51 Kabupaten Badung adalah merupakan salah satu daerah pariwisata yang di Propinsi Bali dan
merupakan wilayah yang mempunyai jumlah penduduk yang cukup padat dan heterogen dengan mobilitas yang cukup tinggi, karena itu untuk mewujudkan tercapainya pelayananan sarana-
prasarana terhadap semua hal tersebut, perlu memiliki peraturan daerah yang mampu memberikan rasa aman dan nyaman bagi masyarakat.
4.3. Landasan Yuridis
Landasan yuridis merupakan landasan hukum
yuridische gelding
yang menjadi dasar kewenangan
bevoegheid, competence
pembentukan peraturan perundang-undangan termasuk Perda. Dalam Lampiran I UU NO. 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-
Undangan, yang dimaksud dengan landasan yuridis adalah pertimbangan atau alasan yang menggambarkan bahwa peraturan yang dibentuk untuk mengatasi masalah hukum atau mengisi
kekosongan hukum dengan mempertimbangkan aturan yang ada, yang akan diubah, atau yang akan dicabut guna menjamin kepastian hukum dan rasa keadilan masyarakat. Landasan yuridis
menyangkut persoalan hukum yang berkaitan dengan substansi atau materi yang diatur sehingga perlu dibentuk Peraturan perundang-undangan yang baru.
Beberapa persoalan hukum itu, antara lain peraturan yang sudah ketinggalan, peraturan yang tidak harmonis atau tumpang tindih, jenis peraturan yang lebih rendah dari undang-undang
sehingga daya berlakunya lemah, peraturannya sudah ada tetapi tidak memadai, atau peraturannya memang sama sekali belum ada.
Landasan yuridis dibedakan ke dalam landasan yuridis formal dan landasan yuridis material. Landasan yuridis formal melihat apakah pejabat atau badan mempunyai dasar hukum
kewenangan dalam membentuk peraturan perundang-undangan. Sedangkan landasan yuridis material menunjuk kepada materi muatan tertentu yang harus dimuat dalam suatu peraturan
perundang-undangan tertentu.
29
Dengan demikian Perda agar dapat mengikat secara umum dan memiliki efektifitas serta diterima oleh masyarakat, maka dalam pembentukannya harus memenuhi beberapa persyaratan
yuridis. Persyaratan yuridis yang harus dipenuhi adalah : 1. Dibuat atau dibentuk oleh organ yang berwenang .
29
Rasjidi Ranggawidjaja, 1998, Pengantar Ilmu Perundang-undangan, Mandar Maju, Bandung.h 43-45.
52 Jika persyaratan ini tidak terpenuhi maka peraturan perundang-undangan tersebut akan batal
demi hukum
van rechtswegenietig
sehingga peraturan perundang-undangan itu akan dianggap tidak ada dan segala akibatnya batal secara hukum.
2. Adanya kesesuaian bentukjenis Peraturan Perundang-undangan dengan materi muatan yang akan diatur.
3. Adanya prosedur dan tata cara pembentukan yang telah ditentukan. 4. Tidak boleh bertentangan dengan Peraturan Perundang-undangan yang lebih tinggi
tingkatannya.
30
Terkait pembentukan Perda penempatan jaringan utilitas, maka kewenangan pembentukannya berdasarkan Pasal 236 ayat 2 UU No.23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan
Daerah sebagaimana telah dirubah dengan UU No.2 Tahun 2015 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang No.2 Tahun 2014 tentang Perubahan Atas UU No.23
Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah Menjadi Undang-Undang Lembaran Negara RI Tahun 2015 Nomor 24, TLN RI No.5657 dan terakhir dengan UU No.9 Tahun 2015 tentang
Perubahan kedua atas Undang-Undang No.23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah Lembaran Negara 2015 No.58, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5679.
Dalam UU tersebut ditentukan bahwa Perda dibentuk oleh DPRD dengan persetujuan bersama kepala Daerah. Sebelum ditetapkan akan melalui prosedur dan tata cara pembentukan yang telah
ditentukan dalam Peraturan Perundang-undangan serta akan didasarkan pada Peraturan Perundang-undangan di atasnya yang terkait dengan pengaturan penempatan jaringan utilitas.
Secara yuridis material, substansi peraturan daerah yang mengatur tentang penempatan jaringan utilitas secara terpadu di Kabupaten Badung selama ini belum ada, yang ada adalah
Perda Kabupaten Daerah Tingkat II Badung Nomor 12 Tahun 1998 tentang Penggalian Jalan, Merubah Trotoar dan Pemancangan Tiang di Wilayah Kabupaten daereh Tingkat II Badung,
namun perda ini belum mengatur kebutuhan akan pengaturan jaringan utilitas secara terpadu. Berdasarkan pada hal tersebut maka Peraturan Daerah Kabupaten Badung mengenai
Jaringan Utilitas Terpadu penting untuk dibentuk karena telah memenuhi landasan filosofis, sosiologis, dan yuridis. Landasan Pembentukannya antara lain UUD Tahun 1945, Undang-
Undang Nomor 69 tahun 1958 tentang Pembentukan Daerah-daerah Tingkat II Dalam Wilayah
30
Hestu Cipto Handoyo, B,Op.Cit.,h.75-b76
53 Daerah-daerah Tingkat I Bali, Nusa Tenggara Barat dan Nusa Tenggara Timur Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 1958 Nomor 122, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 1655, dan UU No.9 Tahun 2015 tentang Perubahan kedua atas Undang-
Undang No.23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah Lembaran Negara 2015 No.58, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5679. Sedangkan landasan yuridis
materialnya mengacu
pada peraturan
perundang-undangan yang
menghendaki diimplementasikan dengan peraturan daerah. Peratura perundang-undangan yang dimaksudkan
sudah dideskripsikan pada sub bab 2 dua dalam Bab III di atas.
54
BAB V JANGKAUAN, ARAH PENGATURAN, DAN RUANGLINGKUP
MATERI MUATAN RANCANGAN PERATURAN DAERAH TENTANG PENEMPATAN JARINGAN UTILITAS TERPADU
5.1. Jangkauan Pengaturan