9
BAB II KAJIAN TEORITIS DAN PRAKTIS EMPIRIS
2.1 Kajian Teoritis
2.1.1 Jaringan Utilitas.
Permen PU No. 20PrtM2010 menentukan bahwa, utilitas ad alah “fasilitas yang
menyangkut kepentingan umum meliputi listrik, telekomunikasi, informasi, air, minyak, gas dan bahan bakar lainnya, sanitasi dan sejenisnya”. Kepentingan umum maksudnya adalah kegiatan
yang menyangkut kepentingan bangsa dan negara, masyarakat luas, rakyat banyak atau bersama, danatau kepentingan pembangunan, termasuk diantaranya kegiatan Pemerintah Pusat atau
Daerah Penjelasan PP No. 27 Tahun 2014. Utilitas merupakan fasilitas umum yang menyangkut kepentingan masyarakat banyak yang mempunyai sifat pelayanan lokal maupun
wilayah di luar bangunan pelengkap dan pelengkap jalan. Berdasarkan pengertian normatif dalam Permen PU tersebut di atas maka, utilitas meliputi: listrik, telekomunikasi, informasi, air,
minyak, gas dan bahan bakar lainnya, sanitasi dan sejenisnya. Jaringan maksudnya adalah susunan komponen utilitas yang terhubung secara fungsional
sehingga jelas awal dan akhirnya, serta faktor yang berpengaruh terhadap proses berlangsungnya fungsi utilitas tersebut
15
. Jaringan utilitas yang dimaksudkan di sini meliputi jaringan listrik, telekomunikasi, informasi, air, minyak, gas dan bahan bakar lainnya, sanitasi dan sejenisnya.
Jaringan utilitas dapat berbentuk kabel, pipa, kabel danatau pipa. Jaringan listrik merupakan utilitas yang paling dominan karena membutuhkan ruang yang
paling besar. Penempatan jaringan listrik ada dua macam yaitu jaringan kabel udara dan jaringan kabel tanam dengan kedalaman kurang dari 1 meter dari permukaan jalan. Jaringan listrik
dibedakan atas: 1. Jaringan tegangan ekstra tinggi 500kV, merupakan jaringan listrik yang menghubungkan
pembangkit listrik ke dan antar Gardu Induk Tegangan Ekstra Tinggi GITET sehingga jalur
15
Diadaptasi dari Ebta Setiawan
, http:kbbi.web.idjaring
.,© 2012-2015 versi 1.4., diunduh Sabtu, 4 April 2015.
10 digunakan biasanya tidak mengikuti jalur jalan. Jaringan listrik tegangan tinggi lebih banyak
menggunakan jaringan diatas tanah yang disebut dengan Saluran Udara Tegangan Ekstra Tinggi SUTET. Penempatan jaringan SUTET dibawah tanah akan sangat dihindari karena
membutuhkan spesifikasi teknis yang sangat tinggi untuk menghindari resiko terhadap aktivitas manusia diatasnya maupun resiko terhadap jaringan lainnya.
2. Jaringan transmisi tegangan tinggi 150kV, jaringan listrik ini menguhubungkan pembangkit ke dan antar Gardu IndukGI dan lebih banyak menggunakan Saluran Udara Tegangan
Tinggi SUTT. Jaringan SUTT ini juga tidak mengikuti jalur jalan namun mengambil jarak terdekat. Dalam kondisi bahwa jaringan harus ditanamdiletakan dibawah tanah, maka
spesifikasi teknis yang khusus harus diterapkan. 3. Jaringan distribusi tegangan menengah 20kV, jaringan listrik ini menghubungkan GI
dengan pusat bebankonsumen trafo distribusi. Jaringan ini banyak menggunakan saluran udara maupun saluran bawah tanah dan biasanya mengikuti jalur jalan karena pusat-pusat
bebankonsumen berada di pinggir jalan. Jenis penghantarkawat yang digunakan untuk saluran udara dan saluran bawah tanah berbeda dengan spesifikasi teknis yang berbeda pula.
Untuk kawat yang digunakan untuk saluran udara biasanya berupa kawat telanjangtanpa isolasi sedangkan yang ditanam harus mempunyai isolasi yang cukup untuk menjamin
keamanan penyaluran dan keselamatan. 4. Jaringan sambungan rumah SR adalah jaringan listrik yang menghubungkan trafo menuju
ke rumah-rumah konsumen yang berada didaerah jangkauan trafo.Jaringan listrik ini biasanya menggunkan kabel tertutup isolasi yang bisa ditaruh diatas tanahudara maupun
dibawah tanah. Jaringan Kabel Telekomunikasi Telkom ada yang berupa jaringan kabel udara, juga
jaringan kabel tanam; ada pula jaringan kabel yang diletakan ke dalam saluran drainase. Jaringan Kabel Optik yang berupa jaringan kabel tanam dengan kedalaman kurang dari 1 meter dari
permukaan jalan. Jaringan air bersih menggunakan pipa dengan diameter 1 inchi sampai dengan pipa 24
inchi sebagai pipa transmisi maupun pipa distribusi. Kedalaman penempatan pipa air bersih antara 1,2 meter sampai dengan 1,5 meter dari permukaan jalan.
11 Jaringan pipa sanitasi DSDP
Denpasar Sewerage Development Project
berupa pipa beton dengan diameter 200mm sampai dengan 800mm. Kedalaman pipa sanitasi bervariasi
antara 1.5 meter sampai dengan 7 meter dari permukaan jalan Jaringan Distribusi Gas dan Bahan Bakar Lainnya adalah jaringan pipa untuk
mengalirkan gas atau bahan bakar lainnya ke pelanggan. Dalam hal ini belum ada jaringan pipa gas di lokasi yang ditinjau.
2.1.2 Hak Penguasaan Negara Atas Jalan.