Prosedur Pengembangan METODE PENELITIAN

32

3.3 Prosedur Pengembangan

Model pengembangan yang digunakan dalam penelitian ini mengadopsi dari dua model yaitu Sugiyono dan Borg and Gall. Model pertama adalah model pengembangan menurut Sugiyono yang menyebutkan 10 langkah yang harus dilakukan dalam Research and Development RD.Langkah-langkah tersebut meliputi 1 Potensi Masalah, 2 Mengumpulkan Informasi, 3 Desain Produk, 4 Validasi Desain, 5 Perbaikan Desain, 6 Uji Coba Produk, 7 Revisi Produk, 8 Ujicoba Pemakaian, 9 Revisi Produk, 10 Pembuatan Produk Massal Sugiyono, 2010: 409-426. Berikut ini adalah langkah-langkah pengembangan menurut Sugiyono: Gambar 3.1 Langkah-langkah penggunaan metode Research and Development Langkah-langkah yang dikemukakan oleh Sugiyono pada gambar 3.1 dimulai dari adanya potensi dan masalah. Potensi adalah segala sesuatu yangbila disalahgunakan akan memiliki nilai tambah. Setelah potensi dan masalah dapat ditunjukkan secara faktual maka selanjutnya perlu dikumpulkan berbagai informasi yang dapat digunakan sebagai bahan untuk perencanaan produk tertentu Potensi dan Masalah Desain Produk Pengumpulan Data Validasi Desain Revisi Desain Ujicoba Produk Revisi Produk Ujicoba Pemakaian Revisi Produk Produksi Massal 33 yang diharapkan dapat mengatasi masalah tersebut. Selanjutnya adalah membuat desain produk yang akan dikembangkan. Desain produk harus diwujudkan dalam gambar atau bagan sehingga dapat digunakan sebagai pegangan untuk menilai dan membuatnya. Setelah desain produk selesai maka selanjutnya peneliti melakukan validasi yang merupakan proses kegiatan untuk menilai apakah rancangan produk efektif atau tidak untuk digunakan dalam proses pembelajaran. Validasi dapat dilakukan dengan cara menghadirkan beberapa pakar atau ahli yang sudah berpengalaman untuk menilai produk yang telah dirancang. Setiap pakar diminta untuk menilai agar diketahui kelemahan dan kelebihannya. Setelah desain produk divalidasi oleh pakar atau ahli maka dapat diketahui kelemahannya yang selanjutnya dicoba dikurangi dengan cara memperbaiki produk tersebut. Langkah berikutnya uji coba produk. Uji coba awal dilakukan dengan simulasi baru setelah itu dapat diujicobakan pada kelompok yang terbatas. Setelah pengujian terbatas menunjukkan bahwa produk tersebut ternyata efektif maka ujicoba dapat dilakukan pada kelas yang lebih luas. Jika masih ada kelemahannya atau kekurangan maka perlu segera diperbaiki lagi. Ketika pengujian terhadap produk dinyatakan berhasil, produk selnjutnya dapat diterapkan untuk lembaga yang lebih luas dan tetap harus dinilai agar diketahui kekurangan dan kelebihannya. Langkah berikutnya jika masih ada kekurangan ketika digunakan oleh lembaga yang lebih luas maka perlu dilakukan langkah perbaikan untuk memperbaiki kekurangannya. Selanjutnya langkah terakhir adalah pembuatan produk masal jika produk telah melalui beberapa ujicoba dan dinyatakan efektif atau layak digunakan dalam beberapa kali pengujian. 34 Model yang digunakan kedua adalah milik Borg and Gall 1983:775-787 yang juga menguraikan sepuluh langkah dalam penelitian danpengembangan. Sepuluh langkah tersebut meliputi: 1. Penelitian dan pengumpulan data merupakan teknik pengumpulan data yang dapat dilakukan melalui studi literatur, observasi, dan sebagainya. Hal ini dilakukan untuk mengetahui informasi terkait dengan kondisi nyata di lapangan dan produk yang akan dikembangkan. 2. Perencanaan meliputi menentukan keterampilan yang akan dikembangkan melalui perangkat yang dihasilkan dan tujuan penelitian yang hendak dicapai dari perangkat yang dihasilkan. Selain itu, perencanaan juga meliputi perkiraan biaya, tenaga kerja, dan waktu untuk menyelesaikan penelitian dan pengembangan yang akan dilakukan. 3. Pengembangan bentuk awal produk, merupakan pengembangan bentuk lengkap dari perangkat yang dikembangkan sebelum dilakukan serangkaian pengujian dan perbaikan berdasarkan saran dari beberapa ahli. Apabila yang dikembangkan merupakan perangkat pembelajaran, maka pada langkah ini juga sudah dikembangkan bahan pembelajaran, buku pegangan, dan alat evaluasinya. 4. Uji coba lapangan awal merupakan pengujian tahap awal yang dilakukan untuk mengumpulkan data terhadap hasil pengembangan produk. Hal ini dapat membantu peneliti melakukan analisis dan perbaikan berdasarkan komentar dan masukan tentang kelemahan dari produk yang dikembangkan. 35 5. Revisi produk berdasarkan hasil uji coba lapangan merupakan prosesperbaikan berdasarkan saran atau masukan berdasarkan hasil uji cobalapangan awal. Revisi tersebut menjadi bentuk produk yang siap diujikanlebih lanjut. 6. Uji coba lapangan dilakukan dengan perluasan jumlah sekolah, antara 5-10 sekolah atau dengan jumlah siswa sebanyak 30-100 anak. Pengujian ini dilakukan dengan tujuan mengetahui peningkatan penggunaan perangkat yang dikembangkan. 7. Revisi produk berdasarkan hasil uji coba lapangan menjadi bahan untukmelakukan revisi pada tahap ini. Revisi tersebut bersifat penyempurnaan yang selanjutnya diujicobakan kembali pada tahap selanjutnya. 8. Uji pelaksanaan lapangan yang melibatkan lebih banyak sekolah antara 10-30 unit dengan jumlah siswa sebanyak 40-200 anak. Uji coba ini dilakukan dengan beberapa teknik pengumpulan data yaitu tes, kuesioner, dan wawancara. Selanjutnya, ketiga data tersebut dianalisis sebagai saran dalam penyempurnaan tahap akhir. 9. Penyempurnaan produk akhir dilakukan berdasarkan saran dari hasil uji coba pada langkah ke delapan. Penyempurnaan produk ini selanjutnya dapat diproduksi secara massal yang menjadi prototipe produk akhir. 10. Diseminasi dan implementasi dilakukan dengan tujuan untuk membuatlaporan hasil penelitian dari produk yang dikembangkan berdasarkan tahapan pengembangan. Peneliti juga dapat 36 bekerjasamadengan penerbit untuk memproduksi dan memasarkan secara luas. Berikut ini adalah gambar langkah-langkah pengembangan menurut Borg and Gall: Gambar 3.2 Langkah-langkah pengembangan menurut Borg and Gall Pengembangan buku guru dan buku siswa dalam penelitian ini dikembangkan dengan memodifikasinya menjadi lima tahap. Lima tahapan dalam pengembangan ini adalah 1 Potensi Masalah, yang meliputi analisis kebutuhan guru dan siswa di sekolah dasar yang dilakukan di empat sekolah dasardengan mengumpulkan data-data melalui wawancara 2 Desain Produk buku guru dan buku siswa, kegiatan dalam produk didesain dengan memperhatikan karakteristik PMRI 3 Instrumen Penelitian, yang meliputi pembuatan instrumen tes untuk ujicoba produk 4 Validasi Produk oleh ahli,yang meliputi buku guru dan buku siswa dan 5 Ujicoba terbatas yang dilakukan di sekolah dasar. Research and information collection P lanning Devellopment Preliminary Form a Product Preliminary Field Testing Main Product Revision Main Field Testing Disemination and Implementationn Operational Field Testing Operational Product Revision Final Product Revision 1 2 3 4 5 10 7 8 9 6 37 Penelitian dan pengembangan ini hanya mencapai pada tahap ujicoba terbatas dan tidak mencapai pada tahap ujicoba efektivitas yang lebih luas karena keterbatasan waktu. Selain itu produk buku guru dan buku siswa ini tidak akan diproduksi masal selama belum diujicobakan ke tahap yang lebih luas. Prosedur pengembangan buku guru dan buku siswa kelas IV sekolah dasar dengan pendekatan PMRI yang meliputi lima tahap digambarkan oleh peneliti pada bagan yang terdapat pada halaman berikutnya. 38 Gambar 3.3 Prosedur pengembangan dengan modifikasi Tahap Pertama Potensi Masalah Analisis Kebutuhan Wawancara Guru Siswa Tahap Keempat Instrument Uji Coba Instrumen Tes Uji validitas dan reliabilitas secara empiris Revisi Instrumen siap digunakan Tahap Kelima Ujicoba terbatas Pretest Ujicoba terbatas posttest Revisi produk Pengembangan buku guru dan buku siswa Tahap Kedua Desain Produk Konsep Desain buku Buku guru Buku siswa Pembuatan buku Tahap Ketiga Validasi Produk Validasi buku Validasi oleh ahli pembelajaran PMRI 1 Validasi oleh ahli pembelajaran PMRI 2 Uji Keterbacaan dengan siswa Revisi Produk 39 Langkah- langkah pengembangan buku siswa buku guru yang telah dimodifikasi terdiri dari lima tahap sebagai berikut: 1. Potensi Masalah Tahap I dimulai dengan melakukan analisis kebutuhan. Analisis kebutuhan dilakukan dengan cara wawancara. Teknik wawancara yang dipilih oleh peneliti adalah wawancara tidak terstruktur. Peneliti melakukan wawancara di empat sekolah dasar yang berada di wilayah Sleman Timur. Wawancara dilakukan kepada satu guru kelas IV dan satu siswa kelas IV di masing-masing sekolah. Hal ini bertujuan untuk mencari tahu permasalahan atau kebutuhan yang dialami oleh guru dan siswa di sekolah dasar pada pelajaran matematika. 2. Desain Produk Tahap II dalam penelitian ini adalah desain produk. Peneliti mengembangkan buku berdasarkan hasil analisis kebutuhan guru dan siswa. Pengembangan buku dibagi menjadi dua yaitu buku guru dan buku siswa yang dikembangkan berdasarkan lima karakteritik PMRI yaitu 1 penggunaan konteks siswa dilibatkan aktif untuk melakukan kegiatan eksplorasi permasalahan, 2 penggunaan model berupa tahapan konkret, semi konkret, abstrak, 3 konstruksi siswa siswa dibebaskan untuk mengembangkan strategi pemecahan masalah serta membantu siswa memahami konsep matematika, 4 interaktivitas proses belajar siswa akan menjadi lebih singkat dan bermakna ketika siswa saling mengkomunikasikan hasil kerja dan gagasan mereka, 5 keterkaitan 40 keterkaitan antar pokok bahasan. Desain buku dimulai dari melihat SK, KD dan membuat indikator pembelajaran, kemudian membuat kerangka materi yang akan dimuat dalam buku dan mendesain materi sesuai dengan karakteristik PMRI. Setelah itu peneliti mendesain cover buku guru dan buku siswa dengan memperhatikan perpaduan warna, gambar dan kesesuaian materi dalam buku. 3. Validasi Produk Tahap ketiga dalam penelitian ini adalah validasi produk. Produk yang berbentuk buku guru dan buku siswa dengan materi bangun ruang yang telah dibuat kemudian divalidasi oleh beberapa ahli. Validasi ini dilakukan untuk menilai kelayakan produk buku guru dan buku siswa sebelum diujicobakan secara terbatas di lapangan. Validasi produk ini dilakukan oleh dua ahli di antaranya ahli PMRI yaitu dosen sebagai ahli 1 dan ahli pembelajaran PMRI yaitu guru sebagai ahli 2. Peneliti juga melakukan uji keterbacaan kepada siswa dengan cara wawancara tidak terstruktur. Wawancara dilakukan dengan memperlihatkan buku siswa kepada anak SD yang setara dengan anak kelas IV yang akan menjadi subyek penelitian, kemudian dilakukan tanya jawab mengenai komponen yang ada di buku terutama bahasa dan petunjuk kegiatan. Hal ini bertujuan untuk mengetahui apakah produk yang peneliti kembangkan dapat dibaca dan menarik bagi siswa. Selanjutnya peneliti menganalisis kelebihan dan kekurangan dari buku guru dan buku siswa berdasarkan penilaian dan saran yang diberikan oleh beberapa ahli serta dari hasil uji keterbacaan. Saran dari ahli bisa 41 diterima seluruhnya, tetapi bisa juga hanya diterima sebagian tergantung dari keyakinan peneliti. 4. Intrumen Ujicoba Tahap IV dalam prosedur penelitian dan pengembangan ini adalah instrument Ujicoba. Peneliti membuat instrumen yang digunakan dalam penelitian menggunakan tes. Instrumen tes yang disiapkan oleh peneliti perlu dilakukan uji empirissebelum digunakan untuk ujicoba penelitian. Hasil dari uji empiris tersebut selanjutnya diolah untuk mengetahui validitas dan reliabilitas setiap item soal yang dihitung dengan menggunakan SPSS 22 Statistic Package for Social Studies 22. Peneliti selanjutnya memilah item soal yang valid untuk digunakan dan yang tidak valid dibuang dan tidak digunakan. Item soal yang valid dipilih sebanyak 30item soal yang berbentuk pilihan ganda untuk soal pretest dan posttest. Setelah mengetahui item soal yang valid dan tidak valid selanjutnya soal direvisi, dan item untuk tes siap digunakan. 5. Uji Terbatas Tahap kelima adalah ujicoba terbatas. Ujicoba terbatas dilakukankepada 5 siswa kelas IV SD tempat dilakukannya penelitian. Sebelum produk diujicobakan, peneliti terlebih dahulu memberikan pretestuntuk menguji pemahaman siswa mengenai materi yang akan diajarkan. Pretest diberikan kepada lima siswa kelas IV SD yang menjadi subyek penelitian ujicoba terbatas. Selanjutnya produk buku siswa diujicobakan secara terbatas kepada sekelompok siswa yang telah diberi pretest. Setelah peneliti selesai 42 melakukan ujicoba terbatas, siswa kemudian diberikanposttest untuk mengetahui dampak dari penggunaan buku PMRI yang telah dikembangkan. Penelitian ini hanya dibatasi sampai pada pengembangan buku guru dan buku siswa kelas IV SD dengan menggunakan pendekatan Pendidikan Matematika Realistik Indonesia PMRI.

3.4 Teknik Pengumpulan Data

Dokumen yang terkait

Pengembangan buku guru dan buku siswa mata pelajaran matematika kelas II Sekolah Dasar dengan pendekatan Pendidikan Matematika Realistik Indonesia (PMRI).

0 0 163

Pengembangan buku guru dan buku siswa mata pelajaran Matematika kelas IV SD dengan Pendekatan Pendidikan Matematika Realistik Indonesia (PMRI).

0 2 174

Pengembangan buku siswa dan buku guru sekolah dasar kelas III mata pelajaran Matematika dengan pendekatan Pendidikan Matematika Realistik Indonesia (PMRI).

0 0 158

Pengembangan buku guru dan buku siswa mata pelajaran matematika kelas I Sekolah Dasar dengan pendekatan Pendidikan Matematika Realistik Indonesia (PMRI).

1 2 167

Pengembangan buku guru dan buku siswa mata pelajaran Matematika kelas III sekolah dasar dengan pendekatan Pendidikan Matematika Realistik Indonesia (PMRI).

0 0 160

Pengembangan buku guru dan buku siswa mata pelajaran matematika kelas II Sekolah Dasar dengan pendekatan Pendidikan Matematika Realistik Indonesia (PMRI)

1 2 161

Pengembangan buku guru dan buku siswa mata pelajaran Matematika kelas I sekolah dasar dengan pendekatan Pendidikan Matematika Realistik Indonesia (PMRI)

0 0 165

Pengembangan buku guru dan buku siswa mata pelajaran matematika kelas I Sekolah Dasar dengan pendekatan Pendidikan Matematika Realistik Indonesia (PMRI)

2 5 165

Pengembangan buku siswa dan buku guru sekolah dasar kelas III mata pelajaran Matematika dengan pendekatan Pendidikan Matematika Realistik Indonesia (PMRI)

0 1 156

Pengembangan buku guru dan buku siswa mata pelajaran Matematika kelas III sekolah dasar dengan pendekatan Pendidikan Matematika Realistik Indonesia (PMRI)

0 0 158