UU No. 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan.

38 kelancaran dan keselamatan pengguna jalan, dan keamanan konstruksi serta menjaga dan meningkatkan kualitas ruang dan kelestarian lingkungan.

3.2.4 UU No. 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan.

Pokok-pokok pikiran dalam bagian Menimbang yang menunjukkan alasan pembentukan UU ini adalah Lalu Lintas dan Angkutan Jalan mempunyai peran strategis dalam mendukung pembangunan dan integrasi nasional sebagai bagian dari upaya memajukan kesejahteraan umum sebagaimana diamanatkan oleh UUD Tahun 1945. Lalu Lintas dan Angkutan Jalan harus dikembangkan potensi dan perannya untuk mewujudkan keamanan, keselamatan, ketertiban, dan kelancaran berlalu lintas dan Angkutan Jalan dalam rangka mendukung pembangunan ekonomi dan pengembangan wilayah. Perkembangan lingkungan strategis nasional dan internasional menuntut penyelenggaraan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan yang sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, otonomi daerah, serta akuntabilitas penyelenggaraan Negara. Di dalam Batang Tubuh terdapat ketentuan-ketentuan sebagai berikut. Tujuan penyelenggaraan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan yaitu: a. terwujudnya pelayanan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan yang aman, selamat, tertib, lancar, dan terpadu dengan moda angkutan lain untuk mendorong perekonomian nasional, memajukan kesejahteraan umum, memperkukuh persatuan dan kesatuan bangsa, serta mampu menjunjung tinggi martabat bangsa; b. terwujudnya etika berlalu lintas dan budaya bangsa; dan c. terwujudnya penegakan hukum dan kepastian hukum bagi masyarakat. Negara bertanggung jawab atas Lalu Lintas dan Angkutan Jalan. Sedangkan Pemerintah melakukan pembinaan atas lalu linas dan angkutan jalan, meliputi: perencanaan; pengaturan; pengendalian; dan pengawasan. Pemerintah dalam melaksanakan pembinaan dapat menyerahkan sebagian urusannya kepada pemerintah provinsi danatau pemerintah kabupatenkota. Urusan pemerintah provinsi dalam melakukan pembinaan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan meliputi: a. penetapan sasaran dan arah kebijakan sistem Lalu Lintas dan Angkutan Jalan provinsi dan kabupatenkota yang jaringannya melampaui batas wilayah kabupatenkota; b. pemberian bimbingan, pelatihan, sertifikasi, dan izin kepada perusahaan angkutan umum di provinsi; dan 39 c. pengawasan terhadap pelaksanaan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan provinsi. Sedangkan urusan pemerintah kabupatenkota dalam melakukan pembinaan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan meliputi: a. penetapan sasaran dan arah kebijakan sistem Lalu Lintas dan Angkutan Jalan kabupatenkota yang jaringannya berada di wilayah kabupatenkota; b. pemberian bimbingan, pelatihan, sertifikasi, dan izin kepada perusahaan angkutan umum di kabupatenkota; dan c. pengawasan terhadap pelaksanaan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan kabupatenkota. Penyelenggaraan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan dalam kegiatan pelayanan langsung kepada masyarakat dilakukan oleh Pemerintah, Pemerintah Daerah, badan hukum, danatau masyarakat secara terkoordinasi forum Lalu Lintas dan Angkutan Jalan. Forum Lalu Lintas dan Angkutan Jalan bertugas melakukan koordinasi antarinstansi penyelenggara yang memerlukan keterpaduan dalam merencanakan dan menyelesaikan masalah Lalu Lintas dan Angkutan Jalan; yang beranggotakan unsur pembina, penyelenggara, akademisi, dan masyarakat. Untuk mewujudkan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan yang terpadu dilakukan pengembangan Jaringan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan untuk menghubungkan semua wilayah di daratan dengan berpedoman pada Rencana Induk Jaringan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan sesuai dengan kebutuhan. Rencana Induk Jaringan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan KabupatenKota disusun secara berkala dengan mempertimbangkan kebutuhan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan serta ruang kegiatan berskala kabupatenkota. Proses penyusunan dan penetapan Rencana Induk Jaringan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan KabupatenKota dengan memperhatikan: a. Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional; b. Rencana Induk Jaringan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan Nasional; c. Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi; d. Rencana Induk Jaringan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan Provinsi; dan e. Rencana Tata Ruang Wilayah KabupatenKota. Rencana Induk Jaringan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan KabupatenKota memuat: a. prakiraan perpindahan orang danatau barang menurut asal tujuan perjalanan lingkup kabupatenkota; 40 b. arah dan kebijakan peranan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan kabupatenkota dalam keseluruhan moda transportasi; c. rencana lokasi dan kebutuhan Simpul kabupatenkota; dan d. rencana kebutuhan Ruang Lalu Lintas kabupatenkota. Jalan dikelompokkan dalam beberapa kelas berdasarkan: fungsi dan intensitas lalu lintas guna kepentingan pengaturan penggunaan jalan dan kelancaran lalu lintas dan angkutan jalan; dan daya dukung untuk menerima muatan sumbu terberat dan dimensi kendaraan bermotor. Pengelompokan jalan menurut kelas jalan terdiri atas: Jalan Kelas I, Kelas II, Kelas III; dan ada juga Jalan Kelas Khusus. Setiap Jalan yang digunakan untuk Lalu Lintas umum wajib dilengkapi dengan perlengkapan Jalan berupa: Rambu Lalu Lintas; Marka Jalan; Alat Pemberi Isyarat Lalu Lintas; alat penerangan Jalan; alat pengendali dan pengaman Pengguna Jalan; alat pengawasan dan pengamanan Jalan; fasilitas untuk sepeda, Pejalan Kaki, dan penyandang cacat; dan fasilitas pendukung kegiatan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan yang berada di Jalan dan di luar badan Jalan. Penyediaan perlengkapan Jalan diselenggarakan oleh: Pemerintah untuk jalan nasional; pemerintah provinsi untuk jalan provinsi; pemerintah kabupatenkota untuk jalan kabupatenkota dan jalan desa; atau badan usaha jalan tol untuk jalan tol. Setiap orang dilarang melakukan perbuatan yang mengakibatkan kerusakan danatau gangguan fungsi Jalan. Selain itu, juga dilarang setiap orang dilarang melakukan perbuatan yang mengakibatkan gangguan pada fungsi perlengkapan Jalan. Gayut dengan ketentuan tentang jalan, maka pemasangan jaringan utilitas dalam ruang milik jalan dapat dilakukan tetapi jangan sampai menimbulkan gangguan terhadap fungsi jalan dan fungsi perlengkapan jalan serta memperhatikan terwujudnya pelayanan lalu lintas dan angkutan jalan yang aman, selamat, tertib, lancar, dan terpadu dengan moda angkutan lain.

3.2.5 UU No. 30 Tahun 2009 Tentang Ketenagalistrikan, PP Nomor 23 Tahun 2014.