Pembahasan Latihan Tugas Kasus

32 Modul Guru Pembelajar Bahasa Indonsia SMA Kelompok Kompetensi Pedagogik H LK-06 Bentuk-bentuk prosa lama adalah: 1. Hikayat 2. Sejarah Tambo 3. Kisah 4. Dongeng LK-07 Bentuk-bentuk prosa baru adalah: 1. Roman 2. Novel 3. Cerpen 4. Riwayat 5. Kritik 6. Resensi 7. Esai LK-08 Tahap-tahap apresiasi sastra dapat dilakukan dalam beberapa kegiatan: 1. Tahap penikmatan atau menyenangi. Tindakan operasionalnya pada tahap ini adalah membaca karya sastra puisi maupun novel}, menghadiri acara deklamasi, dan sebagainya. 2. Tahap penghargaan. Tindakan operasionalnya, antara lain, melihat kebaikan, nilai, atau manfaat suatu karya sastra, dan merasakan pengaruh suatu karya ke dalam jiwa, dan sebagainya. 3. Tahap pemahaman. Tindakan opersionalnya adalah meneliti dan menganalisis unsurintrinsik dan unsur ektrinsik suatu karya: astra, serta berusaha menyimpulkannya. 4. Tahap penghayatan. Tindakan operasionalnya adalah rnenganalisis lebih lanjut akan suatu karya, mencari hakikat atau makna suatu Modul Guru Pembelajar Bahasa Indonesia SMA Kelompok Kompetensi Profesional H 33 karya beserta argumentasinya; membuat tafsiran dan menyusun pendapat berdasarkan analisis yang telah dibuat. 5. Tahap penerapan. Tindakan operasionalnya adalah mclahirkan ide baru, mengamalkan penemuan, atau mendayagunakan hasil operasi dalam mencapai material, moral, dan struktural untuk kepentingan sosial, politik, dan budaya LK-09 Langkah-langkah yang dilakukan dalam menulis prosa deskripsi sebagai berikut: 1. Rumuskan dahulu tujuan yang hendak dicapai oleh penulis; 2. Amatilah dengan seksama objek yang dijadikan topik dalam penulisan tersebut; 3. Buatlah perincian tentang apa yang didengar, dilihat, dan dirasakan oleh penulis mengenai objek tersebut,terutama yang berhubungan dengan tujuan penulisan; 4. Supaya kekhususan menonjol, berilah penjelasan tambahan. LK-10 Beberapa teknik yang dapat digunakan dalam menulis prosa 1. Teknik Reportase deskripsi merupakan teknik ulasan dari peristiwa yang dilihat baik peristiwa dalam perjalanan maupun peristiwa pengalaman. Deskripsi menyajikan gambaran tentang suatu hal, suatu masalah atau suatu benda. Dengan kata lain karangan yang bercorak deskriptif isinya melukiskan suatu hal, suatu masalah, suatu peristiwa atau suatu benda. a. Merumuskan tujuan Sebagai contoh kita dapat merumuskan tujuan, misalnya : Memberi gambaran kepada pembaca khususnya para pelajar 34 Modul Guru Pembelajar Bahasa Indonsia SMA Kelompok Kompetensi Pedagogik H akan perlunya menjaga akeamanan dn ketertiban lingkungan sekitarnya. b. Mengumpulkan data Data dapat dikumpulkan melalui: a penglihatan : apa yang kita lihat di sekitar kita. b pendengaran : apa yang kita dengar c apa yang kita rasakan dan apa yang kita alami Data yang terkumpul diinventarisasi, seleksi dan disusun ke dalam kerangka karangan. c. Kerangka karangan Seperti telah kita ketahui, kerangka karangan yang terperinci dengan baik akan memudahkan kita menyusun sebuah karangan selanjutnya. 2. Teknik Evita merupakan teknik menulis prosa dengan melibatkan siswa secara langsung menjadi tokoh dalam suatu cerita yang akan ditulis. Langkah pertama munculkan seorang tokoh bernama Evita yang dalam hal ini dijadikan sebagai objek konflik, langkah kedua siswa menjadi tokoh lain yang terlibat peristiwa dengan langsung mendialogkan dengan tokoh lain.Selanjutnya siswa diminta untuk mengungkapkan kembali peritiwa yang baru saja mereka dialogkan menjadi sebuah prosa. Terserah siswa akan memulai dari peristiwa mana yang penting dasar cerita mereka sesuai dengan konflik yang mereka dialogkan. 3. Teknik Kenangan Lama merupakan teknik menulis prosa dengan melibatkan memori kenangan yang paling berkesan dalam diri siswa. kemampuan menggali sesuatu yang pernah dialami dan keterampilan meramu konflik menjadi sebuah alur yang runtut merupakan satu modal besar bagi siswa. 4. Teknik Dia yang Malang merupakan teknik menulis prosa dengan menceritakan teman, sahabat, atau orang lain yang mengalami peristiwa tragis atau mengenaskan. Dalam teknik ini pigura cerita merupakan satu bagian yang menarik untuk masuk Modul Guru Pembelajar Bahasa Indonesia SMA Kelompok Kompetensi Profesional H 35 ke inti cerita. Maksudnya sebelum ke inti kemalangan, rangkaian alur diawali dengan peritiwa pertemuan dengan tokoh yang malang kemudian dia menceritakan, setelah itu akhiri dengan peristiwa perpisahan menggunakan latar yang sama saat pertemuan pertama.Jadi ending cerita berlatar sama dengan latar pertemuan. 36 Modul Guru Pembelajar Bahasa Indonsia SMA Kelompok Kompetensi Pedagogik H Modul Guru Pembelajar Bahasa Indonesia SMA Kelompok Kompetensi Profesional H 37 KEGIATAN PEMBELAJARAN 2 MEMENTASKAN NASKAH DRAMA SEDERHANA

A. Tujuan

Setelah mempelajari modul ini, Anda diharapkan memiliki keterampilan bermain drama.

B. Indikator Pencapaian Kompetensi

KOMPETENSI INTI KI KOMPETENSI GURU MAPEL KG INDIKATOR PENCAPAIAN KOMPETENSI 20. Menguasai materi, struktur, konsep, dan pola pikir keilmuan yang mendukung mata pelajaran yang diampu. 20.7 Mengapresiasi karya sastra secara reseptif dan produktif. 20.7.6 Mementaskan naskah drama sederhana Indonesia

C. Uraian Materi

Pembelajaran sastra di sekolah merupakan satu kesatuan yang terintegrasi dengan pembelajaran bahasa Indonesia. Banyak manfaat yang dapat dipetik dengan mempelajari sastra, seperti yang dikatakan oleh Horatius ’dulce et utile ’. Ungkapan yang berarti menyenangkan dan bermanfaat ini, berkaitan dengan segala aspek hiburan yang diberikan dan segala pengalaman hidup yang ditawarkan oleh sastra. Agar pembelajaran sastra dapat diterima dengan baik, pengajar sastra dituntut minimal dapat: 1 menyenangi sastra, 2 menguasai materi sastra, 3 memahami hakikat dan tujuan pembelajaran sastra, 4 memiliki kemampuan mengapresiasi sastra, dan 5 menguasai metode pengajaran dan penilaian sastra. 38 Modul Guru Pembelajar Bahasa Indonsia SMA Kelompok Kompetensi Pedagogik H Modul ini berisi tentang pembelajaran mementaskan naskah drama sederhana. Sesuai dengan tujuan apresiasi maka kompetensi yang ingin dicapai yaitu dapat memantaskan naskah drama sederhana secara reseptif dan produktif agar memperoleh pengetahuan dan keterampilan tentang drama. Dengan demikian akan mendapatkan pengetahuan dasar tentang sastra khsususnya mementaskan naskah drama, bagaimana menikmati drama, bahkan kesadaran yang lebih baik terhadap diri sendiri, orang lain, serta kehidupan sebagai upaya pembentukan watak yang baik. Mementaskan Naskah Drama Sederhana Indonesia a. Mengenal Drama Drama merupakan cabang seni sastra sekaligus seni pertunjukan yang dapat berbentuk puisi maupun prosa. Dengan demikian, jika kita berbicara mengenai drama berarti terdapat 2 pengertian, yaitu: 1 drama sebagai seni sastra dan 2 drama sebagai seni pertunjukan. Drama sebagai seni sastra berbentuk naskah drama. Dengan kata lain, naskah drama sering disebut juga sebagai text play, repertoir, atau pun closet-drama. Naskah drama berupa bacaan atau karya sastra yang memerlukan pembaca, serta merupakan milik pribadi pengarangnya. Sebuah naskah drama membutuhkan penggarapan dengan baik, agar tercipta sebuah pertunjukan yang baik pula. Agar Anda dapat lebih mengenal ciri naskah drama, perhatikan cuplikan teks drama Kalung Ajaib karangan Subdiyanto berikut ini. Di kamar tidur Sari. Malam hari hampir subuh. Sari sedang gelisah dalam tidurnya. Ayah datang membangunkan Sari. Lampu dan musik pembukaan pengantar suasana ke dunia impian Sari. Semua peristiwa babak satu ini terjadi dalam dunia impian Sari. 1. AYAH : “Sari ... Sari ... Sari ... Bangunlah Ayahmu datang, Sari.” 2. SARI : Bangun. Duduk. Heran. “Ayah? Benarkah kau ayahku? Bukankah ayah sudah meninggal?” 3. AYAH : “ Benar katamu, Sari. Aku ayahmu yang telah meninggal. Aku datang padamu karena aku lihat kau bersedih dalam Modul Guru Pembelajar Bahasa Indonesia SMA Kelompok Kompetensi Profesional H 39 tidurmu. Aku bermaksud akan membahagiakan kamu. Apa yang kausedihkan, Sari?” 4. SARI : “Ayah akan membahagiakan aku? Bisakah ayah memenuhi segala keinginanku?” 5. AYAH : “Ya Sari, aku akan memenuhi segala keinginanmu.” Ayah mengeluarkan Kalung Ajaib. “Terimalah ini, Kalung Ajaib, yang akan bisa memenuhi segala keinginanmu. Kalau kau menginginkan sesuatu, mintalah pada Kalung Ajaib ini, tentu akan kau dapatkan segala apa yang kau inginkan.” Menyerahkan Kalung Ajaib. Sari menerimanya dengan senang. 6. SARI : “Terima kasih, Ayah. Saya sangat senang.” 7. AYAH : “Sari, dengarlah baik-baikpesan ayah. Kalung Ajaib itu tak boleh perlihatkan kepada siapa pun juga. Kau tak boleh menceritakan hal Kalung Ajaib ini kepada orang lain. Kau tak boleh mengatakan kepada siapa pun juga, dari mana kaudapatkan segala apa yang kau miliki secara ajaib ini. Itu adalah pantangan” 8. SARI : “Ya, Ayah. Sari akan merahasiakan Kalung Ajaib ini.” 9. AYAH : “Nah, sekarang tidurlah, ayah mau pergi.” Sari menyimpan Kalung Ajaib di bawah bantal lalu berbaring. Ayah merapikan selimut Sari,lalu membelai kepala Sari .“Selamat tinggal Sari. Berhati-hatilah. Ingatlah pesan Ayah baik- baik.” Pada bagian awal teks drama di atas, terdapat tulisan yang diberi tanda kurung .... Bagian tersebut dinamakan notasi. Notasi merupakan bagian dari naskah drama yang tidak diucapkan karena bukan merupakan dialog, melainkan gambaran situasi atau pun gambaran gerak. Notasi tidak selalu ditulis di dalam kurung, dapat pula ditulis dalam huruf kapital semua. Perhatikan dialog ketika Sari terbangun. Kata Bangun. Duduk. Heran. yang terletak di dalam tanda kurung merupakan notasi. Dengan demikian tidak diucapkan oleh Sari, melainkan dilakukan atau dikerjakan. Selain itu ada pula notasi yang ditulis dengan huruf biasa, namun penulisannya sejajar dengan nama-nama tokoh. Selain notasi tentu Anda melihat bahwa dalam teks tersebut terdapat dialog antara Sari dan ayahnya yang sudah meninggal. Dialog dan notasi merupakan unsur intrinsik sekaligus ciri dari sebuah naskah drama. 40 Modul Guru Pembelajar Bahasa Indonsia SMA Kelompok Kompetensi Pedagogik H Lakon drama lebih mementingkan perwatakan, namun prosa lebih mementingkan penokohan. Perwatakan adalah cara kerja pengarang menggambarkan watak tokoh. Cara pengarang menampilkan watak tokoh dapat dilakukan melalui 3 dimensi, yaitu: 1 Dimensi fisiologis Pengarang menggambarkan watak tokoh melalui gambaran fisiknya, antara lain dikemukakan jenis kelamin tokoh, usia ciri tubuh, ciri khas yang menonjol, cacat jasmani, ras. 2 Dimensi psikologis Pengarang mengemukakan kejiwaan tokoh yang antara lain meliputi: temperamen, moral,ambisi, kegemaran. 3 Dimensi sosiologis Pengarang menggambarkan keadaan sosial tokoh yang di antaranya meliputi: suku, bangsa,agama, ideologi, pekerjaan, jabatan, serta kelas ssoial. Fokus antara drama dengan prosa fiksi dibedakan dengan adanya drama yang lebih mementingkan plot dibandingkan dengan alur. Dalam prosa fiksi, alur menduduki peran yang sangat penting. Plot merupakan jalinan konflik yang pada akhirnya akan menimbulkan klimaks. Konflik terjadi karena adanya sebab akibat yang menghubungkan antara satu peristiwa dengan peristiwa lainnya di dalam cerita. Konflik juga terjadi karena adanya pertentangan karakter dan pertentangan kepentingan dari para tokoh. Tahapan plot di dalam drama meliputi: 1 Eksposisi Pada tahap ini diperkenalkan para tokoh dengan karakter masing- masing kepadapembaca. 2 Konflik Pada tahap ini mulai muncul hambatan, sehingga timbullah pertikaian awal yang disebabkan oleh adanya perbedaan karakter dari masing- masing tokoh. Konflik pun mulai terjadi. Konflik ialah ketegangan yang