Anak Laki-laki Suku Batak Toba Anak Perempuan Suku Batak Toba

memanggil kakek Opung Doli walaupun umur mereka sama atau setara. Sistem Tarombo tersebut telah diatur dalam hukum adat Batak Toba. Hukum adat Batak Toba diataur oleh raja adat dan diberlakukan turun temurun dalam kehidupan sosial orang Batak Toba hingga zaman moderen. Hukum adat Batak Toba disusun berdasarkan pengalaman yang terbentuk pada kehidupan masa lampau Vergowen, 1986. Setiap marga pada suku Batak Toba memiliki raja adat untuk mengambil keputusan berdasarkan hukum adat. Hukum adat tersebut digunakan dalam acaara- acara khusus. Contohnya dalam adat kelahiran, menyelesaikan pertiikaian terkait adat, pernikahan, dan kematian. Hukum adat Batak Toba yang terpelihara tersebut membuat Orang Batak Toba tidak melupakan dan meninggalkan kesukuan yang ada dalam diri Siahaan, 1964. Satu abad setelah masuknya agama Kristiani dan Pendidikan memberikan perubahan pada cara pandang tersebut, akan tetapi perubahan yang terjadi tidak signifikan. Hukum dan kepercayaan adat masih menjadi dasar masyarakat Batak Toba menjalani kehidupan Pedersen 1977. Dalam menjalani kehidupan, suku Batak tetap menggunakan hukum adat dan berlangsung sampai saat ini.

B. Anak Laki-laki Suku Batak Toba

Pada zaman Piadari zaman sebelum penjajahan Belanda banyak laki-laki Batak Toba yang melakukan transmigrasi menuju desa lain yang bukan desa asal marganya. Hal itu disebabkan bertambahnya jumlah keterunan laki-laki dalam suatu marga. Anak Laki-laki Batak Toba yang lebih muda melakukan perjalan menuju desa lain sedangkan anak laki-laki Batak Toba yang lebih dewasa tinggal di desa untuk mengolah tanah leluhur Vergouwen, 1986. Tanah pada suatu desa terbatas dan hanya dapat dibagikan pada beberapa anak laki-laki berdasarkan urutan kelahiran. Anak laki-laki yang lebih muda mungkin mendapatkan bagian yang sedikit atau tidak sama sekali. Berdasarkan hukum adat Batak Toba anak laki-laki yang lebih dewasa berhak mendapatkan warisan yang lebih. Hal itu yang menyebabkan anak laki-laki yang lebih muda merantau ke desa marga lain. Perpindahan seseorang menuju desa marga lain membuat anak laki- laki tidak memiliki lahan yang sah untuk dikerjakan dan diolah. Walaupun seorang laki-laki telah menikahi wanita yang berasal dari desa tersebut, ia tidak akan mendapatkan tanah dan hewan peliharaan.

C. Anak Perempuan Suku Batak Toba

Sistem patrilinear pada budaya Batak Toba menempatkan anak perempuan lebih rendah dibandingkan anak laki-laki, sistem tersebut membuat aturan anak perempuan bukan penerus keluarga Vergouwen 1986. Anak perempuan akan diambil oleh keluarga lain setelah anak perempuan menikah dengan seorang laki-laki. Pada budaya Batak Toba terdapat dua fenomena yang menggambarkan keadaan anak perempuan dalam suku Batak Toba. Fenomena pertama adalah “Parumaen Di Losung”, parumaen Di Losung merupakan bentuk pelunasan hutang dengan menjadikan anak perempuan sebagai agunan suatu hutang. Anak perempuan akan ditunangkan dengan anak laki-laki dari orang yang memberi pinjaman hutang, sesungguhnya anak perempuan itu akan menjadi pekerja harian. Jika anak perempuan dan anak laki-laki tersebut memiliki ketertarikan, maka saat dewasa keduanya akan dinikahkan. Tetapi jika tidak ada ketertarikan maka pernikahan dapat dibatalkan oleh pihak laki-laki. Anak perempuan dapat dikembalikan pada keluarga saat ayah dari anak tersebut telah melunasi hutang yang ia miliki. Fenomena kedua adalah “Boru Sihunti Utang”, boru sihunti utang memiliki maksud yang serupa dengan fenomena parumaen Di Losung tetapi berbeda dalam pelaksanaannya. Anak perempuan tidak menjadi agunan hutang, melainkan sebagai alat bayar dari hutang. Dalam fenomena ini jika anak perempuan belum dewasa maka anak itu akan ditunggu hingga dewasa dan siap dijadikan istri anak laki-laki dari orang yang memberi pinjaman. Pada fenomena ini ada sebuah peraturan, jika anak perepuan yang menjadi bayar hutang meninggal dunia sebelum dikawinkan maka dapat digantikan dengan anak perempuan lain dalam satu keluarga Vergouwen, 1986.

D. Ayah Batak Toba yang tidak memiliki Anak Laki-laki