Operasi sesar dilakukan apabila ada indikasi untuk ibu atau bayi. Indikasi untuk ibu, seperti: persalinan macet, diameter panggung kecil,
preeklamsia, induksi gagal, partus tak maju, plasenta previa dan plasenta abruptio. Indikasi untuk bayi, misalnya: gawat janin dengan timbulnya asfiksia,
letak lintang, bayi sungsang, presentasi bokong, bayi dengan berat lebih dari 4500 gram, kelahiran bayi kembar atau lebih yang tidak memungkinkan untuk
kelahiran normal Kemenkes, 2013; Linn Becher and Siril Stokke, 2013; SPM, 2010.
4. Risiko operasi sesar
Operasi sesar dapat menyebabkan risiko bagi ibu yaitu seperti pendarahan, infeksi saluran kemih, nyeri, demam, pembekuan vena yang
menyebabkan emboli, endometritis, Surgical Site Infection SSI, abses pelvis, bakterimia, jaringan parut dan kerusakan jaringan di dinding rahim Conroy et
al., 2012. Operasi sesar dapat pula menyebabkan risiko pada bayi yaitu risiko luka bedah, kelahiran prematur akibat operasi sesar emergency, komplikasi
pernapasan, perawatan kembali ke rumah sakit, dan risiko kematian di 28 hari pertama setelah kelahiran. Risiko komplikasi operasi sesar pada bayi prematur
yaitu gangguan respirasi, pencernaan, fungsi hati, pengaturan suhu tubuh, infeksi, dan penyakit kuning CIMS, 2010.
B. Infeksi
1. Definisi infeksi
Infeksi adalah proses invasif oleh mikroorganisme dan berproliferasi didalam tubuh sehingga dapat menyebabkan suatu penyakit Potter and Perry,
2005. Infeksi dapat disebabkan oleh bakteri, virus, parasit, fungi atau jamur Smeltzer and Bare, 2002.
2. Infeksi pasca operasi
Infeksi pasca operasi yang sering terjadi adalah infeksi saluran kencing pada pasien yang memakai kateter. Pasien mengalami panas, nyeri
pada saat kencing dan hasil pemeriksaan air kencing terdapat leukosit Prawirohardjo, 2007. Infeksi pasca operasi sesar dapat berupa endometritis
yang merupakan infeksi dan radang selaput yang melapisi rahim. Angka kejadian endometritis setelah operasi sesar elektif preschedule adalah 7 dan
untuk operasi emergency adalah 30. Bakteri penyebab endometritis adalah Streptococcus group B Olsen et al., 2010. Infeksi sepsis dapat terjadi apabila
dalam operasi terdapat sumber infeksi piogen yang terbuka, drainase yang kurang baik, atau daya tahan tubuh pasien yang kurang baik Prawirohardjo,
2007. Infeksi lain yang paling sering terjadi yaitu infeksi luka operasi ILO
atau Surgical Site Infection SSI. Surgical Site Infection adalah infeksi kulit dan jaringan subkutan dilokasi sayatan bedah dan paling banyak disebabkan
oleh bakteri gram positif yaitu spesies Streptococcus dan spesies Staphylococcus, atau campuran bakteri aerobikanaerobik Conroy et al.,
2012. Menurut The Centers for Disease Control CDC, SSI adalah infeksi yang terjadi 30 hari pasca operasi ditandai dengan adanya tanda dan gejala
infeksi, yaitu: suhu tubuh 38 C, adanya cairan, nanah, rasa sakit atau nyeri,
pembengkakan lokal, kemerahan atau rasa panas disekitar luka operasi Horan
and Morrell, 2012. Angka kejadian SSI yaitu sebesar 31 dari total penyakit infeksi yang terjadi di rumah sakit CDC, 2015.
3. Faktor risiko infeksi pasca operasi