Penyesuaian Diri TINJAUAN PUSTAKA

20 manusia, baik penambahan ilmu pengetahuan juga keterampilan, perubahan watak, sikap, minat dan penyesuaian dirinya.

B. Penyesuaian Diri

Setiap individu diharapkan dapat mengadakan penyesuaian diri terhadap diri sendiri dan lingkungan, karena pada dasarnya hidup manusia tidak lepas dari bantuan, dukungan dan kerja sama dengan orang lain. Dalam berhubungan dengan orang lain, seseorang perlu menyesuaikan diri terhadap lingkungan tempat tinggalnya. Penyesuaian diri yang dilakukan oleh seseorang bertujuan untuk memenuhi harapan dan tuntutan dari orang lain yang ada di sekitarnya. Seseorang yang mampu melakukan penyesuaian diri dengan baik dianggap dapat melakukan penyesuaian sosial terhadap lingkungan. Setiap individu diharapkan memberikan reaksi yang tepat terhadap peristiwa yang dialaminya, mengatur emosi, sikap dan tindakannya agar selanjutnya ia dapat mengembangkan dirinya. Menurut Gerungan, penyesuaian diri sebagai suatu usaha dan kemampuan individu dalam mengikuti tuntutan perubahan sosial di sekitarnya A. Mappiere; 1982:156. Penyesuaian adalah mengubah diri sesuai dengan keadaan diri Gerungan W.A; 1986:55.

1. Penyesuaian

Sosial Manusia selalu membutuhkan bantuan dan pertolongan dari orang lain, sehingga manusia berusaha untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan 21 sosial yang ada. Hubungan yang dilakukan manusia dalam penyesuaian sosialnya adalah hubungan timbal balik dan saling melengkapi. Hurlock 1991 menjelaskan, “penyesuaian sosial sebagai keberhasilan seseorang untuk menyesuaikan diri terhadap orang lain pada umumnya dan terhadap kelompok pada khususnya”.

2. Masalah-Masalah

yang Menghambat Penyesuaian Diri Menurut Kusumanto Kusumanegoro 2005 perilaku tidak hanya tergantung pada dorongan motivasi diri, banyak hambatan dan halangan di sekitar kita baik yang eksternal luar diri kita maupun internal dalam diri kita. Jika suatu dorongan atau keinginan manusia dihambat atau dihalangi, akan timbul stres. Stres dapat dianggap sebagai suatu keharusan untuk menyesuaikan diri, yang dibebankan pada individu. Keadaan, yang merupakan kekuatan atau keharusan untuk menyesuaikan diri, dianggap sebagai stressor yang dapat bersifat internal atau eksternal; biasanya tidak hanya satu stressor saja yang membebani individu tetapi beberapa stressor sekaligus. Sikap menyerang attack, menarik diri withdrawal dan sepakat berdamai compromise merupakan tindakan-tindakan yang dapat dianggap langsung direct untuk menghadapi stres, dengan berbuat sesuatu sehingga situasi aslinya dapat di lunakkan modify atau di ubah change. Reaksi menyerang attack, reaksi agresi mendobrak atau menyerang atau reaksi bermusuhan hostile dimaksud untuk menghapus atau mengatasi halangan 22 mencapai kepuasan. Banyak organisme bertindak agresif saat menjumpai halangan; yang paling sering ialah tindakan memperkuat emosi yang menjelma menjadi sikap permusuhan. Tetapi hanya sejumlah kecil situasi stres saja yang dapat diatasi dengan cara demikian. Jika serangan langsung tidak berhasil, dan frustasi tetap berlangsung, maka frustrasi, rasa tidak senang dan rasa sakit hati dapat dihubungkan dengan berbagai pribadi atau objek tertentu. Mereka itu kemudian dapat dijadikan sasaran dan sebab dari frustasi dan blokade yang dialaminya. Dengan demikian, maka reaksi agresif yang semula hanya bersifat aktivitas yang bertambah dan serangan langsung kemudian diperkuat menjadi rasa benci. Sikap yang semula hanya berupa keinginan menyerang dapat ditambah dengan kecenderungan merusak destroy. Jika individu merasa diperlakukan tidak adil, tidak disukai, atau tidak diberi kesempatan maju seperti orang lain yang dianggap sama dengan dia, maka ia dapat menaikkan tegangan permusuhan, yang kemudian menjadi perilaku delinquent melawan hukum. Pencurian, perampokan, perusakan, pembakaran, perilaku seksual yang melawan hukum, dan penyerangan fisik terhadap orang-orang tertentu seringkali merupakan pola perilaku pembangkang defiant behavior. Penyesuaian diri merupakan suatu proses yang dialami oleh setiap orang selama tinggal dan hidup bersama orang lain. Seseorang dilahirkan mempunyai sifat berbeda-beda, ada yang pandai dalam menyesuaikan diri dan 23 ada yang kurang pandai dalam penyesuaian diri. Hal ini ditegaskan oleh Soetoe 1982:62, bahwa: Tidak ada anak yang dilahirkan dengan sifat pandai menyesuaikan diri atau tidak pandai menyesuaikan diri. Kemampuan seseorang untuk dapat menyesuaikan diri secara fisik, mental dan emosional sering kali dipengaruhi, diarahkan oleh lingkungan tempat ia merasakan dan mengalami perkembangan kemampuannya untuk menyesuaikan diri. Berdasarkan pengertian-pengertian di atas, maka dapat dikatakan bahwa penyesuaian diri merupakan suatu kebutuhan agar seseorang dapat berhasil untuk menyesuaikan diri dengan orang lain dan terhadap kelompok serta lingkungan, sehingga mampu mengikuti tuntutan perubahan sosial di sekitarnya. Jadi, penyesuaian diri mahasiswa terhadap lingkungan adalah kebutuhan mahasiswa untuk bisa menyesuaikan diri dengan lingkungan sekitarnya, baik teman, tata nilai budaya dan kehidupan kesehariannya.

C. Prestasi Belajar

Dokumen yang terkait

Hubungan Motivasi Belajar dengan Prestasi Belajar Mahasiswa Kebidanan Semester III di STIKes Medistra Lubuk Pakam

0 50 55

hubungan motivasi belajar antara mahasiswa yang bekerja dan tidak bekerja terhadap prestasi akademik (IPK) (Studi kasus mahasiswa pendidikan ips FITK semester 6)

7 23 89

Pengaruh motivasi akademik, gaya belajar dan penyesuaian diri di perguruan tinggi terhadap prestasi akademik mahasiswa Tahun pertama

16 97 164

Motivasi Belajar, Penyesuaian Diri, Kepuasan Mahasiswa dan Prestasi Akademik Mahasiswa Penerima Beasiswa di Universitas X

0 3 10

Hubungan Efikasi Diri, Kemandirian Belajar Dan Motivasi Berprestasi Dengan Prestasi Belajar Mahasiswa COVER

0 1 32

Hubungan motivasi belajar, latar belakang pendidikan dan asal daerah dengan prestasi belajar mahasiswa COVER

1 3 15

Pengaruh dukungan sosial keluarga dan kemandirian belajar terhadap prestasi belajar mahasiswa cover

0 0 12

Pengaruh motivasi, minat dan lingkungan belajar terhadap prestasi belajar mahasiswa Akafarma Sunan Giri Ponorogo suliso

1 5 143

Kata Kunci: Disiplin Diri, Motivasi Belajar, Prestasi Belajar Pendahuluan - View of PENGARUH DISIPLIN DIRI DAN MOTIVASI BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR MAHASISWA AKADEMI MARITIM CIREBON

0 0 12

PENGARUH MOTIVASI BELAJAR DAN TINGKAT PENYESUAIAN DIRI TERHADAP PRESTASI BELAJAR MAHASISWA Studi Kasus Mahasiswa Papua di Daerah Istimewa Yogyakarta SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendid

0 0 126