Pantai selatan pulau Jawa merupakan salah satu kawasan yang rawan tsunami. Posisinya selaras 2 dengan lajur tumbukan subduksi antara lempeng Eurasia dan Indo-Australian yang berporos Barat-Timur yang terdapat di kedalaman laut Samudera Indonesia Kastanya, Susilawati dan Sitanala 2000. Gempa berkekuatan 9,0 R akan menghasilkan energi yang setara dengan lebih dari 100.000 kali kekuatan bom atom Hiroshima. Bentuk pantai, bentuk dasar laut wilayah pantai, sudut kedatangan gelombang, dan bentuk depan gelombang tsunami yang datang ke pantai akan sangat berpengaruh terhadap kerusakan yang ditimbulkan Sutowijoyo 2005. Tsunami merupakan gelombang laut dengan periode panjang yang ditimbulkan gangguan impulsif yang terjadi pada medium laut. Gangguan tersebut dapat berupa gempa bumi tektonik di laut, letusan gunung api, longsoran atau jatuhnya meteor di laut. Periode gelombang tsunami berkisar antara 10 dan 60 menit Diposaptono dan Budiman 2008. Indonesia telah mengalami banyak kejadian tsunami namun pengetahuan mengenai tsunami masih sangat minim khususnya bagi masyarakat yang berada di kawasan pantai yang berpotensi terjadinya tsunami. Kawasan pantai tersebut memerlukan perhatian khusus guna mengurangi dampak kerusakan yang dapat timbul. Masyarakat luas perlu mengetahui kawasan mana saja yang berpotensi tsunami dan rawan kerusakan akibat tsunami. Berbagai upaya dapat dilakukan untuk melindungi kawasan pantai dari terjangan tsunami. Upaya perlindungan dapat berupa pembangunan tembok laut, pemecah gelombang atau penanaman vegetasi pantai. Perencanaan dan pelaksanaan upaya tersebut disesuaikan dengan karakteristik biofisik pantai tersebut. Kajian faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat kerusakan akibat tsunami menjadi penting bagi upaya minimalisasi kerusakan yang mungkin timbul. Faktor-faktor tersebut akan menjadi dasar pemetaan tingkat kerawanan kerusakan di suatu wilayah. Perhatian serius perlu diberikan bagi terlaksananya upaya rehabilitasi dan pencegahan kerusakan akibat tsunami dengan melibatkan berbagai pihak. Setiap kebijakan yang diambil harus diputuskan dengan cermat yang didukung oleh data dan informasi yang akurat dan dapat dipercaya.

1.2. Rumusan Masalah