Suku Batak Toba KAJIAN PUSTAKA

9

BAB II KAJIAN PUSTAKA

A. Suku Batak Toba

Suku Batak Toba merupakan suku asli Indonesia yang berasal dari pulau Sumatra, tepatnya di Provisi Sumatra Utara dan terletak di bagian selatan danau Toba. Lereng gunung Pusu Buhit dianggap tempat asal muasal suku Batak Toba. Menurut kepercayaan, orang Batak Toba berasal dari keturunan Si Raja Batak, di mana Si Raja Batak merupakan keturunan Dewata Debata Mulajadi Nabolon. Berdasarkan kepercayaan di atas Suku Batak Toba meyakini keturunan laki-laki sebagai penerus keluarga berdasarkan marga nama keluarga yang dimiliki. Marga adalah bagian nama yang merupakan tanda dari keluarga mana seseorang berasal. Marga akan diarsipkan kedalam Tarombo catatan pohon keluarga pada masing-masing keluarga. Tarombo merupakan literasi tercetak yang dipegang setiap keturunan laki-laki keluarga Batak Toba. Dari Tarombo tersebut seorang laki-laki Batak Toba akan mengetahui silsilah keluarga dan mengetahui tingkatan diri dalam lingkup sosial Siahaan, 1964. Dicontohkan seorang anak laki-laki memiliki marga Aritonang urutan ke-17, dari Tarombo yang diturunkan ia mengetahui tingkatan dirinya dalam silsilah keluraga. Ia memiliki tingkatan di bawah ayahnya Amang urutan ke-16 dan kakeknya Opung Doli urutan ke-15. Jika anak laki-laki tersebut bertemu laki-laki lain ber- marga Aritonang yang memiliki urutan ke-15, maka anak tersebut akan memanggil kakek Opung Doli walaupun umur mereka sama atau setara. Sistem Tarombo tersebut telah diatur dalam hukum adat Batak Toba. Hukum adat Batak Toba diataur oleh raja adat dan diberlakukan turun temurun dalam kehidupan sosial orang Batak Toba hingga zaman moderen. Hukum adat Batak Toba disusun berdasarkan pengalaman yang terbentuk pada kehidupan masa lampau Vergowen, 1986. Setiap marga pada suku Batak Toba memiliki raja adat untuk mengambil keputusan berdasarkan hukum adat. Hukum adat tersebut digunakan dalam acaara- acara khusus. Contohnya dalam adat kelahiran, menyelesaikan pertiikaian terkait adat, pernikahan, dan kematian. Hukum adat Batak Toba yang terpelihara tersebut membuat Orang Batak Toba tidak melupakan dan meninggalkan kesukuan yang ada dalam diri Siahaan, 1964. Satu abad setelah masuknya agama Kristiani dan Pendidikan memberikan perubahan pada cara pandang tersebut, akan tetapi perubahan yang terjadi tidak signifikan. Hukum dan kepercayaan adat masih menjadi dasar masyarakat Batak Toba menjalani kehidupan Pedersen 1977. Dalam menjalani kehidupan, suku Batak tetap menggunakan hukum adat dan berlangsung sampai saat ini.

B. Anak Laki-laki Suku Batak Toba