4. Modal Koperasi Sekolah Menurut
Undang-Undang No.
25 Tahun
1992 tentang
Perkoperasian, modal koperasi terdiri dari modal sendiri dan modal
pinjaman. Modal sendiri dapat berasal dari sumber-sumber berikut: a Simpanan Pokok
Simpanan pokok adalah sejumlah uang yang sama banyaknya yang wajib dibayarkan oleh anggota koperasi pada saat masuk
menjadi anggota. Simpanan pokok tidak dapat diambil kembali
selama yang bersangkutan masih menjadi anggota. b Simpanan Wajib
Simpanan wajib adalah jumlah simpanan tertentu yang tidak harus sama yang wajib dibayar oleh anggota kepada koperasi
dalam waktu dan kesempatan tertentu, simpanan wajib tidak dapat
diambil kembali selama yang bersangkutan menjadi anggota. c Dana Cadangan
Dana cadangan adalah sejumlah uang yang diperoleh dari penyisihan sisa hasil usaha SHU yang dimaksudkan untuk
memupuk modal sendiri dan untuk menutup kerugian koperasi bila diperlukan.
d Hibah
Hibah adalah sejumlah uang yang diperoleh koperasi yang berasal dari pemberian sukarela perorangan, kolektif atau
lembaga. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
e Modal pinjaman dapat berasal dari: 1 Anggota
2 Koperasi lainnya dan atau anggota 3 Bank dan lembaga lainnya
5. Partisipasi Siswa dalam Mengembangkan Kegiatan Koperasi Sekolah a Partisipasi
Partisipasi dapat di artikan sebagai suatu proses di mana sekelompok
orang anggota
menemukan dan
mengimplementasikan ide - ide atau gagasan koperasi. Menurut K.
Davis dalam buku kapan dan bilamana berkoperasi, partisipasi adalah keterlibatan mental dan emosi seseorang dalam kelompok
yang mendorong dia untuk memberikan kontribusi dan ikut bertanggungjawab atas pencapaian tujuan - tujuan kelompok.
Partisipasi adalah perencanaan dan pelaksanaan dari segala sesuatu yang terpusat pada kepentingan dan juga ikut memikul
tanggungjawab sesuai
dengan tingkat
kemampuan dan
kewajibannya. Menurut Kartasapoetra 2003 : 27 berpendapat bahwa
partisipasi adalah
keterlibatan mental
dan emosi
yang mendorongnya untuk memberikan sumbangan kepada kelompok
dalam usaha mencapai tujuan. Istilah partisipasi dikembangkan untuk untuk mengembangkan peran serta mengikutsertakan
seseorang atau sekelompok orang dalam aktivitas tertentu. Menurut Widiyanti 2002:199 partisipasi anggota dapat
diukur dari kesediaan anggota untuk memikul kewajiban dan menjalankan hak keanggotaanya secara bertanggung jawab, maka
partisipasi anggota dapat dikatakan baik. Akan tetapi, jika ternyata sedikit anggota yang menunaikan kewajiban dan melaksanakan
haknya secara bertanggung jawab, maka partisipasi anggota dapat dikatakan buruk atau rendah.
Menurut Nirbito dalam Wijayanti 2009 : 49-50 partisipasi anggota dalam koperasi sangat luas yang meliputi partisipasi
bidang organisasi, permodalan dan dalam bidang usaha, yakni sebagai berikut:
1 Partisipasi Anggota Dalam Bidang Organisasi
Partisipasi bidang organisasi ini menuntut anggota untuk ikut berperan aktif dalam kegiatan organisasi koperasi,
misalnya: Menghadiri rapat anggota;
Memajukan saran didalam atau diluar anggota kepada
pengurus dan badan pemeriksa;
Memilih atau dipilih menjadi anggota pengurus dan
badan pemeriksa; Mengawasi jalannya organisasi dan usaha koperasi.
2 Partisipasi Anggota di Bidang Permodalan Dalam hal ini berarti anggota dituntut untuk terlibat secara
aktif dalam memenuhi kewajiban dan ikut serta melaksanakan kegiatan dibidang permodalan. Kewajiban ini bisa meliputi
pembayaran simpanan anggota di koperasi seperti simpanan pokok dan simpanan wajib sedangkan kegiatan permodalan
yang bukan merupakan keharusan anggota adalah simpanan sukarela.
3 Partisipasi Anggota dalam Bidang Usaha Partisipasi ini menuntut keterlibatan aktif anggota dalam
kegiatan yang bersangkut paut dengan aktifitas usaha koperasi. Misalnya:
Meminjam atau menyimpan, untuk koperasi yang mempunyai unit usaha simpan pinjam;
Membeli barang-barang di koperasi, untuk koperasi yang mempunyai unit usaha pertokoan;
Menjual hasil pertaniannya, untuk koperasi yang bergerak
dibidang pemasaran
hasil produksi
anggotanya. Menurut Widiyanti 2002:200 beberapa indikasi yang
muncul sebagai ciri - ciri anggota yang berpatisipasi baik adalah:
Melunasi simpanan pokok dan simpanan wajib secara PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
tertib dan teratur; Membantu modal koperasi disamping simpanan pokok
dan wajib sesuai dengan kemampuan masing-masing; Menjadi langganan koperasi yang setia;
Menghadiri rapat dan pertemuan secara teratur; Menggunakan hak untuk mengawasi jalanya usaha
koperasi menurut anggaran dasar dan anggaran rumah tangga peraturan-peraturan lainya.
Menurut Kartasapoetra 2003:13 partisipasi aktif anggota dapat diwujudkan dalam:
Anggota berpartisipasi dalam memberikan konstribusi atau memberikan sumber-sumber dayanya;
Anggota berpartisipasi dalam mengambil keputusan; Anggota berpartisipasi dalam berbagai keuntungan.
Jadi partisipasi
siswa dalam
berkoperasi adalah
keikutsertaan siswa sebagai anggota dalam rangka kegiatan koperasi sekolah baik dalam bidang organisasi maupun bidang
permodalan dan dalam bidang usaha koperasi. Berdasarkan penjelasan di atas jelas bahwa dengan adanya partisipasi siswa
di koperasi sekolah diharapkan dapat memberikan sumbangan yang potensial terhadap koperasi sekolah agar dapat
memainkan peranan untuk memenuhi kebutuhan siswa sebagai wahana yang tepat bagi siswa untuk belajar serta berupaya
mensejahterakan anggotanya.
C. Jiwa kewirausahaan
1. Pengertian kewirausahaan Istilah
kewirausahaan merupakan
padanan kata
dari entrepreneurship dalah bahasa Inggris. Kata entrepreneurship sendiri
sebenarnya berawal dari bahasa P rancis yaitu ‘entreprende’ yang
berarti petualang, pencipta, dan pengelola usaha. Istilah ini diperkenalkan pertama kali oleh Richard Cantillon 1755. Istilah ini
makin populer setelah digunakan oleh pakar ekonomi J.B Say 1803 untuk menggambarkan para pengusaha yang mampu memindahkan
sumber daya ekonomis dari tingkat produktivitas rendah ke tingkat yang lebih tinggi serta menghasilkan lebih banyak lagi Rambat
Lupiyoadi, 2004;1.
Coulter 2000;3 mengemukakan bahwa kewirausahaan sering dikaitkan dengan proses, pembentukan atau pertumbuhan suatu bisnis
baru yang berorientasi pada perolehan keuntungan, penciptaan nilai, dan pembentuka produk atau jasa baru yang unik dan inovatif.
Suryana 2003; 1 mengungkapkan bahwa dasar, kiat, dan sumber daya untuk mencari peluang menuju sukses. Adapun inti dari kewirausahaan
adalah kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda create new and different melalui berpikir kreatif dan bertindak
inovatif untuk menciptakan peluang.
Menurut Hisrich-Peters 1998; 10 kewirausahaan diartikan sebagai berikut “entrepreneurship is the process of creating something
different with value by develoting the necessary time and effort, assuming the accompanying financial, phychic, and social risk, and
receiving the resulting rewards of monetary and personal satisfication and independence”. Kewirausahaan adalah proses menciptakan
sesuatu yang lain dengan menggunakan waktu dan kegiatan disertai modal dan risiko serta menerima balas jasa dan kepuasan serta
kebebasan pribadi.
2. Pengembangan Jiwa kewirausahaan Jiwa kewirausahaan seseorang disebut kuat bila memiliki: percaya
diri PD, inisiatif, disiplin dan kreatifitas yang kuat pula. PD tetap kuat bahkan berkembang bila aktifitas sesorang jarang gagal, bila
pernah gagal maka kegagalan itu dipandang sebagai guru yang terbaik. Inisiatif diperkuat dengan memingat pepatah yang ada dimasyarakat
yang bersifat mendorong bersikap kreatif, meniru teladan dan berdisiplin untuk berinisiatif. Kedisiplinan dapat terbentuk tanpa
merasa terpaksa.
Karakter yang harus di miliki seorang wirausaha yang memiliki
jiwa kepemimpinan wirausaha yaitu: a Keberanian untuk bertindak Dare to Act
Keberanian adalah modal hakiki manusia. Seseorang yang mempunyai kemauan yang dapat dilakukan karena ia juga
mempunyai kemampuan mewujudkan kemauan itu ialah benar adanya. Kalau mereka benar harus berani melakukannya walaupun
hal ini berarti ia menembus ketidakpastian yang mengandung resiko. Dan berani mencoba karena mau dan mampu atau mampu
dan mau adalah sebuah motivasi yang kuat dalam mewujudkan hakikat wirausaha yang merupakan modal utama dan hakikat yaitu
keberanian untuk memulai untuk berwirausaha. Keberanian
berwirausaha seseorang adalah untuk: 1 Menembus ketidakpastian;
2 Menanggapi peluang usaha; 3 Siap menghadapi resiko setelah melakukan perhitungan;
4 Mengambil keputusan yang cepat dan tepat.
b Membangun tim yang baik Good Team Leader Target penjualan dan biaya operasi merupakan komitmen
pemimpin dan karyawan perusahaan yang mempunyai tugas dan tanggung jawab untuk itu. Dukungan aspek administratif usaha
melekat pada komitmen atas target yang akan dicapai oleh persahaan pada periode tertentu. Untuk mewujudkan komitmen
perusahaan, mutlak diperlukan kebersamaan langkah semua karyawan yang dikendalikan oleh pemimpin perusahaan.
Kebersamaan karyawan dalam intern perusahaan, mencerminkan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
keterlibatan dan kontribusi tenaga dan pikiran seluruh karyawan dalam mewujudkan target perusahaan. Hubungan antara karyawan
dan karyawan lainnya, maupun hubungan pemimpin perusahaan bersifat saling memberi dan menerima yang berorientasi pada
target perusahaan yang telah dijabarkan pada rencana operasional jangka pendek. Kualitas kebersamaan karyawan dalam perusahaan,
indikatornya adalah: 1 Terealisasinya rencanapenjualan dan keuangan;
2 Masalah yang timbul yang mengakibatkan rencana tidak dapat direalisasikan merupakan tanggung jawab bersama dalam
ditindaklanjuti dengan komitmen solusi pencerahan sealigus merupakan kebijakan usaha perusahaan.
c Berpikir dan berjiwa besar Kebanyakan evaluasi diri terdiri atas perbuatan daftar metal
yang panjang dari kesalahan seseorang, kekurangannya dan ketidakmampuan dirinya. Memang baik jika kita mengenali
ketidakmampuan diri kita, karena hal ini memperlihatkan kepada kita, bidang
– bidang yang masih dapat diperbaiki, akan tetapi jika kita hanya mengenal dari segi negatif diri kita, maka nilai dari diri
kita akan semakin kecil. Pemikiran besar adalah ahli dalam menciptakan gambar yang positif, memandang ke depan,
optimistik baik pikiran mereka sendiri maupun orang lain. Untuk PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
berpikir besar kita harus menggunakan bahasa atau yang menghasilkan citra atau gambar mental positif dan besar
d Berani mengambil resiko Resiko yang dihadapi oleh business firm dan rsiko yang
dihadapi oleh keluarga yaitu: Objective Risk
Ialah resiko yang terjadi secara alami yang sama bagi setiap orang dan cara mengatasinyapun sama.
Subjective Risk Adalah resiko yang diperkirakan akan terjadi oleh
setiap orang sebagai akibat dari Objective Risk. Uncertainty
Adalah kesadaran orang akan adanya resiko dalam situasi tertentu, tetapi sulit untuk memperkirakan mana dari
sekian akibat atau hasil yang terjadi. Tidak seperti halnya kemungkinan, ketidakpastian ini tidak dapat diukur dengan
alat apapun yang dapat diterima. Reaksi terhadap resiko
Adalah reaksi seseorang atau tindakan seseorang dalam situasi yang tidak pasti. Reaksi orang terhadap resiko tidak
sama, tergantung pada hal berikut: - Jenis kelamin;
- Pendidikan; PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
- Umur; - Intilegensi;
- Kondisi ekonomi. Kemauan dan kemampuan untuk mengambil resiko
menempatkan salah satu nilai utama dalam kewirausahaan. Wirausaha yang tidak mau megambil resiko akan sukar
memulai atau berinisiatif. Wirausaha akan lebih menyukai resiko yang seimbang moderat. Sehingga keberanian
untuk menanggung
resiko yang
menjadi nilai
kewirausahaan adalah pengambilan resiko yang penuh dengan perhitungan dan realistik. Kepuasan yang besar
diperoleh apabila berhasil dalam melaksanakan tugas –
tugasnya secara realistik. Situasi resiko kecil dan tinggi dihidari karena sumber kepuasan tidak mungkn didapat dari
masing – masing situasi. Artinya, wirausaha menyukai
tantangan yang sukar namun dapat dicapai Geoffrey G Meredith, 1996:37. Kemampuan untuk mengambil resiko
ditentukan oleh: - Keyakinan pada diri sendiri;
- Kesediaana untuk menggunakan kemampuan dalam mencari peluang dan kemungkinan untuk memperoleh
keuntungan; PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI