Peningkatan akuntabilitas Penataan Lingkungan Kerja Sekolah

e. Memampukan warga sekolah untuk secara terus menerus meningkatkan kualitas guna memenuhi persyaratan yang dituntut oleh pengguna lulusan masyarakat.

3. Peningkatan akuntabilitas

Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam penciptaan budaya akuntabilitas di sekolah sebagai berikut: a. Setiap staf dan guru agar menyusun laporan akuntabilitas secara periodik setiap triwulan b. Pemanfaatan sumber dana baik yang bersumber dari APBN maupun APBD ataupun seumber lain dilakukan dengan berlandaskan kepada prinsip efektivitas dan efisiensi, serta berorientasi kepada hasil output dan manfaat outcomes dari setiap program yang diselenggarakan di sekolah c. Setiap orang yang melakukan perjalanan dinas baik ke daerah maupun ke luar negeri wajib melaporkan hasil perjalanan Dinasnya kepada bendahara atau kepala sekolah Berikut ini dikemukakan contoh-contoh penerapan indikator budaya dan iklim sekolah pada salah satu sekolah. Contoh Budaya dan iklim Sekolah Bakti Mulya 400 Visi : Menjadi pusat pengembangan pendidikan yang melahirkan kader pemimpin dan intelektual muslim dengan wawasan luas serta tanggap terhadap lingkungan dan mampu bersaing di era globalisasi sehingga mampu memperbaiki kualitas bangsa Indonesia 37 Misi: Dikembangkan dari visi, kemudian diuraikan dalam beberapa misi sebagai berikut: 1. Menyelenggarakan pendidikan umum yang bernafaskan Islam. 2. Menyelenggarakan pendidikan yang menumbuhkembangkan potensi siswa untuk menjadi manusia seutuhnya. 3. Menghasilkan lulusan yang unggul, kompetenmampu dan terampil. 4. Menghasilkan sumber daya manusia yang berguna bagi dirinya, nusa, bangsa dan negara 5. Menghasilkan lembaga pendidikan yang memiliki predikat sekolah unggul. Budaya Sekolah: Untuk merealisasikan visi, misi pendidikan serta sifat-sifat umum siswa Bakti Mulya 400, maka pembinaan siswa dilakukan melalui proses pembinaan sikap dan prilaku sehari-hari di sekolah yang diarahkan kepada terwujudnya budaya sekolah Bakti Mulya 400. Pembiasaan dan tata prilaku dimaksudkan sebagai Budaya Sekolah Bakti Mulya 400 adalah sebagai berikut:  Kegiatan sekolah dilaksanakan pagi hari dengan 5 hari belajar dalam seminggu.  Setiap pagi siswa dilepas pergi ke sekolah oleh kedua orang tua dengan iringan salam dan do’a.  Setibanya di sekolah saat bertemu dengan guru maupun teman berjabat tangan dan memberi salam “Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh” Demikian halnya bila menerima 38 salam maka segera menjawab salam “Wa’alaikum salam Warahmatullahi Wabarakatuh”.  Pada pagi hari membaca “Ikrar” dalam bahasa Arab dan terjemahannya bersama dengan guru, dan juga dilakukan dalam setiap kesempatan suatu acara resmi sekolah.  Dengan bimbingan guru yang mengajar pada jam pertama, siswa melafalkan surat “Al Fatihah” dan “Do’a” sebelum pelajaran dimulai, dan setelah jam pelajaran terakhir membaca surat “Al Ashr” dipimpin guru yang mengajar pada jam terakhir.  Membiasakan menulis dan mengucapkan “Basmallah” setiap memulai pekerjaan dan atau “Hamdallah” setelah selesai melakukan pekerjaan.  Melafalkan dan membiasakan mengamalkan 10 do’a amaliah harian, diantaranya do’a keluar rumah, mengawali dan mengakhiri pekerjaan, do’a untuk kedua orang tua, minta tambah ilmu, sebelum tidur, bangun tidur, masuk dan keluar kamar mandiwc, do’a bercermin, masuk dan keluar masjid  Melakukan 11 amalan yang tercermin dalam “Birrulwalidain” yakni: 1. Berbakti kepada orang tua 2. Ikhlas beramal 3. Rajin beramal 4. Ramah dalam bergaul 5. Ulet dalam mencapai cita-cita 6. Logis dalam berpikir 7. Waspada terhadap naza 39 8. Amanah, dapat dipercaya 9. Lemah lembut dalam tutur kata 10. Istiqomah, teguh dalam keyakinan 11. Nadzafah, bersih diri, pakaian dan lingkungan.  Membiasakan menulis tanggal, bulan dan tahun hijriah di samping tanggal, bulan dan tahun masehi.  Membiasakan mengucap kalimat-kalimat thayyibah dan dzikir dalam rangka mendekatkan diri dan mengagungkan Asma Allah SWT.  Membiasakan melaksanakan puasa sunat seperti puasa Senin dan Kamis.  Membiasakan memakmurkan Mushalla dengan kegiatan keagamaan dan shalat DzuhurJumat.  Melaksanakan pesantren kilat setiap awal Bulan Ramadhan.  Melaksanakan khataman pelajaran Al Quran, bagi siswa yang telah menyelesaikan pendidikan pada jenjang SD, SLTP, dan SMU.  Mengikuti pemantapan pelajaran Al Quran dengan metode Iqra, atau yang lainnya.  Menyelenggarakan latihan manasik haji, mejelang datangnya Hari Raya Idul Adha.  Memberangkatkan ibadah haji bagi gurukaryawan sesuai dengan kemampuan keuangan Yayasan BKSP Bakti Mulya 400.  Menyelenggarakan peringatan hari-hari besar Islam, Nasional dan bakti sosial kemasyarakatan seperti donor darah, khitanan masal, santunan anak yatim, pembagian sembako, pemberian beasiswa. 40  Menjalin kerja sama yang harmonis dengan orangtuawali siswa.  Mengenakan pakaian seragam, untuk siswa setiap hari sesuai jadwal. Dengan pelaksanaan budaya tersebut, diharapkan siswasiswi Bakti Mulya 400 memiliki sifat-sifat umum, sebagai berikut :  Bertaqwa kepada Allah SWT, serta aktif menjalankan ibadah dan amaliah.  Setiap gerak, langkah dan tindakan di manapun berada dan dalam suasana yang bagaimanapun semata-mata karena ibadah kepada Allah SWT, dengan senantiasa dijiwai ajaran Agama Islam.  Berbudi luhur dan berakhlak mulia.  Sehat jasmani dan rohani.  Memiliki pengetahuan dan keterampilan.  Kreatif dan bertanggung jawab.  Berpengetahuan tinggi dan cerdas.  Demokratis dan penuh tenggang rasa.  Berjiwa gotong royong, mencintai bangsa dan sesamanya.  Disiplin, cinta kebersihan dan keindahan alam sekitar.  Berjiwa pejuang, rendah hati dan berpola hidup sederhana.  Cukup tanggap dan peka terhadap masalah yang ada di lingkungannya. BAB IV 41 STRATEGI PENGELOLAAN KELAS DALAM PENGEMBANGAN BUDAYA DAN IKLIM SEKOLAH Pengelolaan kelas dalam pengembangan budaya dan iklim sekolah adalah segala usaha yang diarahkan untuk mewujudkan suasana dan kondisi belajar di dalam kelas agar menjadi kondusif dan menyenangkan serta dapat memotivasi siswa untuk belajar dengan baik sesuai dengan kemampuan. Dengan kata lain pengelolaan kelas merupakan usaha dalam mengatur segala hal dalam proses pembelajaran, seperti lingkungan fisik dan sistem pembelajaran di kelas. Pembelajaran yang efektif membutuhkan kondisi kelas yang kondusif. Kelas yang kondusif adalah lingkungan belajar yang mendorong terjadinya proses belajar yang intensif dan efektif. Strategi belajar apapun yang ditempuh guru akan menjadi tidak efektif jika tidak didukung dengan iklim dan kondisi kelas yang kondusif. Oleh karena itu guru perlu menata dan mengelola lingkungan belajar di kelas sedemikian rupa sehingga menyenangkan, aman, dan menstimulasi setiap anak agar terlibat secara maksimal dalam proses pembelajaran. Pengaturan lingkungan belajar sangat diperlukan agar anak mampu melakukan kontrol terhadap pemenuhan kebutuhan emosionalnya. Lingkungan belajar yang memberi kebebasan kepada anak untuk melakukan pilihan-pilihan akan mendorong anak untuk terlibat secara fisik, emosional, dan mental dalam proses belajar, dan karena itu, akan dapat memunculkan kegiatan-kegiatan yang kreatif-produktif. ltulah sebabnya, mengapa setiap anak perlu diberi kebebasan untuk melakukan pilihan-pilihan sesuai dengan apa yang mampu dan mau dilakukannya. Pengelolaan kelas yang baik, dapat dilakukan dengan enam cara sebagai berikut; 1 penciptaan lingkungan fisik kelas yang kondusif 2 penataan ruang belajar sebagai sentra belajar 3 penciptaan atmosfir belajar yang kondusif, 4 42 penetapan strategi pembelajaran dan 5 pemanfaatan media dan sumber belajar, dan 6 penilaian hasil belajar. Untuk lebih jelasnya ke enam cara tersebut di atas akan dijelaskan dalam uraian berikut.

A. Lingkungan Fisik Kelas