Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN

siswa untuk berpastisipasi aktif dalam koperasi sekolah. Melalui koperasi sekolah siswa-siswi belajar bagaimana membangun sikap tanggung jawab, kejujuran, dan integritas yang membuat mereka dipercaya oleh banyak orang, sikap – sikap tersebut merupakan cerminan dari jiwa kewirausahaan. Untuk mengetahui hubungan jenis pendidikan orang tua dan partisipasi siswa di koperasi sekolah dalam menumbuhkan jiwa kewirausahaan pada siswa SMK, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN ORANG TUA DAN PARTISIPASI SISWA DI KOPERASI SEKOLAH DENGAN JIWA KEWIRAUSAHAAN SISWA – SISWI KELAS XI SMK NEGERI DI KABUPATEN SLEMAN ”.

B. Batasan Masalah

Peneliti ini memfokuskan perhatian pada faktor yang mempengaruhi jiwa berwirausaha pada siswa. Ada banyak faktor yang dapat mempengaruhi tinggi rendahnya jiwa kewirausahaan pada siswa, namun dalam penelitian ini hanya akan meneliti tentang partisipasi siswa dikoperasi sekolah dan tingkat pendidikan orang tua.

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah diatas, rumusan masalah peneliti ini adalah sebagai berikut: 1. Apakah ada hubungan antara partisipasi koperasi disekolah dengan jiwa kewirausahaan siswa? 2. Apakah ada hubungan antara tingkat pendidikan orang tua dengan jiwa kewirausahaan siswa?

D. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah diatas, tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah: 1. Untuk mengetahui apakah ada hubungan antara partisipasi koperasi disekolah dengan jiwa kewirausahaan siswa. 2. Untuk mengetahui apakah ada hubungan antara tingkat pendidikan orang tua dengan jiwa kewirausahaan siswa.

E. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan terhadap lembaga pendidikan terutama Sekolah Menengah Kejurusan SMK agar dapat semaksimal mungkin membekali siswa dengan ketrampilan dan kesiapan lulusannya untuk mampu bekerja dan menciptakan lapangan pekerjaan.

BAB II TINJAUAN TEORITIK

A. Tingkat Pendidikan Orang Tua

Dalam Ensiklopedi Pendidikan Soegarda Purbakawatja dan Harahan, 1997:257, pendidikan adalah suatu perbuatan dan usaha dari generasi tua untuk mengalihkan pengetahuanya, pengalamanya, kecakapannya serta ketrampilannya kepada generasi muda sebagai usaha menyiapkan agar dapat memenuhi fungsi hidupnya baik jasmaniah maupun rohaniah. Dapat pula dikatakan bahwa pendidikan adalah usaha secara sengaja dari orang dewasa untuk dengan pengaruhnya meningkatkan si anak kedala kedewasaan yang selalu diartikan memikul tanggung jawab moril dari segala perbuatanya. a. Jenis Pendidikan Pendidikan merupakan tanggung jawab bersama antara keluarga, masyarakat dan pemerintah. Untuk itulah terdapat bermacam-macam bentuk pendidian dengan sifat yang berbeda pula. Dalam reader Wens Tanlain 2004:31-32, pendidikan dapat diklasifikasikan dalam: 1 Pendidikan formal Karakerristik pendidikan formal adalah a Peristiwa pendidikan direncanakan dan diatur secara khusus dan berjenjang; 8 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI b Adanya persyaratan yang cukup ketat mengenai waktu pendidikan, isi pendidikan; c Penggunaan metode formal dan ada penilaian formal terhadap hasil. 2 Pendidikan informal Karakteristik pendidikan informal adalah: a Peristiwa pendidikan tidak direncanakan dan diatur secara khusus; b Peristiwa pendidikan terpadu seiring dengan kehidupan sehari – hari; c Tidak menentukan waktu khusus untuk itu; d Tidak menggunakan metde formal dan tidak ada penilaian formal. Menurut Philip H. Coombs dalam Muri Yusuf 1983:61-63, pendidikan formal adalah pendidikan yang berstruktur, mempunyai jenjang atau tingkat, dalam periode waktu-waktu tertentu, berlangsung dari sekolah dasar sampai universitas dan tercakup disamping studi akademis umum, juga berbagai program khusus dan lembaga untuk latihan teknik profesional. Pendidikan informal adalah suatu proses yang sesungguhnya terjadi seumur hidup yang karenanya setiap individu memperoleh sikap, nilai, ketrampilan, pengetahuan, dan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI pengalaman sehari - hari dari pengaruh lingkunganya. Sedangkan nonformal adalah pendidikan pada umumnya diluar sekolah yang secara potensial dapat membantu dan menggantikan pendidikan formal dalam aspek-aspek tertentu. b. Tingkat pendidikan orang tua Menurut Philip H. Coombs dalam Muri Yusuf 1983:62 yang dimaksud dengan pendidikan formal adalah pendidikan yang berstruktur, mempunyai jenjang atau tingkat dalam periode waktu - waktu tertentu, berlangsung dari sekolah dasar sampai universitas dan tercakup disamping studi akademis umum, juga berbagai program khusus dan lembaga untuk teknis dan profesional. Tingkat pendidikan formal yang telah dicapai akan membawa pengaruh yang luas pada kehidupan seseorang, yaitu bukan hanya berpengaruh pada tingkat penguasaan pengetahuan, tetapi juga berpengaruh pada jenjang pekerjaan, penghasilan, kekayaan, dan status dalam masyarakat. Dari pendapat diatas, dapat ditarik suatu pengertian bahwa tingkat pendidikan orang tua adalah tingkat pendidikan terakhir yang ditempuh orang tua dilembaga pendidikan formal.

B. Partisipasi siswa di koperasi sekolah

1. Pengertian Koperasi Sekolah Koperasi sekolah adalah koperasi yang anggotanya para siswa atau murid - murid dari suatu sekolah yang fungsinya sebagai wadah untuk mendidik tumbuhnya kesadaran berkoperasi di kalangan anggota. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa koperasi sekolah yakni suatu perserikatan yang ada di sekolah dengan menjual kebutuhan ataupun keperluan belajar mengajar dengan harga relatif murah dan dikelola oleh semua warga sekolah tersebut. Jadi, pengelolaan koperasi sekolah merupakan kegiatan penataan koperasi sekolah antara lain proses merencana, mengatur, menilai segala sumber daya yang tersedia dalam suatu organisasi dengan memanfaatkan fasilitas yang ada untuk tujuan yang telah ditetapkan. 2. Tujuan Koperasi Sekolah Tujuan pendirian koperasi sekolah adalah terwujudnya kesejahteraan anggota yang meliputi: a Mendidik menanamkan dan memelihara suatu kesadaran hidup gotong royong dan setia kawan serta jiwa demokrasi diantara para siswa; b Memupuk dan mendorong tumbuhnya kesadaran serta semangat berkoperasi serta wirausaha siswa; c Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan berkoperasi yang PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Dokumen yang terkait

Hubungan motivasi belajar kewirausahaan dan tingkat pendidikan orang tua dengan jiwa kewirausahaan pada siswa-siswi kelas XI SMK Negeri di Kabupaten Sleman Yogyakarta.

0 0 173

Faktor-faktor yang mempengaruhi intensi wirausaha siswa-siswi SMK di-Sleman : studi kasus pada siswa-siswi kelas XI SMK di Kabupaten Sleman.

0 0 2

Persepsi siswa terhadap profesi guru ditinjau dari jenis kelamin, tingkat pendidikan orangtua, dan pekerjaan orang tua : studi kasus pada siswa-siswi kelas XI di SMK YPKK 1 Sleman.

0 0 150

Hubungan tingkat pendidikan orang tua, pekerjaan orang tua, dan lingkungan belajar dengan jiwa kewirausahaan siswa : studi kasus siswa kelas III SMK YPKK 2 Sleman.

0 6 165

Pengaruh status sosial ekonomi orang tua, kultur keluarga terhadap hubungan antara jiwa kewirausahaan dengan minat siswa berwirausaha : studi kasus pada siswa-siswi SMK kelas III jurusan penjualan di Kabupaten Bantul.

0 0 204

Hubungan motivasi belajar kewirausahaan dan tingkat pendidikan orang tua dengan jiwa kewirausahaan pada siswa siswi kelas XI SMK Negeri di Kabupaten Sleman Yogyakarta

0 2 170

Hubungan tingkat pendapatan orang tua dan partisipasi siswa di koperasi sekolah dengan jiwa kewirausahaan pada siswa siswi kelas XI SMK Negeri di Kabupaten Sleman

0 1 151

HUBUNGAN POLA ASUH ORANG TUA DENGAN JIWA KEWIRAUSAHAAN SISWA KELAS XII PROGRAM KEAHLIAN TATA BOGA DI SMK NEGERI 4 YOGYAKARTA.

0 0 172

HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN ORANG TUA, PEKERJAAN ORANG TUA, DAN LINGKUNGAN BELAJAR DENGAN JIWA KEWIRAUSAHAAN SISWA

0 0 163

Hubungan prestasi belajar mata pelajaran kewirausahaan, jenis pekerjaan orang tua, tingkat pendapatan orang tua, dan tempat tinggal siswa dengan jiwa kewirausahaan siswa SMK : studi kasus di kelas II jurusan penjualan SMK Kristen 2 Klaten dan SMK Negeri 1

0 0 177