e. Pelibatan tokoh masyarakat. Sebaliknya dalam hubungan yang
dicirikan dengan ”I-it Relationship”, individu tertentu, katakanlah guru tertentu, memandang individu lain katakanlah siswa
sebagai objek, perlu dituntun, tidak berhak untuk menyatakan kebutuhan dan kepentingannya, dan dapat diperlakukan sesuai
kemauan dan determinasi sang guru. Ciri hubungan seperti ini akan mematikan kretivitas dan rasa percaya diri sisiwa, dan
cenderung mengembangkan sikap asosial, bahkan anti sosial, pada diri siswa.
C. Penataan Personil Sekolah
1. Pemberian Ganjaran Positif bagi Karya Terbaik Siswa
Karya-karya cemerlang siswa dipajang di kelas atau ruang kepala sekolah dan diberi ganjaran positif. Ganjaran hendaknya diberikan
sesegara mungkin dan diarahkan untuk memberi rasa kebanggaaan dan untuk mempertahankan motivasi siswa yang diberi ganjaran serta
menstimulasi siswa lainnya untuk menghasilkan prestasi yang sama. Ganjaran juga dibutuhkan untuk mempertahankan motivasi dan
gairah berprestasi di kalangan siswa. Ganjaran akan efektif jika diberikan sesegara mungkin dan dilakukan secara konsisten pada setiap siswa yang
menunjukkan prestasi.
2. Pengembangan Rasa Memiliki Terhadap Sekolah
Sekolah menciptakan rasa memiliki sehingga guru, staf administrasi dan siswa menunjukkan rasa bangga terhadap sekolahnya. Setiap warga
sekolah merasa bertanggung jawab untuk menjaga kondusivitas lingkungan sekolah. Ini bisa dicapai, antara lain dengan memberi tanggung
jawab pengelolaan dan perawatan wilayah tertentu kepada kelompok kelas atau ruang tertentu.
28
3. Pemberian Jaminan Atas Kemaslahatan Siswa
Kemaslahatan siswa merupakan kriteria penting yang digunakan dalam pembuatan keputusan tentang mereka. Setiap keputusan yang
dibuat di sekolah hendaknya memperhatikan kebutuhan, kepentingan, dan kondisi khusus siswa. Keputusan yang dibuat hendaknya juga dapat
memenuhi prinsip keadilan dan kesetaraan di kalangan siswa, termasuk keadilan dan kesetaraan gender, ras, etnis, kelas sosial, agama, kondisi
fisik, ataupun varian-varian latar siswa lainnya.
4. Akseptabilitas Guru Terhadap Metode Pembelajaran Terbaru
Guru bersedia mengubah metode-metode mengajar, bila metode yang lebih baik diperkenalkan kepadanya. Berbagai metode dan strategi
pembelajaran yang efektif telah ditawarkan dan disosialisasikan melalui berbagai media, seperti buku, internet, dan pelatihan. Penerapan berbagai
metode dan strategi pembelajaran yang efektif dan telah teruji perlu menjadi bagian yang mencoraki iklim pembelajaran di sekolah. Dengan
demikian, guru perlu mengadopsi dan mencoba menerapkan berbagai metode dan strategi pembelajaran tersebut untuk lebih mengefektifkan
proses pembelajarannya.
5. Harapan yang Tinggi Untuk Berprestasi