57
prestasi belajar sedang, 22 orang mahasiswa atau 22,7 yang terkategorikan memiliki prestasi belajar rendah, dan 0 orang mahasiswa
atau 0 yang terkategorikan memiliki prestasi belajar sangat rendah. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa sebagian besar mahasiswa
memiliki prestasi belajar yang terkategorikan sedang. Hal ini didukung oleh hasil perhitungan mean prestasi belajar = 2,4833, median prestasi
belajar = 2,4500, modus pretasi belajar = 2,15, dan standar deviasi pretasi belajar = 0,30182.
B. Analisis Data 1. Uji Prasyarat Analisis
a. Uji Normalitas
Syarat pengujian hipotesis dalam penelitian ini adalah data yang akan diuji berdistribusi normal. Uji normalitas distribusi data dilakukan dengan
menggunakan tes One Sample Kolmogorov Smirnov. Proses perhitungan uji normalitas data menggunakan bantuan program komputer SPSS for
Windows versi 15. Pengambilan kesimpulan dilakukan dengan ketentuan sebagai berikut:
1. Jika nilai Asymp. Sig. 2-tailed 0,05 berarti sebaran data normal. 2. Jika nilai Asymp. Sig. 2-tailed 0,05 berarti sebaran data tidak
normal.
58
Hasil perhitungan disajikan dalam tabel berikut perhitungan pada Lampiran 6, halaman 98:
Tabel 4.10 Hasil Pengujian Normalitas Data
No. Variabel
Asymp. Sig. 2-tailed
α Kesimpulan
1. Motivasi Belajar
0,069 0,05
Normal 2. Tingkat
Penyesuaian Diri
0,075 0,05
Normal 3.
Motivasi Belajar Mahasiswa 0,280
0,05 Normal
Berdasarkan hasil pengujian normalitas data di atas tampak bahwa distribusi data tentang motivasi belajar, tingkat penyesuaian diri, dan
prestasi belajar berdistribusi normal.
b. Uji Linearitas
Pengujian linieritas digunakan untuk melihat apakah masing-masing variabel yang dijadikan prediktor masing-masing variabel bebas
mempunyai hubungan yang linear atau tidak dengan variabel terikatnya. Dalam penelitian ini yang merupakan variabel prediktor atau variabel
bebas adalah variabel motivasi belajar dan variabel tingkat penyesuaian diri, sedangkan variabel terikatnya adalah variabel prestasi belajar
mahasiswa. Pengambilan keputusan dilakukan dengan kriteria: jika nilai F
hitung
lebih besar dari nilai F
tabel
pada taraf signifikansi 5, maka hubungan antara variabel bebas dan terikat bersifat tidak liniar, demikian
pula sebaliknya. Proses perhitungan uji linearitas data menggunakan bantuan program komputer SPSS for Windows versi 15. Hasil perhitungan
59
disajikan dalam tabel berikut perhitungan pada Lampiran 7, halaman 99 – 101:
Tabel 4.11 Hasil Pengujian Linieritas Data
No. Keterangan
F
hitung
F
tabel
Kesimpulan
1. Pengaruh motivasi
belajar terhadap prestasi belajar
mahasiswa 0,882 1,380
Linear 2. Pengaruh
tingkat penyesuaian
diri terhadap prestasi belajar mahasiswa
1,529 1,575 Linear
Tabel di atas menunjukkan bahwa F
hitung
antara masing-masing variabel bebas dengan variabel terikat lebih kecil daripada F
tabel
dengan taraf signifikansi 5. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa hubungan
antara masing-masing variabel bebas dengan variabel terikat adalah linear.
2. Pengujian Hipotesis a. Pengujian Hipotesis I
1. Perumusan hipotesis: Ho
1
: Tidak ada pengaruh motivasi belajar terhadap prestasi belajar mahasiswa.
Ha
1
: Ada pengaruh motivasi belajar terhadap prestasi belajar mahasiswa.
60
2. Pengujian hipotesis: Pengujian hipotesis penelitian ini menggunakan model persamaan
regresi linear sederhana Sugiyono, 2005: 244. Berdasarkan data pada lampiran 4 halaman 82 dan diproses dengan bantuan program
komputer SPSS for Windows versi 15, diperoleh persamaan regresi sebagai berikut perhitungan pada Lampiran 8, halaman 102:
Y = 1,630 + 0,027X
1
Keterangan: Y
= Variabel prestasi belajar mahasiswa X
1
= Variabel
motivasi belajar
Nilai koefisien korelasi r
y.1
antara motivasi belajar X
1
dengan prestasi belajar mahasiswa Y sebesar 0,687 Lampiran 8, halaman
102. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa hubungan antara motivasi belajar X
1
dengan prestasi belajar mahasiswa Y terkategorikan positif yang berarti bahwa semakin besar motivasi
belajar semakin besar pula prestasi belajar mahasiswa. Selanjutnya akan diuji apakah koefisien korelasi r
y.1
antara motivasi belajar X
1
dengan prestasi belajar mahasiswa Y signifikan atau tidak. Untuk kepentingan ini ditetapkan tingkat signifikan
α 5. Berdasarkan Lampiran 8 halaman 102 dapat diketahui bahwa nilai
Significance adalah 0,000. Karena nilai Significance 0,000 0,05, maka H
tidak diterima atau hasil pengujian signifikan.
61
Hasil pengujian regresi di atas menunjukkan bahwa nilai koefisien regresi dari interaksi variabel motivasi belajar X
1
terhadap prestasi belajar mahasiswa Y adalah 0,027. Nilai tersebut
menunjukkan bahwa variabel besarnya motivasi belajar memperkuat terhadap prestasi belajar mahasiswa. Karena nilai signifikansi
koefisien regresi dari variabel motivasi belajar X
1
terhadap prestasi belajar mahasiswa Y menunjukkan nilai lebih rendah dari nilai alpha
yang digunakan dalam penelitian ini ρ = 0,000
α
= 0,05 Lampiran 8, halaman 102, maka dapat disimpulkan bahwa pengaruh motivasi
belajar terhadap prestasi belajar mahasiswa adalah signifikan. Dengan demikian, hipotesis I yang menyatakan bahwa ada pengaruh motivasi
belajar X
1
terhadap prestasi belajar mahasiswa Y diterima.
b. Pengujian Hipotesis II
1. Perumusan hipotesis: Ho
2
: Tidak ada pengaruh tingkat penyesuaian diri terhadap prestasi belajar mahasiswa.
Ha
2
: Ada pengaruh tingkat penyesuaian diri terhadap prestasi belajar
mahasiswa. 2. Pengujian hipotesis:
Pengujian hipotesis penelitian ini menggunakan model persamaan regresi linear sederhana Sugiyono, 2005: 244. Berdasarkan data pada
62
lampiran 4 halaman 82 dan diproses dengan bantuan program komputer SPSS for Windows versi 15, diperoleh persamaan regresi
sebagai berikut perhitungan pada Lampiran 8, halaman 103:
Y = 2,006 + 0,022X
2
Keterangan: Y
= Variabel prestasi belajar mahasiswa X
2
= Variabel tingkat penyesuaian diri Nilai koefisien korelasi r
y.2
antara tingkat penyesuaian diri X
2
dengan prestasi belajar mahasiswa Y sebesar 0,421 Lampiran 8, halaman 103. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa hubungan
antara tingkat penyesuaian diri X
2
dengan prestasi belajar mahasiswa Y terkategorikan terkategorikan positif yang berarti bahwa semakin
besar tingkat penyesuaian diri semakin besar pula prestasi belajar mahasiswa.
Selanjutnya, koefisien korelasi dari hubungan r
y.2
antara tingkat penyesuaian diri X
2
dengan prestasi belajar mahasiswa Y diuji signifikansinya dengan taraf signifikansi
α 5. Berdasarkan Lampiran 8 halaman 103 dapat diketahui bahwa nilai Significance
adalah 0,000. Karena nilai Significance 0,000 0,05, maka H tidak
diterima atau hasil pengujian signifikan. Hasil pengujian regresi di atas menunjukkan bahwa nilai
koefisien regresi dari interaksi variabel tingkat penyesuaian diri X
2
terhadap prestasi belajar mahasiswa Y adalah 0,022. Nilai tersebut
63
menunjukkan bahwa variabel tingkat penyesuaian diri berpengaruh memperkuat terhadap prestasi belajar mahasiswa, karena nilai
signifikansi koefisien regresi dari variabel tingkat penyesuaian diri X
2
terhadap prestasi belajar mahasiswa Y menunjukkan nilai lebih rendah dari nilai alpha yang digunakan dalam penelitian ini
ρ = 0,000
α
= 0,05 Lampiran 8, halaman 103, maka dapat disimpulkan bahwa pengaruh tingkat penyesuaian diri terhadap prestasi belajar
mahasiswa adalah signifikan. Dengan demikian, hipotesis II yang menyatakan bahwa ada pengaruh tingkat penyesuaian diri X
2
terhadap prestasi belajar mahasiswa Y diterima.
C. Pembahasan Hasil Penelitian 1. Pengaruh motivasi belajar terhadap prestasi belajar mahasiswa
Nilai koefisien korelasi antara motivasi belajar dengan prestasi belajar mahasiswa sebesar 0,687. Hal ini menunjukkan adanya hubungan yang positif
tidak ada tanda negatif pada angka 0,687, yang berarti semakin tinggi motivasi belajar, maka semakin tinggi pula prestasi belajarnya. Sebaliknya,
apabila semakin rendah motivasi belajar, maka semakin rendah pula prestasi belajarnya.
Hasil penelitian secara umum menunjukkan bahwa motivasi belajar berpengaruh terhadap prestasi belajar mahasiswa. Hal ini didukung oleh hasil