Format pembelajaran dapat mencakup semua indera dan
aktivitas belajar, yaitu visual, audio, oral, dan gerak kinestetik.
Peluang untuk menyulang materi terbuka luas dan lebih banyak.
Penjadwalan bisa lebih fleksibel apabila laboratorium komputer diperlakukan sebagai sumber yang dapat diakses sendiri oleh
setiap siswa self-access learning resources.
Menawarkan materi dan kegiatan yang otentik dan interaktif. Dari hasil pendampingan dan refleksi terhadap kemampuan guru
menggunakan media dan sumber belajar di dalam proses pembelajaran, ditemukan sejumlah keberhasilan di samping sejumlah kendala
sebagaimana yang dipaparkan berikut ini.
F. Penilaian Hasil Belajar
Penilaian hasil belajar sebaiknya ditekankan pada proses pembelajaran yang dilakukan oleh siswa, bukan untuk mengukur pada hasil semata. Bentuk
penilaian yang dianjurkan dalam pembelajaran efektif adalah penilaian sebenarnya authentic assessment. Yang paling ditekankan adalah bagaimana
guru senantiasa menyadari sejak awal bahwa tujuan akhir dari penilaian pembelajaran adalah agar untuk mengukur dan menilai keberhasilan
pencapaian tiga jenis kecerdasan secara seimbang, yakni kecerdasan IQ, EQ, dan SQ.
Beberapa prinsip penilaian dalam pembelajaran efektif yang perlu diketahui oleh guru dalam menyusun dan melaksanakan penilaian sebagai
berikut berikut.
Harus mengukur semua aspek pembelajaran, yaitu proses, kinerja, dan produk.
74
Dilaksanakan selama dan sesudah proses pembelajaran
berlangsung.
Menggunakan berbagai cara dan berbagai sumber. Tes hanya salah satu alat pengumpul data penilaian.
Menstimulasi muncul dan digunakannya cara berpikir divergen
berpikir lateral, horisontal, sebagai lawan cara berpikir konvergen dan vertikal oleh siswa. Soal-soal atau tugas memancing munculnya
cara jawab atau cara penyelesaian yang bervariasi, bukan hanya satu jawaban kunci.
Tugas-tugas yang diberikan dan dijadikan bahan evaluasi siswa
haruslah mencerminkan bagian-bagian kehidupan siswa yang nyata setiap hari. Mereka harus dapat menceritakan pengalaman atau
kegiatan yang mereka lakukan setiap hari.
Penilaian harus menekankan pada kedalaman pengetahuan kualitas dan keahlian siswa, bukan keluasannya kuantitas.
Untuk menjalankan prinsip-prinsip penilaian, guru harus mempertim- bangkan beberapa hal penting antara lain; 1 penilaian proses dan hasil, 2 pe-
nilaian berkala dan berkesinambungan, 3 penilaian yang jujur dan adil, dan 4 memberikan penilaian secara seimbang terhadap kecerdasan IQ, EQ, dan SQ.
Komponen proses dan hasil belajar yang penting dinilai antara lain:
Hasil ulangan harian dan ulangan umum. Biasanya dicatat dalam buku rapor siswa.
Tugas-tugas terstruktur biasanya dikumpulkan oleh guru dan
disimpan dalam map atau loker khusus.
Catatan perilaku harian para siswa, biasanya tersimpan pada buku khusus catatan anekdot.
75
Laporan kegiatan siswa di luar sekolah yang menunjang kegiatan
belajar, biasanya dikumpulkan oleh guru dan didokumentasikan.
Penilaian secara umum bertujuan untuk mengetahui kemajuan hasil
belajar siswa dan menetapkan tingkat penguasaan kompetensi suatu keahlian tertentu sesuai dengan indikator yang dipersyaratkan standar kompetensi. Ber-
dasarkan hasil penilaian itu diberikan penghargaan kepada peserta didik dalam
bentuk rapor, ijazah, paspor keterampilan, atau sertifikat kompetensi. Bentuk
penilaian meliputi jenis tagihan seperti kuis, pertanyaan lisan di kelas, ulangan harian, tugas individu, tugas kelompok, ulangan semester, kerja praktikunjuk
kerja, pekerjaan rumah, atau bentuk tagihan pilihan ganda, uraian singkat, laporan untuk kerja, portofolio, serta tagihan dalam bentuk soal yang akan
diberikan pada peserta didik.
76
BAB V TATA TERTIB DAN KEDISIPLINAN DALAM MENDUKUNG
PENGEMBANGAN BUDAYA DAN IKLIM SEKOLAH
Tata tertib dan kedisiplinan sangat penting artinya dalam mewujudkan budaya dan iklim sekolah yang kondusif melalui penciptaan kedisiplinan belajar.
Penelitian Moedjiarto 1990 mengungkapkan bahwa karakteristik tata tertib dan kebijakan disiplin sekolah mempunyai hubungan yang signifikan dengan
prestasi akademik siswa. Pada dasarnya tata tertib dan disiplin merupakan harapan yang dinyatakan secara eksplisit yang mengandung peraturan tertulis
mengenai perilaku siswa yang dapat diterima, prosedur disiplin, dan sanksi- sanksinya ESCN, 1987 seperti dikutip oleh Moedjiarto, 1990. Witte dan Walsh
1990 mengemukakan dua dimensi penting kedisiplinan yang dilaksanakan dalam sekolah efektif, yaitu: 1 persetujuan kepala sekolah dan guru terhadap
kebijakan disiplin sekolah, dan 2 dukungan yang diberikan kepada guru bilamana mereka melaksanakan peraturan disiplin sekolah.
Disiplin sebenarnya bukan hanya sekedar aturan yang harus ditaati untuk merubah perilaku siswa di sekolah dan bukan sekedar sarana yang digunakan
untuk mencapai tujuan, tetapi lebih dari itu untuk membentuk mental disiplin kepada siswa. Hal ini dapat dilakukan dengan cara menciptakan kondisi sekolah
yang dapat membuat semua personil sekolah untuk taat dan patuh secara sadar untuk mengikuti tata tertib yang ada disekolah tersebut. Misalnya tata tertib
untuk masuk sekolah jam 07.00-07.15. dan bila melewati jam tersebut pintu gerbang sekolah ditutup rapat, siapapun tidak diperbolehkan untuk masuk ke
lingkungan sekolah jika terlambat, kecuali tamu yang akan berkunjung kesekolah atau ada hal lain yang mendesak sehingga pintu gerbang sekolah
dapat dibuka. Aturan itu harus konsisten dilaksanakan dan diberlakukan kepada semua personil sekolah termasuk guru, staf dan kepala sekolah.
77