Biasanya  perubahan  perilaku  dapat  berlangsung  selama  satu  hari,  satu  minggu, satu bulan, atau bahkan bertahun-tahun.
Lama  perubahan  perilaku  yang  berlangsung  pada  siswa  tergantung  dari bagaimana  proses  belajar  berlangsung.  Proses  belajar  yang  tidak  bermakna  akan
menghasilkan  perubahan  perilaku  yang  relatif  singkat.  Proses  belajar  yang bermakna  akan  sebaliknya,  perubahan  berlangsung  lama  namun  proses  belajar
memerlukan inovasi dari proses belajar biasanya. Proses belajar yang berbeda dari yang  biasa  ini  mengakibatkan  memori  siswa  merekam  belajar  tersebut  sebagai
suatu  perubahan  perilaku  bermakna. Karenanya,  untuk  menghasilkan
pembelajaran  yang  bermakna  jangka  panjang  perlu  ada  penerapan  variasi  dalam pembelajaran,  salah  satunya  adalah  dengan  pemilihan  model  pembelajaran  yang
inovatif  yang  dapat  memberikan  proses  belajar  yang  bermakna  bagi  siswa sehingga perubahan perilaku akan berlangsung lama.
2.1.2 Hasil Belajar
Rifa’i  dan  Anni  β009:85  mengemukakan  hasil  belajar  merupakan perubahan  perilaku  yang  diperoleh  siswa  setelah  mengalami  aktivitas  belajar.
Hasil  belajar  baru  dapat  diperoleh  setelah  siswa  mengalami  aktivitas  belajar. Siswa  yang  mengalami  aktivitas  belajar  mengenai  sebuah  konsep  akan  menuai
penguasaan konsep sebagai hasil dari belajar siswa. Menurut Benyamin S. Bloom dalam Rifa’I dan Anni β009:86, hasil belajar
siswa mencakup tiga ranah belajar yaitu:
1 Ranah Kognitif
Ranah kognitif berkaitan dengan hasil berupa pengetahuan, kemampuan, dan kemahiran  intelektual.  Dalam  ranah  kognitif  itu  sendiri  mencakup  beberapa
kategori.  Adapun kategori dalam  ranah kognitif,  yaitu pengetahuan  knowledge, pemahaman comprehensive, penerapan application, analisis analysis, sintesis
synthesis dan penilaian evaluation. 2
Ranah Afektif Ranah  afektif  berkaitan  dengan  peradaan,  sikap,  minat  dan  nilai.  Ranah
afektif  dalam  belajar  mencakup  kategori:  penerimaan  receiving,  penanggapan responding,
penilaian valuing,
pengorganisasian organization
dan pembentukan pola hidup organization by a value complex.
3 Ranah Psikomotorik
Tujuan  pembelajaran  ranah  psikomotorik  menunjukkan  adanya  kemampuan fisik  seperti  keterampilan  motorik  dan  syaraf,  manipulasi  obyek  dan  koordinasi
syaraf.  Kategori  jenis  perilaku  untuk  ranah  psikomotor  yaitu  persepsi perception,  kesiapan  set,  gerakan  terbimbing  guided  respons,  gerakan
terbiasa  mechanism,  gerakan  kompleks  complex  overt  response,  penyesuaian adaption dan kreativitas originality.
2.1.3 Model Pembelajaran Kooperatif
Menurut  Eggen  dan  Kauchak  dalam  Trianto  2007:42  menyatakan pembelajaran  kooperatif  adalah  sebuah  kelompok  strategi  pengajaran  yang
melibatkan  siswa  bekerja  secara  berkolaborasi  untuk  mencapai  tujuan  bersama. Sedangkan  Anita  Lie  dalam  Mahfudz  2012:6  menyatakan  bahwa  Cooperative
Learning adalah sistem pengajaran yang memberi kesempatan kepada siswa untuk
bekerjasama  dengan  siswa  yang  lain  dalam  menyelesaikan  tugas  dan  guru bertindak sebagai fasilitator.
Rusman  2011:206  menyatakan  bahwa  pembelajaran  kooperatif  berbeda dengan  strategi  pembelajaran  yang  lain.  Perbedaan  tersebut  dapat  dilihat  dari
proses  pembelajaran  yang  lebih  menekankan  pada  proses  kerjasama  dalam kelompok.  Tujuan  yang  ingin  dicapai  tidak  hanya  kemampuan  akademik  dalam
pengertian  penguasaan  materi,  tetapi  juga  adanya  unsur  kerjasama  untuk penguasaan materi tersebut. Adanya kerjasama inilah yang menjadi ciri khas dari
cooperative  learning.  Karakteristik  atau  ciri-ciri  pembelajaran  kooperatif dijelaskan  oleh  Rusman  2011:207  yaitu:  1  pembelajaran  secara  tim,  2
didasarkan  pada  manajemen  kooperatif,  3  kemauan  untuk  bekerjasama  dan  4 keterampilan bekerjasama.
Menurut  Istikomah  2009,  hal-hal  yang  harus  dipenuhi  dalam pembelajaran kooperatif adalah:
1 Siswa yang tergabung dalam kelompok harus merasa bahwa mereka bagian
dari sebuah tim dan mempunyai tujuan bersama yang harus dicapai. 2
Siswa  menyadari  bahwa  masalah  yang  dihadapi  adalah  masalah  kelompok dan berhasil tidaknya kelompok menjadi tanggung jawab bersama.
3 Siswa  harus  mendiskusikan  masalahnya  dengan  seluruh  anggota
kelompoknya untuk mencapai hasil maksimal. Dalam  cooperative  learning  terdapat  beberapa  variasi  model  yang
diterapkan Isjoni 2013:73, diantaranya: 1
Student Team Achievment Division STAD 2
Jigsaw
3 Teams Games Tournaments TGT
4 Group Investigation GI
5 Rotating Trio Exchange
6 Group Resume
Dari  beberapa  model  pembelajaran  pada  cooperative  learning,  untuk pembelajaran  IPA  khususnya  pada  materi  fisika,  penulis  memilih  untuk
menerapkan  pembelajaran  Group  Investigation  pada  pembelajarannya.  Model pembelajaran Group Investigation menuntut siswa agar menjalankan peran-peran
khusus  dalam  menyelesaikan  seluruh  tugas  kelompok,  dengan  adanya  interaksi antara satu siswa dengan siswa lainnnya atau kerja kelompok tersebut maka dapat
meningkatkan kerjasama belajar dan hasil belajar siswa.
2.1.4 Model Pembelajaran Kooperatif tipe Group Investigation GI