Kinerja Pengertian Sistem Pengukuran Kinerja

10

2.2 Landasan Teori

2.2.1 Sistem Pengukuran

Kinerja Pengukuran kinerja perusahaan yang terlalu ditekankan pada sudut pandang financial sering menghilangkansudut pandang lain yang tentu saja tidak kalah pentingnya. Seperti, pengukuran kepuasan pelanggan dan proses adaptasi dalam suatu perubahan sehingga dalam suatu pengukuran kinerja, diperlukan suatu keseimbangan antara pengukuran kinerja finansial dengan pengukuran kinerja non finansial. Keseimbangan antara pengukuran kinerja finansial dengan non finansial ini akan dapat membantu perusahaan dalam mengetahui dan mengevaluasi kinerjannya secara keseluruhan. Monika, 2000:21-35

2.2.1.1. Kinerja

Secara etimologi dapat disamakan dengan performance yang berasal dari bahasa Inggris. Performance atau kinerja merupakan ukuran kesuksesan seseorang atau organisasi dalam melaksanakan tugas, fungsi atau pekerjaan. Menurut Mulyadi 2001:415-416, kinerja dapat diartikan sebagai efektivitas operasional suatu organisasi, bagian organisasi dan karyawannya berdasarkan sasaran, standar dan kriteria yang telah ditetapkan. Karena pada dasarnya organisasi dijalankan oleh manusia, maka kinerja sesungguhnya merupakan penilaian manusia dalam melaksanakan peran yang mereka mainkan di dalam organisasi. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. 11 Penilaian kinerja pada dasarnya merupakan penilaian perilaku manusia dalam melaksanakan peran yang dimainkan dalam mencapai tujuan organisasi. Tetapi kinerja operasi perusahaan merupakan kinerja perusahaan dalam menjalankan aktivitasnya dalam rangka untuk mendapatkan besarnya. Mulyadi, 2001:415

2.2.1.2 Pengertian Sistem Pengukuran Kinerja

Menurut Mulyadi 2001:415, Pengukuran kinerja merupakan salah satu yang amat penting bagi organisasi, karena pada dasarnya pengukuran kinerja merupakan perilaku anggota organisasi dalam melaksanakan perannya untuk mencapai tujuan organisasi. Sistem pengukuran kinerja mengukur aspek paling penting dari suatu organisasi sebagai sebuah kemampuan unik yang dapat digunakan untuk memenuhi visi dan misi organisasi. Pengukuran kinerja adalah penentuan secara periodik efektivitas opersional suatu organisasi sebagai bagian organisasi dan karyawannya, berdasarkan sasaran, standar dan kriteria yang telah ditetapkan sebelumnya. Hasil pengukuran tersebut kemudian digunakan sebagai umpan balik yang akan memberikan informasi tentang prestasi pelaksanaan suatu rencana dan titik dimana perusahaan memerlukan penyesuaian atas aktivitas pengendalian. Pengukuran kinerja suatu perusahaan selalu diperlukan oleh unit-unit bisnis dalam perusahaan dengan tujuan untuk mengetahui kinerja perusahaan stakeholder memerlukannya untuk mengevaluasi manajemen. Bagi pemasok, Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. 12 pengukuran kinerja suatu perusahaan berkaitan dengan kemampuan perusahaan membayar barang-barang yang dipasoknya. Monik, 2000:21-35 Sedangkan menurut Vincent Gaspersz 2003:68 pengukuran kinerja adalah kemampuan mengamati, mengukur, menganalisa, dan menggunakan informasi itu untuk membawa ke arah perubahan yang lebih baik. Selain itu menurut Monika 2000:21-35, pengukuran kinerja memberikan umpan balik dalam pengendalian strategi, yang mendorong para manajer untuk mengevaluasi dan meningkatkan profitabilitas perusahaan dan organisasi sesuai dengan tujuan dan strategi perusahaan. Sistem pengukuran yang digunakan oleh suatu perusahaan memiliki dampak yang besar terhadap findakan unsur-unsur di dalam perusahaan tersebut, baik internal maupun eksternal. Selama ini sistem pengukuran kinerja perusahaan bersifat keuangan finansial. Sistem akuntansi perusahaan mencatat detil transaksi setiap periodenya dari waktu ke waktu, serta memberikan pelaporan kondisi keuangan perusahaan sesuai dengan informasi yang dibutuhkan oleh pihak manajemen Kaplan dan Norton, 2000:19. Suatu sistem pengukuran kinerja yang efektif memuat indikator- indikator pengukuran kinerja yang kritis dirumuskan oleh Atkinson dkk, 1995:51 yaitu: 1. Memikirkan organisasi dan masing-masing aktivitas dari customer perspektif. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. 13 2. Mengevaluasi aktivitas-aktivitas berdasarkan ukuran kinerja customer yang telah dijalankan. 3. Memikirkan segala aktivitas kinerja yang mempengaruhi konsumen oleh karena itu bersifat luas meliputi banyak hal. 4. Memberikan umpan balik untuk membantu anggota organisasi yang mengidentifikasi masalah serta kesempatan perbaikan. Program pengukuran kinerja yang efektif akan bermanfaat bagi para pemakainya apabila menyediakan umpan balik yang membantu manajemen perusahaan dalam mengidentifikasi masalah yang timbul, mengevaluasi dan memecahkannya sehingga berguna untuk perbaikan operasi dan kinerja badan usaha. Hal ini sesuai dengan pernyataan Atkinson dkk. 1995:53. Desain pengukuran kinerja harus mencerminkan asumsi dasar organisasi apabila organisasi berubah sedangkan sistem pengukuran kinerja tidak, maka menjadi akan efektif atau tidak produktif lagi. Dalam pengukuran kinerja terdapat dua kriteria informasi yaitu: Monika, 2000:21-35 1. Pengukuran kinerja finansial. 2. Pengukuran kinerja nonfinansial. Pengukuran kinerja finansial menjabarkan indikasi kineria dalam jumhh uang yang merupakan hasil akhir dari kegiatan dan keputusan manajer, sedangkan informasi nonfinansial dan keputusan manajer lebih menunjuk pada kinerja sebagai suatu proses. Perkembangan badan usaha menuntut yang lebih komplek, karenanya pengukuran kinerja finansial saja tidak layak digunakan dalam kompetisi Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. 14 global. Sedangkan pengukuran tradisional hanya meninjau segi finansial tidak dapat memberikan informasi secara terus menerus. Pemilihan dan penggunaan salah satu sistem pengukuran kinerja saja dapat memberikan informasi yang menyesatkan karena antara pengukuran finansial dan pengukuran nonfinansial saling terkait dan saling melengkapi, karenanya kedua sistem tersebut harus digunakan secara seimbang.

2.2.1.3 Tujuan Sistem Pengukuran Kinerja