tercipta. Kunjungan kelas dapat dilakukan secara tiba-tiba atau atas kesepakatan antara kepala sekolah dan guru.
b Kepala sekolah membantu guru dalam mengidentifikasi
kesulitan yang dihadapi guru dalam pembelajaran dan faktor penciptaan budaya dan iklim belajar siswa. Kesulitan-kesulitan
itu dapat berhubungan dengan strategi pembelajaran, pengelolaan kelas maupun materi pembelajaran.
c Kepala sekolah bersama guru mendiskusikan cara-cara
pemecahan masalah guru. Diskusi diharapkan menghasilkan diagnosis pemecahan dan secara bersama mengupayakan
tindak lanjut untuk memperbaikinya. d
Contoh lembar kegiatan supervisi dapat dilihat pada lampiran kegiatan supervisi yang terdapat di bagian akhir dari bab ini.
3. Memberdayakan warga sekolah
Strategi pemberdayaan merupakan inspirasi banyak organisasi dewasa ini. Hal ini didasarkan pada asumsi bahwa manusia dalam
organisasi merupakan aset yang perlu dipelihara dan dikembangkan bagi peningkatan organisasi. Di sekolah terdapat sejumlah tenaga profesional,
khususnya guru, yang perlu dikembangkan dan didayagunakan. Beberapa sekolah yang sukses menerapkan strategi pemberdayaan
melalui berbagai program-program pengembangan profesional guru. Selain itu, kemauan kepala sekolah mendelegasikan sebagian pekerjaan
juga merupakan salah satu strategi yang banyak terbukti mendorong semangat tim di sekolah. Dalam situasi yang lain, kepala sekolah
melibatkan stafnya dalam berbagai pengambilan keputusan penting.
4. Memperhatikan kebutuhan pelanggan
113
Osborne dan Plastrik 1997 mengembangkan gagasan mengenai perlunya organisasi pemerintah memiliki strategi pelanggan dalam
meningkatkan akuntabilitasnya. Akuntabilitas berarti sejauhmana suatu lembaga bertanggung jawab kepada pelanggan produk atau jasa yang
dihasilkan. Semakin puas pelanggan terhadap produk atau jasa yang dihasilkan, semakin akuntabel suatu lembaga. Karena itu penerapan
strategi pelanggan akan memaksa sekolah dalam memperbaiki kinerjanya. Definisi tentang pelanggan meliputi pelanggan dari dalam sekolah
dan dari luar sekolah. Pelanggan dari dalam sekolah meliputi: siswa, guru, tenaga administrasi sedangkan pelanggan dari luar sekolah meliputi
orangtua, masyarakat, pemerintah dan pihak terkait lainnya. Baik pelanggan dari dalam sekolah, terlebih dari luar sekolah, perlu mendapat
kepuasan. Karena itu kepala sekolah sebagai manajer perlu mengembangkan cara-cara baru dalam memenuhi kepuasan
pelanggannya. Identifikasi kebutuhan pelanggan ini dapat dilakukan melalui analisis SWOT.
Di samping keempat karakteristik tersebut, beberapa indikator kepemimpinan kepala sekolah yang efektif dikemukakan berikut ini.
a Kepala sekolah menyiapkan waktu untuk berkomunikasi secara
terbuka dengan para guru, staf dan siswa. b
Kepala sekolah menekankan kepada guru dan staf untuk memenuhi norma-norma pembelajaran dengan disiplin yang
tinggi. c
Kepala sekolah memantau kemajuan belajar siswa melalui guru sesering mungkin berdasarkan pada data prestasi belajarnya.
d Kepala sekolah menyediakan dana yang diperlukan untuk
menjamin pelaksanaan program-program pembelajaran sesuai dengan prioritas-prioritas program yang telah ditentukan.
114
e Kepala Sekolah memberikan dukungan pada guru untuk
menegakkan kedisiplinan siswa. f
Kepala sekolah peka terhadap kebutuhan siswa, guru, staf, orangtua dan masyarakat.
g Kepala sekolah menunjukkan sikap dan perilaku yang dapat
menjadi anutan atau model bagi guru dan siswa. h
Ruang kepala sekolah terbuka bagi guru, siswa, dan orangtua untuk berkonsultasi atau berdiskusi secara pribadi mengenai
permasalahan yang mereka hadapi berkaitan dengan pendidikan dan pembelajaran di sekolah.
i Kepala sekolah transparan, akuntabel dan profesional
khususnya dalam pengelolaan keuangan. j
Kepala sekolah mendorong guru, staf dan siswa melakukan inovasi di sekolah.
k Kepala sekolah membangun kelompok kerja aktif.
l Kepala sekolah memiliki komitmen yang jelas terhadap
penjaminan mutu sekolah. m
Kepala sekolah mengidentifikasi misi organisasi supaya dapat menyusun tugas-tugas dan memberitahukan kepada seluruh
karyawan. n
Kepala sekolah menciptakan lingkungan yang fleksibel yang di dalamnya orang-orang tidak hanya dinilai dari, tetapi dianjurkan
untuk mengembangkan potensi mereka secara penuh. o
Membentuk budaya organisasi agar kreatifitas otonom dan proses belajar secara berkelanjutan menggunakan
115
pertumbuhan jangka panjang sebagai sasaran, bukan keuntungan jangka pendek.
p Mengubah organisasi dari piramid yang kaku menjadi lingkaran
yang lentur, di mana jaringan-jaringan berkembang dari unit-unit otonom.
q Menganjurkan inovasi, eksperimentasi dan menanggung resiko
dari perubahan yang terjadi. r
Mengantisipasi masa depan dengan membaca masa sekarang s
Secara konstan mempelajari organisasi dari dalam dan luar organisasi dan mengidentifikasi hubungan-hubungan yang
lemah dalam rangkaian seluruh kegiatan yang ada serta memperbaikinya.
t Berfikir secara global, bukan hanya secara nasional dan lokal
dalam menerima dan mengelola setiap informasi dan kegiatan yang ada dalam oraganisasi.
u Proaktif, senang dengan perbedaan dan ketikpastian sehingga
menumbuhkan kreatifitas dan inovatif guru dalam proses pembelajaran.
Di samping memenuhi indikator-indikator tersebut, dalam penelitian sekolah efektif, kompetensi kepemimpinan yang diperlukan di sekolah
tercermin dari beberapa karakteristik kepemimpinan berikut ini Tiong, 1997:
a. Kepala sekolah yang adil dan tegas dalam mengambil
keputusan. b.
Kepala sekolah yang membagi tugas secara adil kepada guru. c.
Kepala sekolah yang memahami perasaan guru 116
d. Kepala sekolah yang terampil dan tertib
e. Kepala sekolah yang berkemampuan dan efisien
f. Kepala sekolah yang memiliki dedikasi dan rajin
g. Kepala sekolah yang tulus.
h. Kepala sekolah yang percaya diri.
Dalam dokumen The School Leadership Context beberapa karakteristik kepemimpinan kepala sekolah yang baik menurut guru
adalah: a
Memiliki komitmen b
Memiliki energi c
Diterima oleh guru, staf, siswa dan orangtua d
Pendengar yang baik e
Dapat menyesuaikan diri dengan perubahan f
Menyediakan waktu bagi siswa g
Konsisten dan jujur h
Memiliki selera humor i
Mengekspresikan perasaan j
Berbagi tanggung jawab dan kekuasaan k
Terampil dalam hubungan manusia l
Mendorong individu dan kelompok untuk mengambil alih kepemimpinan
DAFTAR RUJUKAN
117
Anonim 1. 1990. Kamus manajemen. Mandar Maju. Bandung Anonim 2. 2007. 1001 Cara Untuk Memberikan Imbalan Kepada Karyawan.
Karisma Publishing Group. Batam Center. Anonim 3. 1999. Manajemen Jilid II Edisi bahasa Indonesia. PT. Prenhallindo.
Jakarta Arcaro. 2005. Pendidikan Berbasis Mutu. Pustaka Pelajar. Jakarta
Cheng, Y. C. 1993. Profiles of organizational culture and effective schools. School Effectiveness and School Improvement, 42:85-110.
Fisher Fraser, 1990. School Climate, SET research information for teachers No.2. Melbourne: Australian Council for Educational Research.
Freiberg. 1998. Measuring school climate: Let me count the ways. Educational Leadership.
Hoy. Hannum, 1997. Middle school climate: An empirical assessment of organisational health and studentc achievement.
Educational Administration Quarterly.
Hughes, 1991. Teachers professional development. Melbourne, Victoria: Australian Council for Educational Research.
Juran. 1989. On Leadeship Of Quality Free Press. Mc. Millan Inc. USA Koentjoroningrat. 1974. Kebudayaan Mentaliter dan Pemberdayaan. Gramedia.
Jakarta Luthans, F. 2006. Organization Behavior 10
th
Edition. The McGraw-Hill Companies, Inc.
Moekijat, Drs. 1990. Asas-asas Perilaku Organisasi. Cv. Mandar Maju. Bandung
118
Mortimore, P. 1993. School effectiveness and the management of effective learning and teaching. School Effectiveness and School Improvement;
44:290-310.
Moedjiarto. 1990. Persepsi terhadap Karakteristik yang Membedakan Sekolah Menengah Atas dengan Prestasi Aki:zdemik Tinggi dan Sekolah
Menengah Atas dengan Prestasi Akademik Rendah di Surabaya. Disertasi. Tidak diterbitkan: Malang: Fakultas Pasca Sarjana Intitut Keguruan dan
llmu Pendidikan Malang. Nelson 2007. 1001 Cara Untuk Menjadikan Karyawan Bersemangat. Karisma
Publishing Group. Batam Center. Papanastasiou, 2002. School, teaching and family influence on student attitudes
toward science: Based on TIMSS data for Cyprus. Studies in Educational Evaluation, .
Paul dan Ken Blancher. 1992. Manajemen Perilaku Organisasi : Pemberdayaan Sumber Daya Manusia. Alih Bahasa Agus Darma. Edisi keempat.
Erlangga. Jakarta. Pedoman Pengembangan Budaya Kerja Aparatur Negara. 2002. Diterbitkan
Kementrian Pendayagunaan Budaya Kerja Aparatur Negara RI. Jakarta. Purkey, Smith, 1985. Too soon to cheer? Synthesis of research on effective
schools. Educational Leadership. Robins, 1994. Teori Organisasi Struktur, Desain Aplikasi. Arcan. Jakarta
Robins, Mary Coulter. 1999. Manajemen Jilid I Edisi bahasa Indonesia. PT. Prenhallindo. Jakarta
Samdal, Wold, Bronis, 1999. Relationship between students perceptions of school environment, their satisfaction with school and perceived academic
119
achievement: An international study. School Effectiveness and School Improvement, 103, 296-320.
Slater, dan Teddlie, 1992. Toward a theory of school effectiveness and leadership. School Effectiveness and School Improvement, 34:242-257.
Supriyanto, 2006. Budaya Kerja Perbankan Jalan Lurus Menuju Integritas Sambutan Burhanuddin Abdullah. Pustaka LP3ES. Jakarta
Van de Grift, Houtveen, Vermeulen, 1997. Instructional climate in Dutch secondary education. School Effectiveness and School Improvement.
Taylor, B. O. dan Levine, D. V. 1991. Effective school project and school-based management. Phi Delta Kappan, Januari. 394-397.
Townsend, T. 1994. Effecting Schooling For the CommUllity. London and New York, Routledge.
Witte, J. F. dan Walsh, D. J. 1990, A systematic test of the effective school model. Educational Evaluation and Policy Analysis, 122:188-212.
120
LAMPIRAN
Lampiran 1 : CONTOH LEMBAR KEGIATAN SUPERVISI BUDAYA DAN IKLIM SEKOLAH
Nama GuruKelas : Semester Tahun Ajaran:
Mata Pelajaran :
Tanggal :
Komponen Aspek yang Diobservasi
Praktek-praktek yang baik yang
telah dilakukan Bentuk
Permasalahan dan Kendala yang
Dialami Rencana
Tindak Lanjut
Pengelolaan Kelas
- Pengaturan kelas
- Poster afirmasi
- Dsb
Strategi -
Kesesuaian strategi 121
pembelajaran pembelajaran dalam
menciptakan budaya belajar
- Pemilihan strategi yang
bervariasi -
Dsb.
Hubungan sosial
dengan siswa
- Cara guru
berkomunikasi dengan siswa
- Teknik pengaturan kelas
yang memudahkan berkomunikasi
- Dsb
Budaya kelas
- Penanaman budaya
prestasi pada siswa -
Dsb.
Supervisor: Nama dan tandatangan
122
Lampiran 2 : Bahan Diskusi dan Penugasan A.
Bahan Diskusi dan Tugas materi BAB II : 1.
Rumuskan ulang gtdengan kata-kata Anda sendiri mengenai pengertian budaya dan iklim sekolah. Diskusikan dengan teman-
teman dalam kelompok Anda dan rumuskan pendapat kelompok mengenai pengertian budaya dan iklim sekolah.
2. Gambarkan budaya dan iklim sekolah Anda dalam bentuk kata-kata