Metode Pembelajaran Diskusi Kelompok Kerjasama

Selain model pembelajaran Group Investigation yang memiliki beberapa keunggulan di atas, model pembelajaran tersebut juga memiliki beberapa kelemahan atau kekurangan. Hal ini perlu diketahui agar dalam penerapan model pembelajaran Group Investigation tidak mengalami hambatan yang berarti. Adapun kekurangan dari pembelajaran Group Investigation diantaranya yaitu sebagai berikut : 1 Pembelajaran dengan model kooperatif tipe Group Investigation hanya sesuai untuk diterapkan di kelas tinggi. Hal ini disebabkan karena tipe Group Investigation memerlukan tingkatan kognitif yang lebih tinggi. 2 Adanya pertentangan antar kelompok yang memiliki nilai yang lebih tinggi dengan kelompok yang memiliki nilai rendah. 3 Untuk menyelesaikan materi pelajaran dengan pembelajaran kooperatif akan memakan waktu yang lebih lama dibandingkan pembelajaran yang konvensional, bahkan dapat menyebabkan materi tidak dapat disesuaikan dengan kurikulum yang ada apabila guru belum berpengalaman. 4 Siswa yang belum terbiasa akan mengalami kesulitan.

2.1.5 Metode Pembelajaran Diskusi Kelompok

Sudjana 2014:79 menyatakan diskusi pada dasarnya ialah tukar menukar informasi, pendapat dan unsur-unsur pengalaman secara teratur dengan maksud untuk mendapatkan pengertian bersama yang lebih jelas dan lebih teliti tentang sesuatu, atau untuk mempersiapkan dan merampungkan keputusan bersama. Dengan sumbangan tiap orang, kelompok diharapkan akan maju dari satu pemikiran ke pemikiran yang lain untuk memperoleh kesimpulan. Menurut Sudjana 2014:80 beberapa hal yang harus diperhatikan dalam menggunakan metode diskusi adalah : 1 Persiapanperencanaan diskusi 2 Pelaksanaan diskusi 3 Tindak lanjut diskusi

2.1.6 Kerjasama

Kerjasama atau belajar bersama adalah proses beregu berkelompok dimana anggota-anggotanya saling mendukung dan saling mengandalkan untuk mencapai suatu hasil mufakat. Ruang kelas merupakan suatu tempat yang sangat baik untuk membangun kemampuan kerjasama kelompok yang nantinya dibutuhkan kemudian di dalam kehidupan. Menurut Arends 1997:135, pada dasarnya kerjasama membutuhkan keterampilan sosial dan keterampilan kelompok. Keterampilan sosial meliputi kemampuan berbagi, partisipasi dan komunikasi. Sedangkan keterampilan kelompok mempelajari tentang anggota kelompok yang satu dengan yang lain dan menghormati perbedaan. Keterampilan sosial melibatkan perilaku yang menunjukkan hubungan sosial dengan baik dan memungkinkan seseorang untuk bekerja secara efektif dengan orang lain. Keterampilan sosial diajarkan kepada anak-anak melalui orang yang berbeda seperti orang tua, tetangga dan guru. Anak-anak, orang muda dan orang dewasa juga tidak pernah mempelajari pentingnya keterampilan sosial untuk hidup dan bekerja secara efektif bersama-sama. Keterampilan menemukan kekurangan dan berbagai pengalaman, keikutsertaan, dan komunikasi penting bagi para siswa dengan bantuan guru. Dan penting pula bagi guru untuk menguasai keterampilan ini. Kemampuan berbagi di sini merupakan bentuk dari pembagian porsi kerja antara anggota kelompok yang satu dengan yang lain. Pada umumnya anggota kelompok kesulitan dalam membagi waktu dan materi, dari sini akan muncul sifat-sifat suka memerintah murid lain, terjadi pengelompokan tersendiri di dalam suatu kelompok dan pengerjaan tugas secara kelompok kecil. Sampai kadang anggota kelompok tidak sadar bahwa dominasi kepentingannya diatas kepentingan kelompok. Setiap anggota kelompok dituntut untuk suka berbagi. Terutama untuk informasi, pengetahuan dan pengalaman yang memiliki kaitan dengan pekerjaan dan kemajuan kelompok. Cara paling efektif dari berbagi informasi adalah melakukan komunikasi secara tatap muka. Dengan demikian kelompok harus mendorong komunikasi tatap muka sehingga penggunaan media tertulis hanya untuk pesan-pesan yang sederhana. Interaksi komunikasi secara tatap muka haruslah berkesinambungan. Jika tidak maka tidak akan ada kesatuan koordinasi dan kesepakatan dalam upaya yang mereka usahakan. Menurut penelitian Enis Nurnawati 2012 aspek kemampuan kerjasama siswa, salah satunya adalah keterampilan berkomunikasi. Kerjasama tidak akan berjalan dengan baik tanpa adanya komunikasi. Karena akan muncul kesalahpahaman antara anggota kelompok. Kita akan mendapatkan hasil yang maksimal jika antar anggota kelompok bisa berkomunikasi dengan baik tentang ide dan perasaan. Orang yang aktif akan disukai oleh kelompok. Sikap ini bisa terlihat dari gaya yang bersemangat dan menunjukkan keterlibatan tinggi dalam aktivitas yang dilakukan kelompok. Selalu berpartisipasi dalam segala upaya mencapai tujuan bersama, dari hal-hal sederhana hingga urusan yang menyangkut keputusan akhir dari kelompok. Orang yang aktif tidak suka menunggu atau berpangku tangan. Ketika terbiasa dengan aktivitas tersebut maka pikiran selalu dipenuhi inisiatif, bersemangat dan gagasan untuk mewujudkan kemajuan bersama. Jika setiap anggota kelompok mempunyai pengaruh atas pembuatan keputusan, maka akan lebih banyak sumbangan ide-ide kreatif. Partisipasi anggota kelompok terjadi ketika proses pembuatan keputusan ditentukan secara kolektif sehingga pandangan, pengalaman dan kemampuan semua orang dalam kelompok akan saling melengkapi. Djoko Apriono 2011 dalam laporan hasil penelitiannya menyebutkan suatu kerjasama dalam belajar kemungkinan besar tidak dapat berjalan optimal dan tujuan kelompok belajar tidak berjalan lancar tanpa didukung oleh adanya keterampilan kerjasama diantara semua anggota kelompok. Hal ini berarti, jika setiap anggota dalam kelompok memiliki keterampilan kerjasama yang baik, maka akan menciptakan kinerja yang baik yang mendorong para anggota kelompok mencapai tujuan belajar secara optimal. Adapun manfaat bekerjasama dalam kelompok menurut Ambarjaya 2008: 86-87 antara lain sebagai berikut : 1 Siswa belajar menerima perbedaan dalam kemampuan dan kecerdasan. Saat mengelompokkan siswa, ada kalanya kelompok tersebut terdiri atas siswa yang mempunyai gaya belajar dan kecerdasan yang berbeda-beda. Dengan demikian, kemampuan interpersonal siswa dapat terasah. 2 Melalui presentasi sederhana yang dilakukan oleh kelompok, siswa bisa berubah peran menjadi orang yang mengajarkan. 3 Menghargai keberagaman dan memerhatikan setiap sumbangan pemikiran dari anggota kelompok. 4 Saat bekerja dalam kelompok, siswa langsung dapat mendapat respon yang cepat atas apa yang menjadi pendapatnya.

2.1.7 Materi Ajar

Dokumen yang terkait

Penerapan pembelajaran kooperatif model group investigation untuk meningkatkan hasil belajar sosiologi SMA SIT Fajar Hidayah Kotawisata-Cibubur: penelitian tindakan di SMA Fajar Hidayah pada kelas X

0 6 75

Peningkatkan Kemampuan Penalaran Induktif Matematik Siswa Melalui Model Pembelajaran Kooperatif tipe Group Investigation

0 15 189

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Group Investigation (Gi) Untuk Meningkatkan Motivasi Belajar Matematika Siswa Kelas V Sdit Bina Insani ( Penelitian Tindakan Kelas Pada Siswa Sdit Bina Insani Kelas V Semester Ii Serang-Banten )

0 3 184

Peningkatan kemampuan berpikir kritis matematis melalui model pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation siswa kelas IV SD Negeri Sukamaju 3 Depok

0 6 189

IMPLEMENTASI METODE KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION (GI) PADA PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI)

0 6 183

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION (GI) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS VII SMP NEGERI 3 SAWIT TAHUN PELAJARAN 2010/2011.

0 2 16

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN GROUP INVESTIGATION (GI) TERHADAP PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS TENTANG Penerapan Model Pembelajaran Group Investigation (GI) Terhadap Peningkatan Hasil Belajar IPS Tentang Sumber Daya Alam Pada Siswa Kelas IV SD Negeri 01 G

0 2 14

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION (GI) TERHADAP PENINGKATAN HASIL BELAJAR DAN KERJASAMA SISWA SMP.

0 0 1

PENINGKATAN HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION (GI)

0 0 6

PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF GROUP INVESTIGATION (GI) MELALUI PROYEK TERBIMBING DAN EKSPERIMEN TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATERI UNSUR, SENYAWA DAN CAMPURAN PADA SISWA KELAS VII SEMESTER I SMP NEGERI 2 KARANGANYAR TAHUN PELAJARAN 20112012

0 0 91