Jangkauan Pengaturan Pengaturan Jaringan Utilitas Terpadu di Kabupaten Badung.

54 BAB V JANGKAUAN, ARAH PENGATURAN, DAN RUANGLINGKUP MATERI MUATAN RANCANGAN PERATURAN DAERAH TENTANG PENEMPATAN JARINGAN UTILITAS TERPADU

5.1. Jangkauan Pengaturan

Pengaturan penempatan jaringan utilitas yang akan disusun oleh pemerintah Kabupaten Badung perlu dituangkan kedalam Peraturan Daerah Kabupaten Badung. Hal ini dimaksudkan untuk memberikan jaminan kepastian hukum, peningkatan penyelenggaraan pemerintahan daerah, pelaksanaan pembangunan dan peningkatan mutu pelayanan kepada masyarakat melalui pengelolaan penempatan jaringan utilitas secara terpadu sehingga dapat menghindari terjadinya tumpang tindih dalam perencanaan maupun pelaksanaaan jaringan utilitas di Kabupaten Badung. Undang – Undang No. 38 tahun 2004 tentang jalan menerangkan bahwa, jalan sebagai prasarana transportasi darat meliputi segala bagian jalan, termasuk bangunan pelengkap dan perlengkapannya yang diperuntukkan bagi lalu lintas, yang berada pada permukaan tanah, di atas permukaan tanah, di bawah permukaan tanah danatau air, serta di atas permukaan air, kecuali jalan kereta api, jalan lori, dan jalan kabel. Status jalan dikelompokkan ke dalam jalan nasional, jalan provinsi, jalan kabupaten, jalan kota, dan jalan desa. Jalan memiliki bagian-bagian seperti ditentukan dalam Pasal 11 yakni: bagian ruang manfaat jalan, ruang milik jalan, dan ruang pengawasan jalan. Ruang manfaat jalan yang dimaksud adalah badan jalan, saluran tepi jalan, dan ambang pengamannya. Pasal 16 dari Undang-Undang No. 38 tahun 2004 telah memberikan ruang dalam pengaturan pemanfaatan dan penggunaan bagian –bagian jalan kecuali bagian-bagian jalan tol meliputi: a. pemanfaatan ruang manfaat jalan dan ruang milik jalan selain peruntukannya meliputi bangunan dan jaringan utilitas, iklan, media informasi, bangun –bangunan, dan bangunan gedung di dalam ruang milik jalan; b. penggunaan ruang manfaat jalan yang memerlukan perlakuan khusus terhadap konstruksi jalan dan jembatan berupa muatan dan kendaraan dengan dimensi, muatan sumbu terberat danatau beban total melebihi standar; dan c. 55 Penggunaan ruang pengawasan jalan yang tidak mengganggu keselamatan pengguna jalan dan keamanan konstruksi jalan. Penempatan jaringan utilitas dapat memanfatkan bagian-bagian jalan. Bilamana perlu Pemerintah Kabupaten Badung dapat menggunakan ruang milik jalan meliputi ruang manfaat jalan dan sejalur tanah tertentu di luar ruang manfaat jalan. Undang-Undang No. 38 Tahun 2004 mengatur pula kewenangan penyelenggaraan jalan, seperti ditentukan dalam Pasal 14, yakni meliputi: pengaturan, pembinaan, pembangunan, dan pengawasan jalan. Khusus untuk wewenang kabupaten, termasuk Pemerintah Kabupaten Badung, atas pemanfaatan jalan ditentukan dalam Pasal 16 bahwa wewenang pemerintah kabupaten dalam penyelenggaraan jalan meliputi penyelenggaraan jalan kabupaten dan jalan desa. Dalam hal ini tampak lingkup kewenangan penyelenggaraan jalan meliputi jalan kabupaten dan jalan desa. Pengalihan penempatan jaringan utilitas pada ruas-ruas jalan diupayakan agar tidak menimbulkan terhadap lalu lintas dan angkutan jalan. Undang-Undang No.22 tahun 2009 menekankan tujuan pengaturan penyelenggaraan lalu lintas dan angkutan jalan adalah untuk: a. terwujudnya pelayanan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan yang aman, selamat, tertib, lancar, dan terpadu dengan moda angkutan lain untuk mendorong perekonomian nasional, memajukan kesejahteraan umum, memperkukuh persatuan dan kesatuan bangsa, serta mampu menjunjung tinggi martabat bangsa, b. terwujudnya etika. berlalu lintas dan budaya bangsa; dan c. terwujudnya penegakan hukum dan kepastian hukum bagi masyarakat. Bilamana dalam pembangunan sarana, prasarana, dan fasilitas pendukung ternyata dalam hal pengaturan ruang lalu lintas terganggu dan tidak memungkinkan untuk menggunakan manajemen dan rekayasa lalu lintas maka alternatif pemilihan jalur jaringan utilitas yang direncanakan perlu direvisi. Pemilihan alternatif penempatan jaringan utilitas yang dimaksud mengacu pada UU No. 26 Tahun 2007 yang telah dideskripsikan di atas tentang Penataan Ruang, dimana arahan peraturan zonasi sistem yang diatur dalam wilayah provinsi dapat dijadikan referensi terkait indikasi arahan peraturan zonasi untuk struktur ruang, pola ruang, dan kawasan strategis yang terdiri atas: a Sistem perkotaan; b Sistem jaringan transportasi; c Sistem jaringan energi; d Sistem jaringan telekomunikasi; e Sistem jaringan sumber daya air; Kawasan lindung; f Kawasan budi daya; g Kawasan strategis. 56 Dengan demikian jangkauan berlakunya Peraturan Daerah Kabupaten Badung tentang Penempatan Jaringan Utilitas Terpadu yang akan dibentuk meliputi: a. pemasangan jaringan utilitas pada bagian-bagian jalan, di atas tanah, di dalam tanah dan di udara sepanjang jalan kabupaten dan jalan desa. b. pemasangan jaringan utilitas terpadu mencakup sistem perkotaan; sistem jaringan transportasi; sistem jaringan energi; sistem jaringan telekomunikasi; sistem jaringan sumber daya air; kawasan lindung; kawasan budi daya; dan kawasan strategis. c. pemasangan jaringan utilitas yang difasilitasi oleh Pemerintah Kabupaten Badung dengan sarana pemasangan jaringan utilias terpadu berlaku di wilayah Kecamatan Kuta.

5.2. Arah Pengaturan