Kategori IIIA peresepan antibiotika yang terlalu lama Kategori IIIB peresepan antibiotika terlalu singkat Kategori IIA peresepan antibiotika tidak tepat dosis Kategori IIB peresepan antibiotika tidak tepat interval

Amstrong, Goldman, Lance, 2011. Pemberian antibiotika profilaksis single dose juga akan mengurangi sekresi antibiotika dalam air susu ibu. Hasil evaluasi tidak ditemukan kasus peresepan antibiotika masuk dalam kategori IVB.

5. Kategori IVC ada pilihan antibiotika lain yang lebih murah

Evaluasi harga antibiotika dengan menggunakan harga obat dari pihak rumah sakit. Peresepan antibiotika dengan merk paten meskipun terdapat antibiotika generik dan pemberian antibiotika yang tidak perlu dengan durasi lama akan mengakibatkan biaya yang dikeluarkan semakin banyak. Hasil evaluasi berdasarkan metode Gyssens tidak ditemukan kasus peresepan antibiotika masuk kategori IVC. 6. Kategori IVD ada pilihan antibiotika lain dengan spektrum yang lebih sempit Pemilihan antibiotika profilaksis harus sesuai dengan banyaknya bakteri penyebab infeksi. Pemberian antibiotika dengan spektrum luas yang tidak perlu dapat meningkatkan resistensi SOGC, 2010. Hasil evaluasi berdasarkan metode Gyssens tidak ditemukan peresepan antibiotika masuk dalam kategori IVD.

7. Kategori IIIA peresepan antibiotika yang terlalu lama

Peresepan antibiotika yang terlalu lama dapat meningkatkan risiko efek samping meningkat, merangsang timbulnya resistensi bakteri, dan meningkatkan biaya yang dikeluarkan Waspodo, 2008; Westen et al., 2015. Pemberian antibiotika profilaksis dengan durasi lama tidak menunjuk hasil yang berbeda bermakna dalam mengurangi risiko infeksi pasca operasi. Antibiotika profilaksis single dose terbukti dapat mengurangi risiko infeksi pasca operasi ACOG, 2011; SIGN, 2014. Hasil evaluasi berdasarkan metode Gyssens tidak ditemukan peresepan antibiotika masuk kategori IIIA.

8. Kategori IIIB peresepan antibiotika terlalu singkat

Antibiotika yang diberikan terlalu singkat akan meningkatnya risiko resistensi bakteri dan infeksi pasca operasi. Pada prosedur operasi 3 jam atau perkiraan kehilangan darah 1500mL diperlukan dosis ulangan untuk mempertahankan kadar efektif minimum selama proses operasi berlangsung SOGC, 2010. Hasil evaluasi tidak ditemukan peresepan antibiotika masuk kategori IIIB.

9. Kategori IIA peresepan antibiotika tidak tepat dosis

Peresepan antibiotika profilaksis yang tidak tepat dapat disebabkan oleh pemberian dosis yang rendah atau terlalu tinggi. Dosis yang terlalu rendah mengakibatkan kadar efektif minimun tidak tercapai namun apabila dosis yang diberikan terlalu tinggi dikhawatirkan dapat menimbulkan toksisitas Kemenkes, 2011. Terdapat perbedaan farmakokinetika antara ibu hamil dengan ibu tidak hamil yang dapat mempengaruhi kadar obat dalam darah, hal ini dikarenakan pada ibu hamil terjadi peningkatan volume distribusi dan filtrasi ginjal ACOG, 2011. Hasil penelitian tidak ditemukan peresepan antibiotika masuk kategori IIA.

10. Kategori IIB peresepan antibiotika tidak tepat interval

Interval pemberian antibiotika profilaksis harus disesuaikan dengan profil farmakokinetika yaitu waktu paruh. Pemberian dosis ulangan dengan interval yang tepat akan menjaga kadar efektif selama proses operasi berlangsung Kemenkes, 2011. Jika prosedur operasi 3 jam atau perkiraan kehilangan darah lebih dari 1500 mL maka dosis tambahan dari antibiotika profilaksis diberikan kembali dengan interval 1-2 kali waktu paruh antibiotika SOGC, 2010. Hasil penelitian tidak ditemukan kasus peresepan antibiotika masuk kategori IIB.

11. Kategori IIC pemberian antibiotika yang tidak tepat rute pemberian

Dokumen yang terkait

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN DEPRESI PADA PASIEN GAGAL GINJAL KRONIK YANG MENJALANI HEMODIALISIS DI RSUD PANEMBAHAN SENOPATI BANTUL

0 2 83

GAMBARAN DUKUNGAN KELUARGA PADA PASIEN KANKER YANG MENJALANI TERAPI DI RSUD PANEMBAHAN SENOPATI BANTUL

0 3 85

GAMBARAN TINDAKAN PERAWAT PADA PASIEN POST OPERASI DENGAN NYERI DI RSUD PANEMBAHAN SENOPATI BANTUL YOGYAKARTA

10 48 102

Evaluasi peresepan antibiotika pada pasien diare dengan metode gyssens di instalasi rawat inap RSUD Panembahan Senopati Bantul Yogyakarta periode April 2015.

0 4 213

Evaluasi peresepan antibiotika dengan metode gyssens pada pasien leptospirosis di RSUD Panembahan Senopati Bantul Periode Januari-Mei 2015.

1 10 242

Evaluasi pelayanan informasi obat pada pasien di instalasi farmasi RSUD Panembahan Senopati Bantul Yogyakarta.

8 69 110

Evaluasi peresepan antibiotika dengan metode gyssens pada pasien infeksi sepsis neonatal periode Maret-April 2015 di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Umum Daerah Panembahan Senopati Bantul Yogyakarta.

0 7 188

Evaluasi kerasionalan penggunaan antibiotika pada pasien anak dengan demam tifoid berdasarkan kriteria Gyssens di Instalasi Rawat Inap Rsud Panembahan Senopati Bantul Yogyakarta periode Januari-Desember 2013.

2 8 201

Evaluasi penggunaan antibiotika profilaksis pada pasien yang menjalani operasi sesar pada bulan Agustus dan September 2007 di RS Panti Rapih.

4 14 118

Evaluasi penggunaan antibiotika profilaksis pada pasien yang menjalani operasi sesar pada bulan Agustus dan September 2007 di RS Panti Rapih - USD Repository

0 0 116