a. Anak Perempuan Adalah Anugrah
KT memandang anak perempuan sebgai anugrah dalam keluarga. Kehadiran anak perempuan membuat KT bahagia. KT tidak pernah
merasa kecewa dengan kehadiran anak perempuan. KT memandang anak perempuannya sebagi anak yang patuh dan membahagiakan KT
sebagai orang tua. Situasi tersebut dapat dicermati dari kutipan wawancara berikut :
“Saya tidak mengira apa2 ya, saya senang begitu tau anak saya akan lahir
” 163;165
“kehadiran anak anak saya sudah membuat saya bahagia dan itu cukup buat saya pribadi
” 368;370
“saya berbangga hati telah dikaruniakan putri putri yang baik, patuh taat sama orang tua, itu merupakan anugrah buat saya, sedikitpun
saya tidak menyesal ”
375;380 “Anak anak saya merupakan anugrah yang besar yang saya peroleh
dalam hidup saya, jeda tidak pernah mereka mengecewakan saya sebagai ayah, mereka selalu bisa membahagiakan saya baik dalam
perkataan dan perbuatan
” 384;391
“merka anak anak yang luar biasa bagi kami, keluarga kami terutama
” 395;397
b. Anak Perempuan Adalah Anak yang Baik
KT memandang anak perempuan sebagai anak yang baik. Pandangan yang baik pada anak perempua muncul disaat anak
perempuan memiliki keinginan untuk mendengarka dan memahami apa yang di samapaikan oleh KT. Hal itu dibuktikan dengan sikap
jujur anak perempuan yang mengakui kesalahan yang diperbuat kepada orang tua. Situasi tersebut dapat dicermati dari kutipan
wawancara berikut : “ya saya akui mereka jujur mengaui kesalah baik sama saya atau istri
saya ”
310;312 “tidak pernah mereka mengecewakan saya sebagai ayah”
387;388 “bukan karena apa yang saya berikan yang terutama itu karena
mereka mau mendengar dan mencamkan apa yang telah saya sampaikan
” 391;395
Berdasarkan dua sub tema diatas diketahui bahwa KT memandang anak perempuan sebagi anugrah. Pandangan tersbut didukung oleh sikap anak
perempuan yang patuh pada KT sebagai ayah. Sikap patuh anak perempuan ditunjukkan dengan keinginan anak perempuan untuk mendengarkan dan
memahami apa yang disampaikan KT.
2. Perasaan Terhadap anak perempuan