Variasi peresepan antibiotika profilaksis

Tabel X. Indikasi operasi sesar dengan tipe operasi elektif pada bulan April 2015 di RSUD Panembahan Senopati Bantul Yogyakarta Indikasi Presentase Disproporsi kepala panggul 44 Riwayat operasi sesar 6 Janin besar 12,5 Presbo 12,5 Preeklamsia berat 12,5 Hamil post date 12,5 Total 100

B. Profil Peresepan Antibiotika Profilaksis

1. Variasi peresepan antibiotika profilaksis

Berdasarkan hasil wawancara dengan dokter penulis resep, pemberian antibiotika sefotaksim dan seftriakson bukan merupakan antibiotika profilaksis melainkan antibiotika terapi karena standar pelayanan prosedur dirumah sakit tersebut belum menggunakan antibiotika profilaksis sesar. Menurut Kemenkes 2011 antibiotika profilaksis adalah pemberian antibiotika sebelum, saat, dan hingga 24 jam pasca operasi pada kasus yang secara klinis tidak terdapat tanda- tanda infeksi dengan tujuan untuk mencegah terjadinya infeksi luka operasi, sehingga berdasarkan definisi tersebut pemberian antibiotika sefotaksim dan seftriakson termasuk antibiotika profilaksis. Dari hasil Tabel XI didapatkan hasil bahwa penggunaan antibiotika profilaksis yang paling banyak adalah sefotaksim 1 gram dengan presentase 97. Selain itu penggunaan antibiotika profilaksis lainnya yaitu seftriakson 1 gram dengan presentase 3. Sefotaksim dan seftriakson merupakan golongan sepalosporin generasi III dan termasuk dalam golongan obat B yang berarti aman apabila diberikan untuk ibu hamil Gondo, 2007; Kemenkes, 2011. Alasan dokter memberikan antibiotika sefotaksim karena penggunaan antibiotika sefalosporin golongan III yaitu seftriakson sudah banyak yang resisten begitu pula dengan antibiotika lain, oleh karena itu dokter memilih antibiotika jenis lain dengan golongan yang sama dan belum resisten. Menurut dokter pada kasus 2 diberikan seftriakson sebagai antibiotika profilaksis dimungkinkan karena sediaan sefotaksim sedang habis. Menurut penelitian yang dilakukan oleh Valvi, Mahale, Baravkar 2014 dan Shinde, Shah, Bhave, Bhat 2015 penggunaan sefotaksim dan seftriakson 1 gram single dose mampu dalam mencegah infeksi luka operasi. Peresepan sefotaksim dan seftriakson ini tidak sesuai dengan rekomendasi jenis antibiotika profilaksis untuk operasi sesar yaitu sefazolin 1 gram single dose ACOG, 2011; Kemenkes 2013. Pemberian ampisilin atau sefazolin single dose sebelum insisi kulit terbukti efektif mengurangi komplikasi infeksi termasuk demam, endometritis, infeksi luka operasi, infeksi saluran kemih dan infeksi serius pasca operasi. Penggunaan sefalosporin dengan spektrum yang lebih luas tidak menunjukkan hasil yang signifikan Khanem et al., 2012. Ampisilin dapat diberikan sebagai antibiotika profilaksis namun tidak menjadi antibiotika pilihan utama karena hanya memiliki waktu paruh yang lebih pendek daripada sefazolin yaitu ±1 jam ACOG, 2011. Penggunaan ampicilin juga rentan terhadap bakteri yang menghasilkan enzim betalaktamase sehingga dapat meningkatkan risiko resistensi. Penggunaan ampicilin akan lebih efektif apabila dikombinasi dengan klavulanat atau sulbaktam sebagai inhibitor beta laktamase Hauser, 2013. Tabel XI. Variasi peresepan antibiotika profilaksis pada pasien yang menjalani operasi sesar bulan April 2015 di RSUD Panembahan Senopati Bantul Yogyakarta Antibiotika Profilaksis Jumlah Presentase Sefotaksim 1 gram 31 97 Seftriakson 1 gram 1 3 Total 32 100 2. Rute pemberian antibotika profilaksis Dari hasil penelitian didapatkan bahwa seluruh rute pemberian antibiotika profilaksis sesar melalui intravena IV. Rute pemberian intravena dipilih sebagai rute untuk pemberian antibiotika profilaksis sesar karena obat akan lebih cepat masuk ke sirkulasi sistemik dan berefek lebih cepat dibandingkan dengan pemberian melalui rute peroral Kemenkes, 2011. Hasil wawancara dengan bidan, pemberian sefotaksim dan seftriakson dilakukan dengan mengencerkan kedalam 10 mL aquabides steril dan diberikan melalui vena atau tube pada cairan infus. Antibiotika profilaksis pilihan yaitu sefazolin dapat diberikan dengan injeksi langsung yaitu dengan mengencerkan kedalam 5 mL aquabides steril, kemudian diinjeksikan melalui vena atau tube pada cairan infus selama 3-5 menit Trissel, 2009. Tabel XII. Rute pemberian antibotika profilaksis pada pasien yang menjalani operasi sesar di bulan April 2015 di RSUD Panembahan Senopati Bantul Yogyakarta Antibiotika Profilaksis Rute Pemberian Jumlah Presentase Sefotaksim Intravena IV 31 93 Seftriakson Intravena IV 1 7 Total 32 100

3. Waktu pemberian antibiotika profilaksis

Dokumen yang terkait

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN DEPRESI PADA PASIEN GAGAL GINJAL KRONIK YANG MENJALANI HEMODIALISIS DI RSUD PANEMBAHAN SENOPATI BANTUL

0 2 83

GAMBARAN DUKUNGAN KELUARGA PADA PASIEN KANKER YANG MENJALANI TERAPI DI RSUD PANEMBAHAN SENOPATI BANTUL

0 3 85

GAMBARAN TINDAKAN PERAWAT PADA PASIEN POST OPERASI DENGAN NYERI DI RSUD PANEMBAHAN SENOPATI BANTUL YOGYAKARTA

10 48 102

Evaluasi peresepan antibiotika pada pasien diare dengan metode gyssens di instalasi rawat inap RSUD Panembahan Senopati Bantul Yogyakarta periode April 2015.

0 4 213

Evaluasi peresepan antibiotika dengan metode gyssens pada pasien leptospirosis di RSUD Panembahan Senopati Bantul Periode Januari-Mei 2015.

1 10 242

Evaluasi pelayanan informasi obat pada pasien di instalasi farmasi RSUD Panembahan Senopati Bantul Yogyakarta.

8 69 110

Evaluasi peresepan antibiotika dengan metode gyssens pada pasien infeksi sepsis neonatal periode Maret-April 2015 di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Umum Daerah Panembahan Senopati Bantul Yogyakarta.

0 7 188

Evaluasi kerasionalan penggunaan antibiotika pada pasien anak dengan demam tifoid berdasarkan kriteria Gyssens di Instalasi Rawat Inap Rsud Panembahan Senopati Bantul Yogyakarta periode Januari-Desember 2013.

2 8 201

Evaluasi penggunaan antibiotika profilaksis pada pasien yang menjalani operasi sesar pada bulan Agustus dan September 2007 di RS Panti Rapih.

4 14 118

Evaluasi penggunaan antibiotika profilaksis pada pasien yang menjalani operasi sesar pada bulan Agustus dan September 2007 di RS Panti Rapih - USD Repository

0 0 116