Modul Guru Pembelajar Bahasa Indonesia SMA Kelompok Kompetensi Profesional H 13
Salah satu contoh roman adalah Layar Terkembang karya Sultan Takdir Ali Syahbana.
2. Novel Bentuk prosa baru ini menceritakan sebuah cerita atau kisah yang
panjang. Novel menceritakan sebagian kehidupan seseorang sebagai tokoh utama yang mengandung beberapa konflik. Konflik-
konflik tersebutlah yang mengubah kehidupan pelaku utamanya. Contohnya adalah Novel Laskar Pelangi, Sang Pemimpi, Ave Maria,
dan lain-lain. 3. Cerpen
Cerpen adalah salah satu bentuk prosa baru yang cukup populer. Prosa baru ini menceritakan sebuah pengalaman atau sebgaian
kecil kisah pelaku utamanya. Perbedaan cerpen dengan novel adalah konflik. Pada cerpen hanya satu konflik dan tidak
meyebabkan perubahan sikap pada tokoh utama, sedangkan pada novel banyak ditemukan konflik. Contoh cerpen antara lain
Robohnya Surau Kami karya A.A Navis, Keluarga Gerilya karya Pramoedya Ananta, dan lain-lain.
Cerpen dipelopori oleh Nathaniel Hawthorne dan Edgar Allan Poe, dan mulai berkembang di Amerika Serikat pada abad ke-19. Di
Indonesia M. Kasim dianggap sebagai pelopor cerpen dengan terbitnya cerpen Teman Duduk pada tahun 50-an. Ayip Rosidi
menyingkat kata ‘cerita pendek’ menjadi cerpen, dan istilah itu populer hingga saat ini. Menurut Eddy 1991:46 ciri utama sebuah
cerpen meliputi: 1 hanya mengungkap satu masalah tunggal atau satu ide pusat, 2 menunjukkan adanya kebulatan cerita, serta 3
memusatkan perhatian pada satu tokoh utama dan pada satu situasi tertentu.
Karena waktu penceritaannya yang pendek, maka cerpen hanya berisi satu episode kehidupan manusia. Sebagai karya imajinatif,
hal yang diceritakan belum tentu pernah terjadi tetapi mungkin saja dapat terjadi, karena cerpen dibuat berdasarkan kenyataan
14 Modul Guru Pembelajar Bahasa Indonsia SMA Kelompok Kompetensi Pedagogik H
kehidupan. Selain itu, kekuatan cerpen terletak pada penggunaan bahasanya yang sederhana namun sugestif.
Membaca cerpen berarti mencoba memahami manusia dan memperoleh nilai-nilai kehidupan, bukan sekadar mengetahui jalan
cerita. Oleh sebab itu, unsur perwatakan tokoh lebih dominan dibandingkan dengan unsur cerita.
4. Riwayat Riwayat menceritakan sebuah kisah yang berisi tentang
pengalaman-pengalam hidup seseorang yang diangkat dari kisah nyata orang tersebut dari lahir hingga meninggal. Biasanya yang
diceritakan adalah tokoh-tokoh terkenal dan menginspirasi orang banyak. Ada beberapa jenis riwayat yaitu biografi dan otobiografi.
Biografi merupakan kisah tokoh yang ditulis oleh orang lain, sedangkan otobiografi kisah yang ditulis oleh orang yang
bersangkutan. 5. Kritik
Kritik berbentuk sebuah uraian pertimbangan seseorang terhadap suatu hasil kerja atau karya orang lain. Kritik berisi alasan-alasan
tertentu dan bersifat objektif atau menghakimi. 6. Resensi
Resensi adalah prosa baru yang isinya membicarakan atau mengulas suatu karya baik yang berbentuk buku, film, lagu maupun
jenis karya seni lainnya. Resensi bertujuan untuk memberikan penilaian terhadap suatu karya baik dari segi tema, tokoh, alur dan
unsur-unsur lainnya agar menjadi pertimbangan bagi pembaca untuk menikmati atau tidak karya tersebut.
7. Esai Bentuk prosa baru yang terakhir adalah Esai. Prosa ini berisi
tulisan-tulisan yang berisi pendapat pribadi penulisnya terhadap sesuatu yang sedang menjadi bahan pembicaraan hangat di
masyarakat.
Modul Guru Pembelajar Bahasa Indonesia SMA Kelompok Kompetensi Profesional H 15
Jenis prosa fiksi yang banyak dikenal orang yaitu cerita pendek cerpen dan novel. Dahulu orang membedakan antara novel
dengan roman. Pada modul ini pembahasan dibatasi hanya paca cerpen dan fabel yang merupakan bagian dari cerita rakyat.
1. Mengarang Prosa Indonesia
Kegiatan menulis cerpen dilakukan mulai tahap yang sederhana, misalnya menuliskan kembali dengan kalimat sendiri cerpen
yang pernah dibaca, atau menulis cerpen bertolak dari peristiwa yang pernah dialami. Memang sulit menentukan patokan
pendeknya sebuah cerita pendek. Namun yang jelas, sebuah cerpen harus memenuhi komposisi: perkenalan, pertikaian, dan
penyelesaian. Sebelum menulis cerpen, hendaknya menentukan terlebih
dahulu tujuan menulis cerpen. Apabila sudah dapat menemukan tujuannya, maka segala pengembangan imajinasi dan kreasi
Anda akan terfokus pada pencapaian tujuan tersebut. Langkah selanjutnya ialah menentukan objek penulisan, yang dapat
diambil dari kabar, pengamatan, atau pengalaman diri sendiri, serta pengalaman orang lain.
Mengarang cerpen jangan sibuk memikirkan judul lebih dulu, meskipun diakui judul berperan penting sebagai faktor pertama
pembangkit minat orang untuk membaca cerpen tersebut. Oleh sebab itu, memilih judul harus perhatikan hal-hal berikut ini.
a. Pilih judul yang singkat dan menarik b. Hindari judul-judul yang klise, yang sudah ada, atau banyak
dipakai orang c.
Pilih judul yang ‘menggelitik’ atau bahkan provokatif tapi tetap santun
16 Modul Guru Pembelajar Bahasa Indonsia SMA Kelompok Kompetensi Pedagogik H
Mengapresiasi Prosa
Kata apresiasi secara harfiah berarti ‘penghargaan’ terhadap suatu objek, hal, kejadian, atau pun peristiwa. Untuk dapat
memberi penghargaan terhadap sesuatu, tentunya kita harus mengenal sesuatu itu dengan baik dan dengan akrab agar kita
dapat bertindak dengan seadil-adilnya terhadap sesuatu itu, sebelum
kita dapat
memberi pertimbangan
bagaimana penghargaan yang akan diberikan terhadap sesuatu itu. Kalau
yang dimaksud dengan sesuatu itu adalah karya sastra, lebih tepat iagi karya sastra prosa, maka apreciasi berati memberi
penghargaan dengan sebaik-baiknya dan seohjektif mungkin terhadap karya sastra prosa itu. Penghargaan yang seobjektif
mungkin, artinya penghargaan itu dilakukan setelah karya sastra kita baca, kita telaah unsur-unsur pembentuknya, dan kita
tafsirkan berdasarkan wawasan dan visi kita terhadap karya sastra itu.
Seperti sudah dibicarakan, prosa atau prosa fiksi adalah sebuah bentuk karya sastra yang disajikan dalam bentuk bahasa yang
tidak terikat oleh jumlah kata dan unsur musikalitas. Bahasa yang tidak terikat itu digunakan untuk menyampaikan tema atau
pokok persoalan dengan sebuah amanat yang ingin disampaikan berkenaan dengan tema tersebut. Oleh karena itu, dalam
apresiasi dengan tujuan membenkan penghargaan terhadap karya prosa itu, kita haruslah bisa “membongkar” dan
menerangjelaskan hal-hal yang berkenaan dengan ukuran keindahan dan “kelebihan” karya prosa itu. Dengan demikian,
penghargaan yang diberikan dapat diharapkan bersifat tepat dan
objektif. Suatu apresiasi sastra, menurut Maidar Arsjad dkk dilakukan melalui beberapa tahap kegiatan. Tahap-tahap
tersebut adalah. 1. Tahap
penikmatan atau
menyenangi. Tindakan
operasionalnya pada tahap ini adalah membaca karya sastra
Modul Guru Pembelajar Bahasa Indonesia SMA Kelompok Kompetensi Profesional H 17
puisi atau novel}, menghadiri acara deklamasi, dan sebagainya.
2. Tahap penghargaan. Tindakan operasionalnya, antara lain, melihat kebaikan, nilai, atau manfaat suatu karya sastra, dan
merasakan pengaruh suatu karya ke dalam jiwa, dan sebagainya.
3. Tahap pemahaman. Tindakan opersionalnya adalah meneliti dan menganalisis unsure intrinsik dan unsur ektrinsik suatu
karya sastra, serta berusaha menyimpulkannya. 4. Tahap penghayatan. Tindakan operasionalnya adalah
rnenganalisis lebih lanjut akan suatu karya, mencari hakikat atau makna suatu karya beserta argumentasinya; membuat
tafsiran dan menyusun pendapat berdasarkan analisis yang telah dibuat.
5. Tahap penerapan.
Tindakan operasionalnya
adalah melahirkan ide baru, mengamalkan penemuan, atau
mendayagunakan hasil operasional dalam mencapai material, moral, dan struktural untuk kepentingan sosial, politik, dan
budaya.
Teknik Menulis Prosa
Bagi sebagian orang menulis merupakan kegiatan yang sulit dilakukan, terlebih pula menulis prosa. Sebagai keterampilan
berbahasa menulis membutuhkan dasar untuk menjadi sebuah bacaan
yang menarik
bagi pembacanya.
Sebagai guru bahasa menulis merupakan satu keterampilan yang perlu diberikan kepada anak didik yang diharapkan mampu
memanfaatkannya sebagai kecakapan hidup life skill. Walaupun tidak diharapkan menjadi satrawan tetapi menulis dapat menjadi
penunjang tambahan
bagi kehidupan
mereka. Pengalaman juga menjadi salah satu modal bagi seorang penulis.
Pengalaman merupakan salah satu alternatif selain imajinasi untuk
18 Modul Guru Pembelajar Bahasa Indonsia SMA Kelompok Kompetensi Pedagogik H
mengembangkan sebuah tulisan. Ada beberapa teknik yang dapat digunakan, di antaranya sebagai berikut:
1. Teknik Reportase deskripsi merupakan teknik ulasan dari peristiwa yang dilihat baik peristiwa dalam perjalanan maupun
peristiwa pengalaman. Objek tempat dan konflik menjadi dasar untuk mengembangkannya menjadi sebuah tulisan prosa.
2. Teknik Evita merupakan teknik menulis prosa dengan melibatkan siswa secara langsung menjadi tokoh dalam suatu cerita yang akan
ditulis. Langkah pertama memunculkan seorang tokoh bernama Evita yang dalam hal ini dijadikan sebagai objek konflik, langkah
kedua siswa menjadi tokoh lain yang terlibat peristiwa dengan langsung mendialogkan dengan tokoh lain.Selanjutnya siswa
diminta untuk mengungkapkan kembali peritiwa yang baru saja mereka dialogkan menjadi sebuah prosa. Terserah siswa akan
memulai dari peristiwa mana yang penting dasar cerita mereka sesuai dengan konflik yang mereka dialogkan.
3. Teknik Kenangan Lama merupakan teknik menulis prosa dengan melibatkan memori kenangan yang paling berkesan dalam diri
siswa. kemampuan menggali sesuatu yang pernah dialami dan keterampilan meramu konflik menjadi sebuah alur yang runtut
merupakan satu modal besar bagi siswa. 4. Teknik Dia yang Malang merupakan teknik menulis prosa dengan
menceritakan teman, sahabat, atau orang lain yang mengalami peristiwa tragis atau mengenaskan. Dalam teknik ini pigura cerita
merupakan satu bagian yang menarik untuk masuk ke inti cerita. Maksudnya sebelum ke inti kemalangan, rangkaian alur diawali
dengan peritiwa pertemuan dengan tokoh yang malang kemudian dia menceritakan, setelah itu akhiri dengan peristiwa perpisahan
menggunakan latar yang sama saat pertemuan pertama.Jadi ending cerita berlatar sama dengan latar pertemuan.