Pengembangan buku guru dan buku siswa mata pelajaran matematika kelas IV Sekolah Dasar dengan pendekatan Pendidikan Matematika Realistik Indonesia
PENGEMBANGAN BUKU GURU DAN BUKU SISWA MATA PELAJARAN MATEMATIKA KELAS IV SEKOLAH DASAR DENGAN PENDEKATAN PENDIDIKAN MATEMATIKA REALISTIK INDONESIA
(PMRI)
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Oleh:
Veronica Anindya Ade Kristiani
NIM: 131134220
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA 2017
(2)
i
PENGEMBANGAN BUKU GURU DAN BUKU SISWA MATA PELAJARAN MATEMATIKA KELAS IV SEKOLAH DASAR DENGAN PENDEKATAN PENDIDIKAN MATEMATIKA REALISTIK INDONESIA
(PMRI)
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Oleh:
Veronica Anindya Ade Kristiani
NIM: 131134220
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA 2017
(3)
(4)
(5)
iv
PERSEMBAHAN
Skripsi ini saya persembahkan untuk
1. Tuhan Yesus Kristus dan Bunda Maria yang senantiasa memberikan
berkatNya, selalu memberikan kekuatan, semangat dan selalu
mengabulkan segala permohonanku hingga terselesaikannya skripsi ini
2. Kedua orang tuaku, Bapak Paulus Sumadi dan Ibu Martina Agus Rustini
yang selalu memberikan aku doa, dukungan, dan semangat
3. Kakakku Fransiscus Asisi Aditya Yuda yang selalu memberikan
dukungan, doa, danmemperhatikan perkembangan skripsi saya.
4. Yunita Cahyarini, Lilis Sri Rahayu, Stefani Laksita, Tri Kusuma
Danayanti yang setia menjadi teman, kakak, adik, sahabat, bahkan saudara
sejak pertama kali bertemu hingga saat ini selalu memberikan motivasi,
semangat, perhatian, omelan sehingga dapat menyelesaikan skripsi
(6)
v
MOTTO
With man it is impossible, but with God All things are possible - Mathew 19: 26
Never give up on what you really want to do. The person with big dream is more
powerful then the one with all facts
–
Albert Einstein
Your life will not be changed by fate, but be transformed by the changes you did
–
Jim Rohn
Life is like riding bicycle, to keep your balance you must keep moving
–
Albert
(7)
vi
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak
memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam
kutipan dan daftar referensi, sebagaimana layaknya karya ilmiah.
Yogyakarta, 05 Januari 2017 Peneliti
(8)
vii
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN
PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswi Universitas Sanata Dharma:
Nama : Veronica Anindya Ade Kristiani Nomor Mahasiswi : 131134220
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah yang berjudul :
“PENGEMBANGAN BUKU GURU DAN BUKU SISWA MATA
PELAJARAN MATEMATIKAKELAS IV SEKOLAH DASAR DENGAN PENDEKATAN PENDIDIKAN MATEMATIKA REALISTIK INDONESIA (PMRI)” berserta perangkat yang di perlukan, (bila ada).
Dengan demikian saya memberikan kepada perpustakaan Universita Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengolahnya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin saya mampu memberikan royalty kepada saya, selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.
Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat di Yogyakarta
Pada tanggal : 05 Januari 2017 Yang menyatakan
(9)
viii
ABSTRAK
PENGEMBANGAN BUKU GURU DAN BUKU SISWA MATA PELAJARAN MATEMATIKA KELAS IV SEKOLAH DASAR DENGAN PENDEKATAN PENDIDIKAN MATEMATIKA REALISTIK INDONESIA
(PMRI)
Veronica Anindya Ade Kristiani Universitas Sanata Dharma
2017
Latar belakang penelitian ini adalah adanya keterbatasan buku pegangan yang sesuai dengan tingkat perkembangan anak sekolah dasar kelas IV pada mata pelajaran matematika khususnya materi sudut. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan proses pengembangan buku guru dan buku siswa mata pelajaran matematika kelas IV SD serta mendeskripsikan kualitas produk buku guru dan buku dengan pendekatan Pendidikan Matematika Realistik Indnonesia (PMRI).
Penelitian pengembangan ini menggunakan metode penelitian dan pengembangan (R&D) dengan memodifikasi 10 tahap dan prosedur pengembangan penelitianSugiyono dan Borg dan Gall menjadi 5 tahap yaitu:(1) potensi dan masalah, (2) desain produk, (3) validasi desain, (4) Instrumen ujicoba, dan (5) uji coba produk.Pengembangan buku guru dan buku siswa dengan menggunakan pendekatan PMRI yang memuat lima karakteristik yaitu penggunaan konteks, penggunaan model konkret, kontruksi siswa,interaktivitas,dan keterkaitan.
Hasil Penelitian dan pengembangan buku siswa dan buku guru dilihat dari aspek tujuan dan pendekatan, cover, isi, bahasa, dan gambar yang telah dinilai oleh 2 validator dengan rentang skor 1-5. Skor rata-rata yang diperoleh dari kedua validator yaitu 3, 79 untuk buku guru dan 3, 71 untuk buku siswa. Hasil tersebut menunjukkan bahwa pengembangan buku guru dan buku siswa kelas IV SD dengan pendekatan Pendidikan Matematika Realistik Indnonesia (PMRI) sudah baik. Hasil penggunaan buku guru dan buku siswa berdampak terhadap prestasi belajar peserta didik ditunjukkan dengan peningkatan nilai sebesar 25%.
Kata kunci: Penelitian dan pengembangan, Pendekatan PMRI, Matematika, Sudut, Buku Guru dan Buku Siswa
(10)
ix ABSTRACT
DEVELOPMENT OF TEACHER’S BOOK AND STUDENT’S
BOOK FOR FOURTH GRADE ELEMENTARY SCHOOL MATH
SUBJECTS BASED ON INDONESIAN REALISTIC
MATHEMATIC EDUCATION (PMRI)
Veronica Anindya Ade KristianiSanata Dharma University 2017
The background of this research is existence of limitations handbook which corresponds to the level of child development for fourth grade in math subjects especially on material addition and subtraction. This research aimed to Describe the process of preparing teacher’s book and student’s book on mathematical subjects of first grade and Describe the quality of teacher’s book and student’s book with the concept of PMRI.
The research development of teacher’s book and student’s book using research methods development to modify the stage and procedures development research Sugiyono and Borg and Gall into 5 stage above are (1) problem potential, (2) product design, (3) product validation, (4) test instrument, (5) limited trial. The development of teacher’s book and student’s book using PMRI approach containing the five characteristics are use of the context, use of models, construction students, interactivity, and intertwining.
The result of this research is the form of book teachers and student book from the aspects of goals and approaches, cover, contents, language and images that have been assessed by 2 validators with a score range of 1-5. The average score obtained from both validators that are 3,79 for teacher’s book and 3, 71 for student’s book. The result show that development of teacher’s book and student’s book with PMRI is good. The result of the use books affect the learning achievements of students demonstrated by the increased value of 25%.
Key word: research and development, PMRI, math, addition and subtraction, teacher’s book and student’s book.
(11)
x
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan karunia-Nya penelitidapat menyelesaikan penulisan skripsi dengan judul Pengembangan Buku Guru dan Buku Siswa Kelas IVSekolah Dasar Dengan Pendekatan Pendidikan Matematika Realistik Indonesia (PMRI). Penulisan skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
Pada kesempatan ini, peneliti ingin mengucapkan terimakasih kepada beberapa pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan penulisan skripsi ini. 1. Rohandi, Ph. D. selaku dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sanata Dharma.
2. Ibu Christiyanti Aprinastuti, S.Si., M.Pd. selaku Kepala Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar.
3. Bapak Apri Damai Sagita Krissandi, S.S., M.Pd. selaku Wakil Kepala Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar.
4. Drs. Paulus Wahana, M. Hum.selaku dosen pembimbing I yang telah bersedia memberikan waktu dan tenaga serta pikiran untuk memberikan bimbingan dan arahan selama proses penelitian dan penulisan skripsi hingga selesai 5. Ibu Andri Anugrahana, S.Pd., M. Pd., selaku dosen pembimbing II yang telah
bersedia memberikan waktu dan tenaga serta pikiran untuk memberikan bimbingan dan arahan selama proses penelitian dan penulisan skripsi hingga selesai.
6. Ibu M. Sri Wartini selaku kepala sekolah SD Kanisius Sengkan.
7. Caroline Dwi Hartanti, S.Pdselaku guru kelas IVB SD Kanisius Sengkan yang telah memberikan bantuan untuk melakukan penelitian.
8. Siswa siswi kelas IVB SD Kanisius Sengkan selaku subjek penelitian yang telah bersedia membantu peneliti dalam proses penelitian.
(12)
xi
9. Putriana Lintang Damayanti yang telah membantu dalam penyusunan gambar pada buku yang saya susun.
10. I Putu Agus yang telah membantu saya dalam penyusunan cover.
11. Keluarga besar tercinta yang telah mendukung dengan doa dan perhatiannya. 12. Teman-teman satu payung Yunita, Mbak Nur, Mbak Desti, Angel, Apri, Titis,
Devina, Danang berkat kerjasamanya selama ini dalam menyusun skripsi ini. 13. Teman-teman PGSD angkatan 2013 atas semangat, dukungan, doa dan
kebersamaannya selama berproses dan berdinamika selama perkuliahan. 14. Semua pihak yang tidak dapat peneliti sebutkan satu persatu yang telah
mendukung dalam menyelesaikan skripsi ini.
Dalam penulisan skripsi ini ada beberapa kendala yang peneliti temukan baik dari faktor dalam diri maupun dari luar. Namun, kendala tersebut tidak menjadi hambatan dalam diri peneliti melainkan menjadi semangat untuk terus maju dan menyelesaikan penulisan skripsi. Semoga skripsi ini dapat berguna bagi pembaca dan Universitas Sanata Dharma. Penulis meminta maaf apabila dalam penyajian terdapat beberapa kesalahan baik dalam sistematika penyajian, isi, dan sebagainya, serta peneliti menerima kritik dan saran sebagai masukan untuk memperbaiki penelitian ini.
Penulis
(13)
xii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii
HALAMAN PENGESAHAN ... iii
HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv
HALAMAN MOTTO ... v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vi
LEMBAR PERNYATAAN PERSTUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ... vii
ABSTRAK ... viii
ABSTRACT ... ix
KATA PENGANTAR ... x
DAFTAR ISI ... xii
DAFTAR TABEL ... xvii
DAFTAR GAMBAR ... xviii
DAFTAR LAMPIRAN ... xx
BAB 1 PENDAHULUAN ... 1
1.1 Latar Belakang Masalah ... 1
1.2 Identifikasi Masalah ... 6
1.3 Batasan Masalah... 6
1.4 Rumusan Masalah ... 7
(14)
xiii
1.6 Manfaat Penelitian ... 7
1.7 Definisi Operasional... 8
1.8 Spesifikasi Produk ... 9
BAB 2LANDASAN TEORI ... 11
2.1 Kajian Teori ... 11
2.1.1 Matematika ... 11
2.1.1.1 Pengertian Matematika... 11
2.1.1.2 Fungsi Matematika ... 12
2.1.1.3 Sudut ... 13
2.1.2 Pembelajaran ... 14
2.1.3 Pembelajaran Matematika ... 14
2.1.4 Karakteristik Siswa SD ... 16
2.1.5 Pendekatan PMRI ... 17
2.1.5.1 Pengertian PMRI ... 17
2.1.5.2 Karakteristik PMRI ... 18
2.1.6 Buku Ajar ... 20
2.2 Hasil Penelitian yang Relevan ... 21
2.3 Kerangka Berfikir... 26
2.4 Pertanyaan Penelitian ... 27
BAB 3 METODE PENELITIAN... 29
3.1 Jenis Penelitian ... 29
(15)
xiv
3.2.1 Subjek Penlelitian ... 30
3.2.2 Objek Penelitian ... 30
3.2.3 Lokasi Penelitian ... 31
3.2.4 Waktu Penelitian ... 31
3.3 Prosedur Pengembangan ... 32
3.4 Teknik Pengumpulan Data ... 42
3.4.1 Teknik Pengumpulan Data Tes ... 42
3.4.2 Teknik Pengumpulan Data Non Tes ... 43
3.4.2.1 Kuisioner ... 43
3.4.2.2 Wawancara ... 44
3.5 Instrumen Penelitian... 45
3.5.1 Soal Tes ... 45
3.5.2 Lembar Kuisioner... 46
3.5.3 Pedoman Wawancara ... 49
3.6 Teknik Analisis Data ... 50
3.6.1 Tes ... 50
3.6.1.1 Uji Validitas dan Reliabilitas ... 50
1. Validitas ... 50
2. Reliabilitas ... 51
3.6.1.2 Soal Tes ... 52
(16)
xv
3.6.2.1 Kuisioner ... 54
3.7 Jadwal Penelitian ... 58
BAB 4 PEMBAHASAN ... 59
4.1 Hasil Penelitian ... 59
4.1.1 Proses dan Kualitas Pengembangan Produk ... 59
4.1.1.1 Proses Pengembangan buku guru dan buku siswa kelas IV sekolah dasar dengan pendekatan PMRI ... 59
1. Situasi Pembelajaran matematika di kelas ... 62
2. Pengembangan Produk ... 66
a. Sampul Buku ... 66
b. Isi Buku ... 68
c. Daftar Referensi ... 74
4.1.1.2 Kualitas Buku Guru dan Buku Siswa Kelas IV Sekolah Dasar dengan Pendekatan PMRI ... 75
1. Validasi Produk ... 75
2. Dampak Produk ... 87
4.2 Pembahasan ... 92
BAB 5 PENUTUP ... 95
5.1 Kesimpulan ... 95
5.2 Keterbatasan Penelitian ... 96
(17)
xvi
DAFTAR REFERENSI ... 98
(18)
xvii
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Jadwal Pengambilan Data ... 31
Tabel 3.2 Kisi-kisi soal pre test dan post test... 46
Tabel 3.3 Kisi-kisi kuisioner validasi buku guru ... 47
Tabel 3.4 Kisi-kisi kuisioner validasi buku siswa ... 48
Tabel 3.5 Kisi-kisi wawancara guru... 49
Tabel 3.6 Kisi-kisi wawancara siswa ... 49
Tabel 3.7 Kriteria Koefisien Reliabilitas ... 52
Tabel 3.8 Pedoman Penskoran Skala Lima ... 55
Tabel 3.9Hasil Konversi skala lima ... 57
Tabel 3.10 Jadwal Penelitian... 58
Tabel 4.1Rangkuman Wawancara ... 63
Tabel 4.2 Rekapitulasi Nilai Keseluruhan Buku Guru... 75
Tabel 4.3 Rekapitulasi Nilai Keseluruhan Buku Siswa ... 76
Tabel 4.4 Hasil Validasi Buku Guru ... 78
Tabel 4.5 Hasil Validasi Buku Siswa ... 81
Tabel 4.6 Hasil Rekapitulasi komentar Buku Siswa ... 83
Tabel 4.7 Hasil Rekapitulasi komentar Buku Guru ... 84
Tabel 4.8 Rekapitulasi SPSS ... 88
(19)
xviii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1 Sampul Buku siswa ... 10
Gambar 1.2 Sampul buku guru ... 10
Gambar 2.1 Literature Map ... 25
Gambar 3.1 Langkah-langkah pengembangan menurut Sugiyono ... 32
Gambar 3.2 Langkah-langkah pengembangan menurut Borg and Gall ... 36
Gambar 3.3Prosedur Pengembangan dengan Modifikasi ... 38
Gambar 3.4 Rata-rata Nilai Akhir ... 48
Gambar 3.5 Presentasi Kenaikan ... 48
Gambar 4.1 Sampul Awal buku siswa ... 69
Gambar 4.2 Sampul Awal buku guru ... 70
Gambar 4.3 Penggunaan model konkret ... 72
Gambar 4.4 Karakteristik Semi Konkret ... 73
Gambar 4.5 Karakteristik Interaktivitas ... 74
Gambar 4.6 Karakteristik Kontruksi ... 74
Gambar 4.7 Karakteristik Semi Konkret ... 75
Gambar 4.8 Karakteristik Abstrak dan Intertwining ... 76
Gambar 4.9 Sampul Awal Buku Siswa ... 85
Gambar 4.10 Sampul Revisi Buku Siswa ... 85
Gambar 4.11 Sampul Awal Buku Guru ... 85
(20)
xix
Gambar 4.13 Kegiatan Sebelum direvisi ... 86
Gambar 4.14 Kegiatan setelah direvisi ... 86
Gambar 4.15 Alat yang digunakan ... 86
(21)
xx
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Administrasi dalam Penelitian ... 101
Lampiran 1.1 Surat Permohonan Ijin Penelitian ke SD ... 101
Lampiran 1.2 Surat Keterangan Telah melaksanakan Penelitian di SD ... 102
Lampiran 1.3 Surat Permohonan Validasi Ahli ... 103
Lampiran 2. Hasil Wawancara ... 104
Lampiran 3 Instrumen Validasi Produk ... 107
Lampiran 3.1 Instrumen Kuisioner Buku Guru ... 107
Lampiran 3.2 Instrumen Kuisioner Buku Siswa ... 109
Lampiran 4Hasil Validasi Produk ... 111
Lampiran 4.1 Hasil Uji Validitas ... 111
Lampiran 4.2 Hasil Uji Reliabilitas ... 119
Lampiran 4.3 Hasil Validasi Buku Guru Ahli 1 ... 120
Lampiran 4.4 Hasil Validasi Buku Siswa Ahli 1 ... 123
Lampiran 4.5 Hasil Validasi Buku Guru Ahli 2 ... 126
Lampiran 4.6 Hasil Validasi Buku Siswa Ahli 2 ... 129
Lampiran 5 Uji Coba Lapangan Terbatas ... 132
Lampiran 5.1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ... 132
(22)
1
BAB 1 PENDAHULUAN
Pada bab 1 ini akan dibahas tentang delapan bagian, yaitu latar belakang
masalah, identifikasi masalah, batasan masalah, rumusan masalah, tujuan
penelitian, manfaat penelitian, definisi operasional dan spesifikasi produk.
1.1Latar Belakang
Pendidikan adalah upaya yang terorganisi, berencana dan berlangsung
secara terus-menerus sepanjang hayat untuk membina anak didik menjadi
manusia paripurna, dewasa dan berbudaya (Susanto, 2013: 85). Dalam UU
No. 20 Tahun 2003 pendidikan dasar adalah pendidikan yang berbentuk
sekolah dasar atau madrasah ibtidaiyah dan sekolah menengah pertama atau
madrasah tsanawiyah. Sekolah dasar termasuk kategori pendidikan dasar
(Susanto, 2013:69).Pada Pendidikan Sekolah Dasar yang ada di Indonesia,
matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang diajarkan.
Matematika adalah bahasa numerik yang melambangkan serangkaian
hitungan dari pernyatan yang ingin kita sampaikan. Matematika
mengembangakn bahasa numerik dengan menggunakan lambang angka yang
memungkinkan kita untuk melakukan pengukuran secara kuantitatif (Wahana,
2016: 115-116). Matematika adalah salah satu disiplin ilmu yang dapat
meningkatkan kemampuan berpikir, berargumentasi, memberi kontribusi
dalam penyelesaian masalah sehari-hari (Susanto, 2013: 185). Pendapat lain
(23)
2
pengetahuan manusia yang paling bermanfaat dalam kehidupan. Hampir setiap
bagian dari hidup kita mengandung matematika. Menurut Skemp (dalam
Runtukahu dan Kandou, 2014: 32) matematika adalah bahasa simbol tentang
berbagai gagasan. Simbol-simbol matematika mempunyai fungsi-fungsi
tertentu, dapat dibedakan satu dengan lainnya. Fungsi dari simbol matematika
antara lain adalah berkomunikasi, merekam pengetahuan, membuat klasifikasi
ganda secara langsung, menjelaskan, membuat kegiatan reflektif,
menunjukkan struktur, membuat manipulasi secara rutin, mengingat kembali
informasi dan pengertian, membuat kegiatan lebih aktif.
Fungsi matematika akan lebih bermakna jika tersampaikan secara
langsung dalam sebuah pembelajaran. Pembelajaran merupakan perpaduan
dari dua aktivitas belajar dan mengajar (Sugiyono, 2013: 18). Belajar tertuju
kepada apa yang harus dilakukan oleh seseorang sebagai subjek yang
menerima pelajaran, sedangkan mengajar berorientasi pada apa yang harus
dilakukan oleh guru sebagai pemberi pelajaran. Kedua aspek ini akan
berkolaborasi secara terpadu menjadi suatu kegiatan pada saat terjadi interaksi
antara guru dengan siswa, serta antara siswa dengan siswa di dalam
pembelajaran matematika yang sedang berlangsung (Sugiyono, 2013: 186).
Pembelajaran matematika adalah membentuk logika berpikir bukan
sekedar pandai berhitung. Kembali diingat sifat umum matematika itu abstrak
atau tidak nyata karena terdiri atas simbol-simbol. Hal demikian berbeda
dengan anak-anak khususnya usia sekolah dasar (7-11 tahun). Menurut
(24)
3
tiga karakteristik yang menonjol yaitu: konkret, integratif, dan hierarkis.
Konkret maksudnya proses belajar beranjak dari hal-hal yang konkret.
Integratif maksudnya memandang sesuatu yang dipelajari sebagai suatu
keutuhan dan terpadu. Hierarkis maksudnya adalah berkembang secara
bertahap mulai dari hal-hal yang sederhana ke hal-hal yang lebih kompleks.
Dengan demikian pembelajaran matematika sebaiknya dimulai dengan
mengangkat situasi dari kehidupan sehari-hari (Fatimah, 2009: 8).
Hasil dari wawancara tanggal 14 Juli 2016 kepada 4 guru dan kepada 4
siswa, di 4 sekolah dasar yang berada di Kabupaten Sleman khususnya
Sleman Timur. Pembelajaran matematika di kelas jauh dari apa yang
diharapkan atau yang seharusnya. Pembelajaran matematika yang diharapkan
atau yang seharusnya dapat sesuai dengan prinsip matematika yang
dikemukakan oleh Runtukahu dan Kandou (2014: 31) yaitu anak aktif terlibat
dalam belajar matematika. Belajar aktif ini merupakan inti dari belajar
matematika. Namun di lapangan siswa mengalami kesulitan. Kesulitan
tersebut diakui oleh beberapa siswa di 4 sekolah dasar yang menyebutkan
bahwa mereka sulit untuk memahami materi sudut. Siswa menganggap hal
tersebut dikarenakan cara penyampaian guru yang kurang jelas ketika
membedakan sudut-sudut. Seperti yang dikatakan oleh siswa “Suka kebalik sudut lancip sama tumpul sama siku-siku, suka lupa”.
Berdasarkan hasil wawancara guru, salah satu guru mengakui bahwa
ketika menyampaikan materi cenderung menyampaikan secara abstrak
(25)
4
kehidupan sekitar siswa. Hal tersebut membuat pembelajaran kurang
melibatkan siswa, dan kurang mengkaitkan ke realitas kehidupan sehari-hari.
Buku paket yang digunakan sebagai acuan dianggap masih kurang memadahi,
baik untuk guru maupun untuk siswa karena masih kurang jelas. Selain itu
ketika wawancara, guru menyampaikan bahwa pembelajaran fokus pada satu
materi yang akan dipelajari.
Menurut Heruman (2013: 1-2) siswa SD masih terikat dengan objek
konkret yang dapat ditangkap oleh panca indera. Dalam pembelajaran
matematika yang abstrak, siswa memerlukan alat bantu berupa media, dan alat
peraga yang dapat memperjelas apa yang akan disampaikan oleh guru
sehingga lebih cepat dipahami dan dimengerti oleh siswa. “Alat bantu tidak saja berupa media maupun alat peraga, bisa sebuah buku panduan yang dapat
mempermudah pemahaman siswa. Buku tersebut akan lebih jelas jika ada
langkah-langkah atau alternatif pembelajarannya” pendapat seorang guru di salah satu sekolah dasar di wilayah Sleman Timur.
Wijaya (2012: 20) mengungkapkan bahwa pendidikan matematika
realistik adalah suatu pendekatan pembelajaran matematika di Belanda.
Banyak pihak yang menganggap bahwa pendidikan matematika realistik
adalah sutau pendekatan pembelajaran matematika yang harus selalu
menggunakan masalah sehari-hari. Menurut Panhuizen (dalam Wijaya, 2012:
20) penggunaan kata realistik tersebut tidak sekadar menunjukkan adanya
suatu koneksi dengan dunia nyata (real-world) tetapi lebih mengacu pada
(26)
5
penggunaan suatu situasi yang bisa dibayangkan (imagineable) oleh siswa.
Wijaya (2012: 21) juga mengemukakan bahwa pendidikan matematika
realistik Indonesia menggunakan masalah realistik sebagai dasar untuk
membangun konsep matematika atau sumber pembelajaran (a source of
learning).
Pendidikan Matematika Realistik Indonesia diterapkan karena sesuai
dengan pembelajaran spiral yang disampaikan Bruner (dalam Heruman, 2013:
4) bahwa dalam matematika setiap konsep berkaitan dengan konsep lain, dan
suatu konsep menjadi prasyarat bagi konsep yang lain. Oleh karena itu siswa
harus lebih banyak diberi kesempatan untuk melakukan keterkaitan tersebut.
Berbeda dengan pendapat Bruner, Piaget (dalam Heruman, 2013: 5)
menyampaikan belajar secara kontruktivisme yang berarti kontruksi
pengetahuan dilakukan sendiri oleh siswa, sedangkan guru berperan sebagai
fasilitator dan menciptakan iklim yang kondusif. Kedua pendapat tersebut
dapat mendukung penggunaan PMRI, karena terdapat karakteristik PMRI
yang mengatakan bahwa pembelajaran harus bersifat kontruktivisme dan
intertwining (memiliki keterkaitan antar materi).
Dari permasalahan tersebut, peneliti memilih solusi untuk menyusun
bahan ajar yang dapat membantu tersampaikannya materi sudut. Bahan ajar
merupakan buku teks yang digunakan sebagai rujukan standar pada mata
pelajaran tertentu (Akbar, 2013: 33). Bahan ajar yang akan dibuat peneliti
berupa buku guru dan buku siswa dengan pendekatan Pendidikan Matematika
(27)
6
PMRI.Maka peneliti mengadakan penelitian dengan judul “Pengembangan Buku Guru dan Buku Siswa Mata Pelajaran Matematika Kelas IV Sekolah
Dasar dengan Pendekatan Pendidikan Matematika Realistik Indonesia
(PMRI)”.
1.2Identifikasi masalah
Permasalahan yang ada dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Pembelajaran di dalam kelas kurang tercapai karena kurangnya
ketersediaan buku untuk siswa.
2. Pembelajaran di dalam kelas kurang tercapai karena tidak adanya buku
panduan untuk guru yang menerangkan langkah-langkah pembelajaran.
3. Pembelajaran matematika yang ada kurang mengkaitkan dengan realitas
kehidupan sehari-hari.
4. Pembelajaran di dalam kelas kurang menarik karena tidak adanya
keterlibatan siswa atau aktivitas siswa.
1.3Batasan masalah
Adapun batasan masalah dalam penelitian ini adalah pengembangan buku
guru dan buku siswa mata pelajaran matematika kelas IV sekolah dasar
(28)
7
1.4Rumusan Masalah
1. Bagaimana proses pengembangan buku guru dan buku siswa kelas IV
sekolah dasar dengan pendekatan Pendidikan Matematika Realistik
Indonesia (PMRI)?
2. Bagaimana kualitas buku guru dan buku siswa kelas IV sekolah dasar
dengan pendekatan Pendidikan Matematika Realistik Indonesia (PMRI)?
1.5Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian ini yaitu:
1. Mendeskripsikan proses penyusunan buku guru dan buku siswa kelas IV
sekolah dasar dengan pendekatan Pendidikan Matematika Realistik
Indonesia (PMRI).
2. Mendeskripsikan kualitas buku guru dan buku siswa kelas IV sekolah
dasar dengan pendekatan Pendidikan Matematika Realistik Indonesia
(PMRI).
1.6Manfaat Penilitian
Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Bagi siswa yaitu siswa mampu mengembangkan kemampuan berpikir dari
konkret menuju abstrak secara bertahap dalam dirinya selama proses
pembelajaran di kelas, selain itu siswa juga akan lebih mudah memahami
(29)
8
2. Bagi Guru yaitu guru mampu mengembangkan referensi buku pegangan
yang dapat membantu guru agar lebih mudah dalam menyampaikan materi
pembelajaran dengan menggunakan benda-benda konkret dan kegiatan
yang lebih mendorong keaktifan siswa.
3. Bagi Peneliti yaitu mendapat pengalaman berharga mengenai kebutuhan
pendukung proses pembelajaran bagi siswa dan guru di sekolah.
1.7Definisi operasional
Definisi operasional pada penelitian ini adalah:
1. Matematika merupakan pengetahuan yang mempelajari hitungan dan
bilangan.
2. Pembelajaran adalah suatu upaya yang dilakukan pendidik dengan
membagikan sumber belajar kepada siswa
3. Pembelajaran Matematika adalah proses belajar mengajar yang dibangun
guru untuk membentuk logika berpikir siswa dengan mengangkat situasi
dalam kehidupan sehari-hari.
4. Karakteristik Siswa SD berada pada usia 7-11 tahun yaitu pada tahap
operasional konkret dimana pada masa ini merupakan masa yang sangat
penting karena anak sudah mulai memahami aspek-aspek materi yang
disampaikan secara konkret yang dapat ditangkap oleh panca indera.
5. PMRI adalah pendidikan yang mengajarkan siswa bagaimana
memecahkan suatu masalah dengan menekankan bahwa suatu masalah
(30)
9
6. Buku Ajar adalah buku teks yang digunakan sebagai panduan belajar
siswa yang berisi materi dan latihan-latihan soal.
1.8Spesifikasi produk
Spesifikasi produk pada penelitian ini:
1. Produk dalam penelitian adalah buku guru dan buku siswa
Pengembangan yang dilakukan adalah pengembangan bahan ajar
berupa buku, yaitu buku guru dan buku siswa. Buku guru dan buku siswa
dikembangkan dengan menggunakan pendekatan PMRI. PMRI dipilih
karena merupakan pendekatan yang dapat memudahkan siswa dalam
memahami materi matematika khususnya materi sudut.
Secara keseluruhan buku guru dan buku siswa sama, hanya saja
pada buku guru lebih detail berisi langkah-langkah untuk menggunakan
buku siswa. Guru dapat melihat kotak-kotak yang berisikan catatan.
Catatan tersebut merupakan karakteristik dari PMRI, yaitu penggunaan
konteks, penggunaan model, kontruksi siswa, interaktivitas, dan
keterkaitan antar topik atau intertwining. Selain itu, di dalam buku guru
juga terdapat alternatif alat yang dapat digunakan guru ketika alat yang
sudah ditentukan tidak ada atau tidak tersedia.
Berbeda dengan buku siswa, buku siswa adalah buku yang
dipegang oleh siswa yang digunakan untuk mempermudah siswa
(31)
10
membaca dengan teliti, mengikuti langkah-langkah yang berada pada buku
siswa.
2. Ukuran buku meliputi panjang 29, 5 cm, lebar 20,5 cm, dan memiliki
ketebalan 3mm.
Gambar 1.1 Sampul Buku Siswa Gambar 1.2 Sampul Buku Guru
3. Komponen buku siswa meliputi latihan soal-soal yang terdiri dari
gambar-gambar benda konkret, latihan soal yang terdiri dari soal individu dan soal
kelompok. Buku siswa juga terdapat alat dan bahan yang mudah dicari dan
dekat dengan siswa.
4. Komponen buku guru meliputi langkah-langkah pembelajaran yang detail
yang menjelaskan tentang kegiatan siswa. Selain itu pada buku guru juga
terdapat penjelasan langkah-langkah karakteristik PMRI.
20,5 cm 20,5 cm
29,5cm 29,5cm
(32)
11
BAB 2
LANDASAN TEORI
Pada bab 2 ini akan dibahas tentang empat bagian yaitu kajian teori,
penelitian yang relevan, kerangka berfikir, dan pertanyaan penelitian. Peneliti
akan menguraikan keempat bagian tersebut.
2.1 Kajian Teori
Kajian teori akan membahas enam hal yang berkaitan dengan penelitian.
Pertama akan membahas tentang matematika, kedua membahas tentang
pembelajaran, ketiga membahas tentang pembelajaran matematika, keempat
tentang karakteristik siswa SD, kelima pendekatan PMRI, dan yang keenam akan
membahas tentang buku ajar.
2.1.1 Matematika
2.1.1.1 Pengertian Matematika
Matematika adalah bahasa numerik yang melambangkan serangkaian
hitungan dari pernyatan yang ingin kita sampaikan. Matematika mengembangakn
bahasa numerik dengan menggunakan lambang angka yang memungkinkan kita
untuk melakukan pengukuran secara kuantitatif (Wahana, 2016: 115-116).
Sedangkan Soedjadi, (2000: 11) mengungkapkan bahwa matematika adalah
pengetahuan tentang bilangan dan kalkulasi. Dengan belajar matematika siswa
dapat berhitung, seperti menghitung luas, isi dan berat. Siswa juga dapat
melakukan pengukuran, dapat mengumpulkan, mengolah dan menyajikan data
(33)
12
memenuhi kebutuhan praktis dan pemecahan masalah dalam kehidupan
sehari-hari, agar mampu mengikuti pelajaran matematika lebih lanjut, untuk membantu
memahami bidang studi lain, dan agar dapat berpikir logis, kritis, praktis, beserta
sikap positif dan berjiwa kreatif (Ruseffendi, 1990: 13)
Dari pendapat ahli diatas dapat disimpulkan bahwa matematika merupakan
pengetahuan yang mempelajari hitungan dan bilangan. Manfaat dari mempelajari
matematika adalah untuk memecahkan masalah dalam kehidupan sehari-hari.
Selain manfaat matematika memiliki beberapa fungsi yang dapat berguna bagi
kehidupan.
2.1.1.2 Fungsi Matematika
Skemp (dalam Runtukahu dan Kandaou, 2014: 32) mengungkapkan
bahwa matematika memiliki fungsi sebagai bahasa simbol yang memiliki arti
berbeda-beda. Fungsi dari simbol matematika ialah: a) berkomunikasi, b)
merekam pengetahuan, c) membuat klasifikasi ganda secara langsung, d) fungsi
menjelaskan, e) fungsi membuat kegiatan reflektif, f) menunjukkan struktur, g)
membuat manipulasi secara rutin, h) mengingat kembali informasi dan pengertian,
h) membuat kegiatan mental lebih aktif. Dari pendapat tersebut dapat disimpulkan
bahwa matematika berfungsi sebagai simbol untuk berkomunikasi, merekam
pengetahuan, membuat klasifikasi ganda secara langsung, menjelaskan, membuat
kegiatan reflektif, menunjukkan struktur, membuat manipulasi secara rutin,
mengingat kembali informasi dan pengertian, serta membuat kegiatan lebih
aktif.Fungsi matematika dapat tersampaikan dalam sebuah materi. Sudut
(34)
13
2.1.1.3 Sudut
Sudut merupakah daerah yang dibatasi oleh dua sinar (garis lurus) (Astuty
dan Burhan, 2008: 78). Sama halnya dengan pendapat Riratnawati dan Fajariyah
(2008: 163) bahwa sudut merupakan daerah yang dibatasi oleh dua garis yang
berpotongan di satu titik. Astuty dan Burhan (2008: 76) mengungkapkan bahwa
sudut putaran memiliki besar 360. Sudut setengah putaran besarnya 180 dan biasa disebut sebagai sudut lurus. Sudut yang besarnya setengah putaran atau 90 biasanya disebut sudut siku-siku. Sedangkan menurut Riratnawati dan Fajariyah
(2008: 167) macam-macam sudut adalah:
1. Sudut siku-siku terbentuk dari kedua garis yang saling tegak lurus dan
bertemu pada pangkalnya. Besar sudut siku-siku adalah 90
2. Sudut lancip dibuat lebih kecil dari sudut siku-siku. Besar sudut lancip
adalah kurang dari 90.
3. Sudut tumpul dibuat lebih besar dari sudut siku-siku. Besar sudut tumpul
adalah lebih dari 90.
Dari pendapat dua ahli di atas maka dapat disimpulkan bahwa sudut
merupakan daerah yang dibatasi oleh dua garis lurus dan berpotongang pada satu
titik. Macam-macam sudut adalah sudut putaran besarnya 360, sudut lurus besarnya 180, sudut siku-siku besarnya 90, sudut lancip besarnya kurang dari 90, dan sudut tumpul besarnya lebih dari 90. Agar mampu memahami pengertian sudut dan macam-macamnya diperlukan suatu pembelajaran.
(35)
14
2.1.2 Pembelajaran
Pembelajaran merupakan perpaduan dari dua aktivitas belajar dan
mengajar. Aktivitas belajar secara metodologis cenderung lebih dominan pada
siswa, sementara mengajar secara intruksional dilakukan oleh guru. Dengan kata
lain, pembelajaran adalah penyederhanaan dari kata belajar dan mengajar (BM),
proses belajar mengajar (PBM), atau kegiatan nelajar mengajar (KBM) (Susanto,
2013: 18-19). Sedangkan menurut UU Sistem pendidikan nasional No. 20 Tahun
2005 (dalam Susanto, 2013:19) pembelajaran diartikan sebagai proses interaksi
pesera didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar.
Pendapat yang sama diungkapkan oleh Isjoni (2009:14) bahwa
pembelajaran adalah sesuatu yang dilakukan oleh siswa dan bukan dibuat untuk
siswa. Pembelajaran pada dasarnya merupakan upaya seorang pendidik untuk
membantu siswa melakukan kegiatan belajar. Dari dua pendapat ahli tersebut
dapat disimpulkan bahwa pembelajaran adalah suatu upaya yang dilakukan
pendidik dengan membagikan sumber belajar kepada siswa. Pembagian sumber
belajar antara lain dilakukan dengan melaksanakan pembelajar matematika.
2.1.3 Pembelajaran Matematika
Pembelajaran matematika adalah suatu proses belajar mengajar yang
dibangun oleh guru untuk mengembangkan kreativitas berpikir siswa yang dapat
meningkatkan kemampuan berpikir siswa, serta dapat meningkatkan kemampuan
mengkonstruksi pengetahuan baru sebagai upaya meningkatkan penguasaan yang
baik terhadap matematika (Susanto, 2013: 186). Sedangkan menurut Fatimah
(36)
15
sekedar pandai berhitung. Pembelajaran matematika sebaiknya dimulai dengan
mengangkat situasi dari kehidupan sehari-hari. Pembelajaran matematika di
sekolah dasar memiliki beberapa tujuan seperti yang diungkapakan oleh
Depdiknas dalam buku Susanto (2013: 190) yaitu: 1) memahami konsep
matematika, menjelaskan keterkaitan antarkonsep, dan mengaplikasikan konsep
atau algoritme, 2) menggunakan penalaran pada pola dan sifat, melakukan
manipulasi matematika dalam generalisasimenyusun bukti, atau menjelaskan
gagasan dan pernyataan matematika. 3) memecahkan masalah yang meliputi
kemampuan memahami masalah, merancang model matematika, menyelesaikan
model, dan menafsirkan solusi yang diperoleh. 4) mengkomunikasikan gagasan
dengan simbol, tabel, diagram, atau media lain untuk menjelaskan keadaan atau
masalah. 5) memiliki sikap menghargai penggunaan matematika dalam kehidupan
sehari-hari.
Dari pendapat kedua ahli di atas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran
matematika adalah proses belajar mengajar yang dibangun guru untuk membentuk
logika berpikir siswa dengan mengangkat situasi dalam kehidupan sehari-hari.
Tujuan dari pembelajaran matematika yaitu 1) memahami konsep matematika,
menjelaskan keterkaitan antarkonsep, dan mengaplikasikan konsep atau algoritme,
2) menggunakan penalaran pada pola dan sifat, melakukan manipulasi matematika
dalam generalisasi menyusun bukti, atau menjelaskan gagasan dan pernyataan
matematika. 3) memecahkan masalah yang meliputi kemampuan memahami
masalah, merancang model matematika, menyelesaikan model, dan menafsirkan
(37)
16
diagram, atau media lain untuk menjelaskan keadaan atau masalah. 5) memiliki
sikap menghargai penggunaan matematika dalam kehidupan sehari-hari.
2.1.4 Karakteristik Siswa SD
Piaget (dalam Susanto, 2013: 77) mengungkapkan bahwa perkembangan
kognitif dibagi ke dalam empat tahap, yaitu: tahap sensori motor, tahap pra
operasional, tahap operasional konkret, dan tahap operasional formal. Tahap
sensori motor (0-2 tahun) pada tahap ini belum memasuki usia sekolah dasar.
Tahap pra operasional (2-7 tahun) anak sudah mampu mengekspresikan
kalimat-kalimat pendek secara efektif. Tahap operasional konkret (7-11 tahun) anak sudah
mampu memahami aspek-aspek kumulatif materi seperti volume dan jumlah;
mempunyai kemampuan memahami cara mengkombinasikan beberapa golongan
benda yangbervariasi tingkatannya. Tahap operasional formal (11-15 tahun)
peserta didik sudah memiliki kemampuan mengoordinasikan dua ragam
kemampuan kognitif baik secara stimultan (serentak) maupun berurutan.
Heruman, (2008: 1) mengatakan Siswa Sekolah Dasar (SD) umurnya
berkisar antara 6 atau 7 tahun, sampai 12 tahun atau 13 tahun. Menurut Piaget,
mereka berada pada fase operasional konkret. Siswa SD masih terikat dengan
objek konkret yang dapat ditangkap oleh panca indra. Pendapat lain dikemukakan
oleh Susanto (2013: 70) anak yang berada di sekolah dasar masih tergolong anak
usia dini. Masa usia dini ini merupakan masa yang pendek tetapi merupakan masa
yang sangat penting bagi kehidupan seseorang. Siswa sekolah dasar merupakan
(38)
17
Dari pendapat kedua ahli dapat diketahui bahwa karakteristik siswa SD
berada pada usia 7-11 tahun yaitu pada tahap operasional konkret dimana pada
masa ini merupakan masa yang sangat penting karena anak sudah mulai
memahami aspek-aspek materi yang disampaiakan secara konkret yang dapat
ditangkap oleh panca indera.
2.1.5 Pendekatan Pendidikan Matematika Realistik Indonesia 2.1.5.1 Pengertian Pendidikan Matematika Realistik Indonesia
Suryanto (2010: 37) mengungkapakan Pendidikan matematika realistik
Indonesia (PMRI) adalah pendidikan matematika sebagai hasil adaptasi dari
realistic mathematics education yang telah diselaraskan dengan kondisi budaya,
geografi, dan kehidupan masyarakat Indonesia. Suryanto (2006:14) juga
menambahkan pengertian realistik dalam Pendidikan Matematika Realistik bukan
hanya karena bahan pelajaran terkait dengan dunia real/nyata tetapi karena
tekanannya pada permasalaah yang bagi siswa terasa real/nyata. Ini berarti bahwa
permasalah tidak perlu berasal dari dunia nyata tetapi juga mungkin dari dunia
fantasi tapi dapat dibayangkan oleh siswa. Sama halnya dengan apa yang
diungkapkan oleh Wijaya (2012: 20) bahwa suatu masalah realistik tidak harus
selalu berupa masalah yang ada di dunia nyata (real world) dan bisa ditemukan
dalam kehidupan sehari-hari siswa. Suatu masalah disebut realistik jika masalah
tersebut dapat dibayangkan (imagineable) atau nyata (real) dalam pikiran siswa.
Dari pendapat kedua ahli tersebutdapat kita ketahui bahwa pendidikan
(39)
18
bagaimana memecahkan suatu masalah dengan menekankan bahwa suatu masalah
tersebut terasa nyata.
2.1.5.2 Karakteristik PMRI
Treffers (dalam Wijaya, 2012: 27) merumuskan lima karakteristik
pendidikan matematika realistik, yaitu:
1. Penggunaan Konteks
Konteks atau permasalahan realistik digunakan sebagai titik awal
pembelajaran matematika. Konteks tidak harus berupa permasalahan di
dunia nyata namun bias dalam bentuk permainan, penggunaan alat peraga,
atau situasi lain selama hal tersebut bermakna dan bias dibayangkan dalam
pikiran siswa. Melalui penggunaan konteks siswa dapat dilibatkan secara
aktif untuk melakukan kegiatan eksplorasi permasalahan.hasil eksplorasi
ini tidak menemukan hasil akhir dari permasalahn, tetapi untuk
mengembangkan berbagai strategi penyelesaian masalah yang bias
digunakan. Manfaat lainnya adalah untuk meningkatkan motivasi dan
ketertarikan siswa dalam belajar matematika (Kaiser dalam De Lange,
1987).
2. Penggunaan model untuk matematisasi progresif
Penggunaan model berfungsi sebagai jembatan (bridge) dari pengetahuan
dan matematika tingkat konkrit menuju pengetahuan matematika tingkat
formal. Model tidak merujuk pada alat peraga, tetapi merupakan alat
(40)
19
matematisasi (yaitu matematisasi horizontal dan vertikal). Model tersebut
ada dua yaitu model of dan model for.
3. Pemanfaatan hasil konstruksi siswa
Freudenthal mengungkapkan bahwa matematika tidak diberikan kepada
siswa sebagai suatu produk yang siap pakai tetapi sebagai suatu konsep
yang dibangun oleh siswa maka dalam Pendidikan Matematika Realistik
siwa ditempatkan sebagai subjek. Siswa memiliki kebebasan untuk
mengembangkan strategi pemecahan masalah sehingga diharapkan akan
diperoleh strategi yang bervariasi dan digunakan sebagai landasan
pengembangan konsep matematika. Pemanfaatan hasil kontruksi siswa
juga dapat membantu siswa memahami konsep matematika saja tetapi
sekaligus mengembangkan aktivitas dan kreativitas siswa.
4. Interktivitas
Proses belajar seseorang bukan hanya suatu proses individu melainkan
juga secara bersamaan merupakan suatu proses sosial. Jika siswa saling
mengkomunikasikan hasil kerja dan gagasan mereka, maka belajar akan
menjadi lebih singkat dan bermakna. Selain itu, kemampuan afektif dan
kognitif siswa akan lebih berkembang secara simultan.
5. Keterkaitan
Konsep-konsep dalam matematika tidak bersifat tidak bersifat parsial,
namun banyak konsep matematika yang memiliki keterkaitan. Maka
konsep matematika tersebut tidak dikenalkan secara terpisah atau terisolasi
(41)
20
dalam proses matematika. Melalui keterkaitan ini, satu pembelajaran
matematika diharapkan bisa mengenalkan dan membangun lebih dari satu
konsep matematika diharapkan bisa mengenalkan dan membangun lebih
dari satu konsep matematika secara bersamaan (walau ada konsep yang
dominan).
Dari pendapat ahli tersebut dapat disimpulkan bahwa karakteristik
Pendidikan Matematika Realistik (PMRI) adalah penggunaan konteks,
penggunaan model untuk matematisasi progresif, pemanfaatan hasil
kontruksi siswa, interaktivitas, dan keterkaitan.
2.1.6 Buku Ajar
Buku Ajar adalah buku teks yang digunakan sebagai rujukan standar pada
mata pelajaran tertentu (Akbar, 2013: 33). Peraturan Menteri Pendidikan Nasional
no. 2 tahun 2008 (dalam Kurniasih dan Sani, 2014: 66) mengungkapkan bahwa
buku teks adalah buku acuan wajib untuk digunakan dalam satuan pendidikan
dasar dan menengah atau perguruan tinggi. Kurniasih dan Sani (2014: 60)
mengungkapkan bahwa buku ajar yang ditulis oleh seorang penulis atau Guru
tentulah harus berisikan buah pikirannya. Akan tetapi buku tersebut haruslah
diturunkan dari KD yang tertuang dalam kurikulum, sehingga buku akan memberi
makna sebagai bahan ajar bagi peserta didik. Menurut Akbar (2013: 33) ciri-ciri
buku ajar adalah:
1. Sumber materi ajar
2. Menjadi referensi buku untuk mata pelajaran tertentu
(42)
21
4. Disertai petunjuk pembelajaran
Berdasarkan pendapat kedua ahli di atas dapat disimpulkan bahwa buku ajar
merupakan buku teks yang digunakan sebagai panduan belajar siswa yang berisi
materi dan latihan-latihan soal. Buku ajar memiliki empat cirri-ciri yaitu, sebagai
sumber mata pelajaran lain, dapat menjadi referensi buku untuk mata pelajaran
tertentu, disususn secara sistematis dan sederhana, dan disertai petunjuk
pembelajaran. Buku ajar yang dikembangkan oleh peneliti meliputi buku guru dan
buku siswa. Buku guru adalah buku yang digunakan guru sebagai petunjuk
penggunaan buku siswa dan sebagai acuan
2.2 Hasil Penelitian yang relevan
Sebuah penelitian akan saling berhubungan dengan penelitian lain yang
sudah diteliti terlebih dahulu oleh peneliti lain. Penelitian-penelitian lain yang
relevan dengan penelitian ini adalah penelitian yang dilakukan oleh Chrisnanda
(2014), Dara (2011), Kusumawati (2016), Saheptary (2016), Ardiani (2015), dan
Novianto (2016).
Pertama, penelitian pengembangan dengan judul “Pengembangan Bahan Ajar Mengacu Kurikulum 2013 Subtema Memanfaatkan Potensi Lingkungan Tempat Tinggal Untuk Siswa Kelas IV Sekolah Dasar” yang dilakukan oleh
Chrisnanda (2014). Dalam penelitian ini menghasilkan sebuah bahan ajar yang
mengacu kurikulum 2013. Penelitian ini dilakukan karena bahan ajar yang
mengacu pada kurikulum 2013 untuk siswa SD kelas IV belum banyak
dikembangkan dalam pendidikan usia sekolah dasar. Hasil penelitian ini
(43)
22
potensi lingkungan tempat tinggal untuk kelas IV SD menghasilkan bahan ajar
yang sangat baik.
Kedua, penelitian pengembangan dengan judul “Pengembangan Buku Ajar Bahasa Indonesia SMA di Yogyakarta Kelas XI Semester 2 Program IPS
Berdasarkan Pendekatan Student Centered Learning (SCL)” yang dilakukan oleh
Dara (2011). Penelitian ini menghasilkan produk berupa buku ajar bahaa
Indonesia SMA di Yogyakarta kelas XI semester 2 program IPS. Penelitian ini
dilakukan karena berdasarkan analisis kebutuhan, guru dan siswa membutuhkan
buku ajar agar pembelajaran bahasa Indonesia berhasil. Hasil dari penelitian ini
adalah buku ajar yang dikembangkan oleh peneliti memperoleh presentase
kelayakan sebesar 80%.
Ketiga, penelitian pengembangan dengan judul “Pengembangan Buku Lift The Flap Ensiklopedia Anak Tentang 18 Pakaian Adat Di Indonesia Bagian Barat” yang dilakukan oleh Kusumawati (2016). Penelitian ini bertujuan untuk menambah pengetahuan guru dan pengetahuan sosial. Berdasarkan analisis
kebutuhan didapat alasan bahwa keterbatasan buku ensiklopedia yang membahasa
pakaian adat di Indonesia. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa produk
buku lift the flap ensiklopedia anak tentang 18 pakaian adat di Indonesia bagian
Barat sudah layak untuk anak-anak
Keempat adalah penelitian dengan judul “Peningkatan Keaktifan dan Prestasi Belajar Pada Mata Pelajaran Matematika Menggunakan Pendekatan PMRI Pada Siswa Kelas V SD N Plaosan 2” yang dilakukan oleh Saheptary (2016).Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui keaktifan dan prestasi
(44)
23
belajar dengan pendekatan PMRI. penelitian ini dilaksanakan karena siswa
cenderung pasif dan kurang berprestasi aktif dalam pembelajaran sedangkan segi
prestasi siswa yang lulus KKM pada mate pelajaran matematika hanya 4 anak dari
15 siswa. Hasil dari penelitian ini adalah pendekatan PMRI dapat meningkatkan
keaktifan dan prestasi belajar siswa kelas V SD N Plaosan 2 pada mata pelajaran
Matematika.
Kelima adalah penelitian dengan judul “Pengembangan Perangkat Pembelajaran Materi Luas Bangun Datar Yang Mencakup Konteks dengan Menggunakan Pendekatan PMRI kelas IV SD” yang dilakukan oleh Ardiani (2015) Penelitian ini dilakukan karena adanya kesulitan siswa terhadap materi
luas bangun datar. Hasil dari penelitian ini adalah perangkat pembelajaran yang
dikembangkan dapat memberikan pemahaman mengenai materi bangun datar
kepada siswa. Hal ini dikarenakan kegiatan belajar yang mengaktifkan siswa
dengan berangkat dari masalah realistic yang dekat dengan keseharian siswa
sehingga siswa dapat menerima pengetahuan dengan baik.
Keenam adalah penelitian dengan judul “Peningkatan Minat dan Prestasi Belajar menggunakan Pendekatan PMRI pada Mata Pelajaran Matematika untuk Siswa Kelas II SD N Plaosan 2” yang dilakukan oleh Novianto (2016). Penelitian ini dilakukan karena rendahnya minat dan prestasi belajar siswa kelas II SDN
Plaosan 2 pada ulangan harian materi pengukuran waktu, panjang, dan berat mata
pelajaran matematika. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa penggunaan
(45)
24
prestasi belajar siswa menggunakan alat ukur panjang tidak baku dan baku yang
digunakan pada siswa kelas II SD N Plaosan 2.
Dari enam penelitian relevan di atas, tiga diantaranya merupakan hasil
penelitian mengenai penggunaan pendekatan PMRI dan tiga diantaranya
merupakan pengembangan buku ajar. Oleh sebab itu maka hasil dari penelitian
yang relevan tersebut, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan
menggabungkan keduanya yaitu mengenai pengembangan buku dan pendekatan
PMRI.
Berikut adalah literature map pada penelitian yang relevan pada halaman
(46)
25 Gambar 2.1 Literature Map
Chrisnanda (2014) Pengembangan Bahan Ajar Mengacu Kurikulum 2013 Subtema Memanfaatkan Potensi Lingkungan Tempat Tinggal Untuk Siswa Kelas IV Sekolah Dasar
Dara (2011)
Pengembangan Buku Ajar Bahasa
Indonesia SMA di Yogyakarta Kelas IX Semester 2 Program IPS Berdasarkan Pendekatan Student Centered Learning (SCL) Kusumawati (2016) Pengembangan Buku Lift The Flap Ensiklopedia Anak Tentang 18 Pakaian Adat Di Indonesia Bagian Barat Saheptary (2016) Peningkatan Keaktifan dan Prestasi Belajar Pada Mata Pelajaran Matematika Menggunakan Pendekatan PMRI Pada Siswa Kelas V SD N Plaosan 2
Ardiani (2015)
Pengembangan Perangkat
Pembelajaran Materi Luas Bangun Datar Yang Mencakup Konteks dengan Menggunakan Pendekatan PMRI kelas IV SD
Novianto (2016)
Peningkatan Minat dan Prestasi Belajar menggunakan Pendekatan PMRI pada Mata Pelajaran Matematika untuk Siswa Kelas II SD N Plaosan 2
Pengembangan buku guru dan buku siswa dengan pendekatan PMRI pada materi sudut kelas IV
PMRI Pengembangan Buku
(47)
26
2.3 Kerangka Berfikir
Matematika merupakan mata pelajaran yang dianggap sulit oleh siswa,
karena membutuhkan suatu pemahaman. Pemahaman antara guru dan siswa
terkadang berbeda. Pemahaman akan lebih baik jika dibangun dari apa yang biasa
dengan siswa atau kata lain berangkat dari sesuatu yang dekat dengan siswa.
Materi sudut dianggap sulit oleh siswa kelas IV. Hal ini dikarenakan
pemahaman mereka yang masih abstrak tentang perbedaan sudut. Siswa sulit
membedakan macam-macam sudut, sehingga mereka memiliki kesulitan jika
menentukan sudut berdasarkan bentuk maupun ukurannya. Tak hanya berhenti
sampai disitu, siswa masih kebingungan dalam penggunaan busur. Siswa belum
memahami betul busur dan bagaimana penggunaannya. Seharusnya untuk materi
membedakan sudut siswa sudah mampu menyelesaikan. Oleh karena itu guru
harus menekankan bagaimana memecahkan masalah dengan menggunakan
konteks dari sekeliling untuk memudahkan penyelesaian.
PMRI merupakan suatupendidikan yang mengajarkan siswa bagaimana
memecahkan suatu masalah dengan menggunakan konteks nyata sehingga
menekankan bahwa suatu masalah tersebut terasa nyata. Masalah yang diberikan
berangkat dari kehidupan sehari-hari siswa. Melalui peragaan badan yang biasa
siswa lakukan akan menggali pengetahuan awal. Bermula dari alasan tersebut
maka perlu adanya pengembangan buku guru dan buku siswa yang mencakup
karakteristik PMRI. PMRI dipilih karena siswa sekolah dasar termasuk ke dalam
tahap operasional konkret yaitu tahap dimana mereka mengenal atau mudah
(48)
27
Peneliti berasumsi bahwa buku guru dan buku siswa yang menggunakan
pendekatan PMRI akan membantu siswa untuk lebih memahami materi dengan
cara mereka sendiri.Maka peneliti mengembangkan buku ajar berupa buku guru
dan buku siswa dengan pendekatan PMRI. Buku guru merupakan buku yang
digunakan oleh guru yang menunjukkan langkah-langkah yang dapat dilakukan
guru untuk menyampaikan materi. Sedangkan buku siswa merupakan buku yang
digunakan oleh siswa yang dapat digunakan sebagai panduan siswa dalam belajar
dan latihan soal.
2.4 Pertanyaan Penelitian
1. Pertanyaan berkaitan dengan penyusunan buku guru dan buku siswa kelas
IV sekolah dasar dengan pendekatan Pendidikan Matematika Realistik
Indonesia (PMRI)
a. Bagaimana situasi di lapangan pada empat SD di wilayah Sleman
Timur terkait pembelajaran matematika di kelas?
b. Bagaimana prosedur penyusunan pengembangan buku guru dan buku
siswa kelas IV sekolah dasar dengan pendekatan Pendidikan
Matematika Realistik Indonesia (PMRI)?
2. Pertanyaan berkaitan dengan kualitas buku guru dan buku siswa kelas IV
sekolah dasar dengan pendekatan Pendidikan Matematika Relaistik
Indonesia (PMRI)
a. Bagiamana kualitas buku guru dan buku siswa kelas IV sekolah dasar
dengan pendekatan Pendidikan Matematika Realistik Indonesia
(49)
28
b. Bagaimana dampak penyusunan buku guru dan buku siswa kelas IV
sekolah dasar dengan pendekatan Pendidikan Matematika Realistik
(50)
29
BAB 3
METODE PENELITIAN
Bab 3 akan membahas tujuh komponen metode yang digunakan dalam
penelitian. Komponen tersebut meliputi jenis penelitian, setting penelitian,
prosedur penelitian, teknik pengumpulan data, instrumen penelitian, teknik
analisis data, serta jadwal penelitian.
3.1Jenis Penelitian
Jenis Penelitian yang dilakukan adalah metode penelitian dan
pengembangan (Research and Development). Research and Development
adalah metode penelitian yang digunakan untuk menghasilkan produk tertentu
dan menguji keefiktifan produk tertentu (Sugiyono, 2010: 407). Metode
penelitian kombinasi merupakan metode penelitian yang menggabungkan
antara metode kuantitatif dan kualitatif (Sugiyono, 2012: 397). Menurut
Sugiyono (2015: 28) penelitian dan pengembangan berfungsi untuk
memvalidasi dan mengembangkan produk. Memvalidasi produk berarti
produk itu telah ada, dan peneliti hanya menguji efektivitas atau validitas
produk tersebut. Mengembangkan produk dalam arti yang luas dapat berupa
memperbarui produk yang telah ada (sehingga menjadi lebih praktis, efektif,
dan efisien) atau menciptakan produk baru (yang sebelumnya belum pernah
ada).
Berdasarkan pengertian di atas Penelitian ini mengembangkan produk
(51)
30
PMRI. Penelitian ini dibatasi sampai pada uji coba terbatas di lapangan. Uji
coba terbatas memiliki tujuan untuk mengetahui pemakaian buku guru dan
buku siswa di lapangan.
3.2Setting Penelitian 3.2.1 Subjek Penelitian
Subjek dalam penelitian ini adalah yang terlibat dalam pengemabngan
objek penelitian. Subjek penelitian terdiri dari pakar Pendidikan
Matematika Realistik Indonesia (PMRI) yaitu dosen ahli PMRI dan guru
PMRI, empat guru kelas IV yang diambil dari empat SD wilayah Sleman
Timur, kemudian empat siswa kelas IV, satu siswa dari masing-masing
sekolah. Subjek untuk ujicoba terbatas berjumlah 5 anak yang telah
dipilih oleh guru berdasarkan kemampuannya secara random yang
merupakan siswa sekolah dasar kelas IV semester I dari SD Kanisius
Sengkan tahun ajaran 2016/2017. Hal yang membedakan produk peneliti
dengan produk lainnya adalah lima anak harus terlibat aktif dalam proses
pembelajaran sebelum produk bisa dikatakan berhasil. Jadi, pembelajaran
harus dilakukan bersama seluruh siswa kelas IV termasuk lima anak yang
telah dipilih.
3.2.2 Objek Penelitian
Objek Penelitian ini adalah pengembangan buku pembelajaran
yang terdiri dari buku guru dan buku siswa kelas IV materi sudut dengan
(52)
31
mengajarkan materi. Buku siswa dirancang untuk membantu siswa belajar
sudut secara kontekstual.
3.2.3 Lokasi Penelitian
Peneliti melakukan wawancara untuk analisis kebutuhan di empat
SD wilayah Sleman Timur yaitu SD Kanisius Sengkan, SD Negeri
Deresan, SD Kanisius Demangan Baru, dan SD Kanisius Experimental
Mangunan, dari empat SD tersebut salah satu SD sebagai tempat uji coba
terbatas. Pemilihan SD tempat uji coba disesuaikan dengan kebutuhan
yang paling mendesak, yang sekaligus tempat pelaksanaan Pengalaman
Lapangan (PPL) peneliti yaitu SD Kanisius Sengkan yang beralamat di
Jalan Kaliurang KM. 7, Condongcatur, Depok, Sleman.
3.2.4 Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni 2016 sampai dengan
bulan Desember 2016. Secara keseluruhan penelitian ini berlangusng
selama kurang lebih enam bulan. Berikut jadwal pengambilan data
penelitian:
Tabel 3.1 Jadwal Pengambilan Data
Kelas IV B
Hari, tanggal Pertemuan Kegiatan Alokasi Waktu Senin, 28-11-2016 I Pretest 1 x 40 menit Senin, 28-11-2016 II Pembelajaran PMRI 2 x 40 menit Selasa, 29-11-2016 III Pembelajaran PMRI 2 x 40 menit Selasa, 29-11-2016 IV Posttest 1 x 40 menit
(53)
32
3.3Prosedur Pengembangan
Model pengembangan yang digunakan dalam penelitian ini mengadopsi
dari dua model yaitu Sugiyono dan Borg and Gall. Model pertama adalah model
pengembangan menurut Sugiyono yang menyebutkan 10 langkah yang harus
dilakukan dalam Research and Development (R&D).Langkah-langkah tersebut
meliputi 1) Potensi Masalah, 2) Mengumpulkan Informasi, 3) Desain Produk, 4)
Validasi Desain, 5) Perbaikan Desain, 6) Uji Coba Produk, 7) Revisi Produk, 8)
Ujicoba Pemakaian, 9) Revisi Produk, 10) Pembuatan Produk Massal (Sugiyono,
2010: 409-426).
Berikut ini adalah langkah-langkah pengembangan menurut Sugiyono:
Gambar 3.1 Langkah-langkah penggunaan metode Research and Development
Langkah-langkah yang dikemukakan oleh Sugiyono pada gambar 3.1
dimulai dari adanya potensi dan masalah. Potensi adalah segala sesuatu yangbila
disalahgunakan akan memiliki nilai tambah. Setelah potensi dan masalah dapat
ditunjukkan secara faktual maka selanjutnya perlu dikumpulkan berbagai
informasi yang dapat digunakan sebagai bahan untuk perencanaan produk tertentu Potensi dan
Masalah
Desain Produk Pengumpulan
Data
Validasi Desain
Revisi Desain Ujicoba
Produk Revisi
Produk Ujicoba
Pemakaian
Revisi Produk
(54)
33
yang diharapkan dapat mengatasi masalah tersebut. Selanjutnya adalah membuat
desain produk yang akan dikembangkan. Desain produk harus diwujudkan dalam
gambar atau bagan sehingga dapat digunakan sebagai pegangan untuk menilai dan
membuatnya. Setelah desain produk selesai maka selanjutnya peneliti melakukan
validasi yang merupakan proses kegiatan untuk menilai apakah rancangan produk
efektif atau tidak untuk digunakan dalam proses pembelajaran. Validasi dapat
dilakukan dengan cara menghadirkan beberapa pakar atau ahli yang sudah
berpengalaman untuk menilai produk yang telah dirancang. Setiap pakar diminta
untuk menilai agar diketahui kelemahan dan kelebihannya. Setelah desain produk
divalidasi oleh pakar atau ahli maka dapat diketahui kelemahannya yang
selanjutnya dicoba dikurangi dengan cara memperbaiki produk tersebut. Langkah
berikutnya uji coba produk. Uji coba awal dilakukan dengan simulasi baru setelah
itu dapat diujicobakan pada kelompok yang terbatas.
Setelah pengujian terbatas menunjukkan bahwa produk tersebut ternyata
efektif maka ujicoba dapat dilakukan pada kelas yang lebih luas. Jika masih ada
kelemahannya atau kekurangan maka perlu segera diperbaiki lagi. Ketika
pengujian terhadap produk dinyatakan berhasil, produk selnjutnya dapat
diterapkan untuk lembaga yang lebih luas dan tetap harus dinilai agar diketahui
kekurangan dan kelebihannya. Langkah berikutnya jika masih ada kekurangan
ketika digunakan oleh lembaga yang lebih luas maka perlu dilakukan langkah
perbaikan untuk memperbaiki kekurangannya. Selanjutnya langkah terakhir
adalah pembuatan produk masal jika produk telah melalui beberapa ujicoba dan
(55)
34
Model yang digunakan kedua adalah milik Borg and Gall (1983:775-787)
yang juga menguraikan sepuluh langkah dalam penelitian danpengembangan.
Sepuluh langkah tersebut meliputi:
1. Penelitian dan pengumpulan data merupakan teknik pengumpulan data
yang dapat dilakukan melalui studi literatur, observasi, dan sebagainya.
Hal ini dilakukan untuk mengetahui informasi terkait dengan kondisi
nyata di lapangan dan produk yang akan dikembangkan.
2. Perencanaan meliputi menentukan keterampilan yang akan dikembangkan
melalui perangkat yang dihasilkan dan tujuan penelitian yang hendak
dicapai dari perangkat yang dihasilkan. Selain itu, perencanaan juga
meliputi perkiraan biaya, tenaga kerja, dan waktu untuk menyelesaikan
penelitian dan pengembangan yang akan dilakukan.
3. Pengembangan bentuk awal produk, merupakan pengembangan bentuk
lengkap dari perangkat yang dikembangkan sebelum dilakukan
serangkaian pengujian dan perbaikan berdasarkan saran dari beberapa
ahli. Apabila yang dikembangkan merupakan perangkat pembelajaran,
maka pada langkah ini juga sudah dikembangkan bahan pembelajaran,
buku pegangan, dan alat evaluasinya.
4. Uji coba lapangan awal merupakan pengujian tahap awal yang dilakukan
untuk mengumpulkan data terhadap hasil pengembangan produk. Hal ini
dapat membantu peneliti melakukan analisis dan perbaikan berdasarkan
komentar dan masukan tentang kelemahan dari produk yang
(56)
35
5. Revisi produk berdasarkan hasil uji coba lapangan merupakan
prosesperbaikan berdasarkan saran atau masukan berdasarkan hasil uji
cobalapangan awal. Revisi tersebut menjadi bentuk produk yang siap
diujikanlebih lanjut.
6. Uji coba lapangan dilakukan dengan perluasan jumlah sekolah, antara 5-10
sekolah atau dengan jumlah siswa sebanyak 30-100 anak. Pengujian ini
dilakukan dengan tujuan mengetahui peningkatan penggunaan perangkat
yang dikembangkan.
7. Revisi produk berdasarkan hasil uji coba lapangan menjadi bahan
untukmelakukan revisi pada tahap ini. Revisi tersebut bersifat
penyempurnaan yang selanjutnya diujicobakan kembali pada tahap
selanjutnya.
8. Uji pelaksanaan lapangan yang melibatkan lebih banyak sekolah antara
10-30 unit dengan jumlah siswa sebanyak 40-200 anak. Uji coba ini
dilakukan dengan beberapa teknik pengumpulan data yaitu tes, kuesioner,
dan wawancara. Selanjutnya, ketiga data tersebut dianalisis sebagai saran
dalam penyempurnaan tahap akhir.
9. Penyempurnaan produk akhir dilakukan berdasarkan saran dari hasil uji
coba pada langkah ke delapan. Penyempurnaan produk ini selanjutnya
dapat diproduksi secara massal yang menjadi prototipe produk akhir.
10.Diseminasi dan implementasi dilakukan dengan tujuan untuk
membuatlaporan hasil penelitian dari produk yang dikembangkan
(57)
36
bekerjasamadengan penerbit untuk memproduksi dan memasarkan secara
luas.
Berikut ini adalah gambar langkah-langkah pengembangan
menurut Borg and Gall:
Gambar 3.2 Langkah-langkah pengembangan menurut Borg and Gall
Pengembangan buku guru dan buku siswa dalam penelitian ini
dikembangkan dengan memodifikasinya menjadi lima tahap. Lima tahapan
dalam pengembangan ini adalah 1) Potensi Masalah, yang meliputi analisis
kebutuhan guru dan siswa di sekolah dasar yang dilakukan di empat sekolah
dasardengan mengumpulkan data-data melalui wawancara 2) Desain Produk
buku guru dan buku siswa, kegiatan dalam produk didesain dengan
memperhatikan karakteristik PMRI 3) Instrumen Penelitian, yang meliputi
pembuatan instrumen tes untuk ujicoba produk 4) Validasi Produk oleh
ahli,yang meliputi buku guru dan buku siswa dan 5) Ujicoba terbatas yang
dilakukan di sekolah dasar. Research and
information collection
Planning Devellopment
Preliminary Form a Product
Preliminary Field Testing Main Product Revision Main Field Testing Disemination and Implementationn Operational Field Testing Operational Product Revision Final Product Revision
1 2 3 4 5
(58)
37
Penelitian dan pengembangan ini hanya mencapai pada tahap ujicoba
terbatas dan tidak mencapai pada tahap ujicoba efektivitas yang lebih luas
karena keterbatasan waktu. Selain itu produk buku guru dan buku siswa ini
tidak akan diproduksi masal selama belum diujicobakan ke tahap yang lebih
luas. Prosedur pengembangan buku guru dan buku siswa kelas IV sekolah
dasar dengan pendekatan PMRI yang meliputi lima tahap digambarkan oleh
(59)
38
Gambar 3.3 Prosedur pengembangan dengan modifikasi Tahap Pertama Potensi Masalah Analisis
Kebutuhan Wawancara
Guru
Siswa
Tahap Keempat Instrument Uji Coba
Instrumen Tes
Uji validitas dan
reliabilitas secara empiris Revisi
Instrumen siap digunakan
Tahap Kelima Ujicoba terbatas
Pretest Ujicoba terbatas
posttest Revisi
produk
Pengembangan buku guru dan buku siswa
Tahap Kedua Desain Produk
Konsep Desain buku
Buku guru Buku siswa Pembuatan buku Tahap Ketiga Validasi Produk Validasi buku
Validasi oleh ahli pembelajaran PMRI 1
Validasi oleh ahli pembelajaran PMRI 2
Uji Keterbacaan dengan siswa
(60)
39
Langkah- langkah pengembangan buku siswa buku guru yang telah
dimodifikasi terdiri dari lima tahap sebagai berikut:
1. Potensi Masalah
Tahap I dimulai dengan melakukan analisis kebutuhan. Analisis
kebutuhan dilakukan dengan cara wawancara. Teknik wawancara yang dipilih
oleh peneliti adalah wawancara tidak terstruktur. Peneliti melakukan
wawancara di empat sekolah dasar yang berada di wilayah Sleman Timur.
Wawancara dilakukan kepada satu guru kelas IV dan satu siswa kelas IV di
masing-masing sekolah. Hal ini bertujuan untuk mencari tahu permasalahan
atau kebutuhan yang dialami oleh guru dan siswa di sekolah dasar pada
pelajaran matematika.
2. Desain Produk
Tahap II dalam penelitian ini adalah desain produk. Peneliti
mengembangkan buku berdasarkan hasil analisis kebutuhan guru dan siswa.
Pengembangan buku dibagi menjadi dua yaitu buku guru dan buku siswa
yang dikembangkan berdasarkan lima karakteritik PMRI yaitu (1)
penggunaan konteks (siswa dilibatkan aktif untuk melakukan kegiatan
eksplorasi permasalahan), (2) penggunaan model (berupa tahapan konkret,
semi konkret, abstrak), (3) konstruksi siswa (siswa dibebaskan untuk
mengembangkan strategi pemecahan masalah serta membantu siswa
memahami konsep matematika), (4) interaktivitas (proses belajar siswa akan
menjadi lebih singkat dan bermakna ketika siswa saling
(61)
40
(keterkaitan antar pokok bahasan). Desain buku dimulai dari melihat SK,
KD dan membuat indikator pembelajaran, kemudian membuat kerangka
materi yang akan dimuat dalam buku dan mendesain materi sesuai dengan
karakteristik PMRI. Setelah itu peneliti mendesain cover buku guru dan
buku siswa dengan memperhatikan perpaduan warna, gambar dan
kesesuaian materi dalam buku.
3. Validasi Produk
Tahap ketiga dalam penelitian ini adalah validasi produk. Produk yang
berbentuk buku guru dan buku siswa dengan materi bangun ruang yang
telah dibuat kemudian divalidasi oleh beberapa ahli. Validasi ini dilakukan
untuk menilai kelayakan produk buku guru dan buku siswa sebelum
diujicobakan secara terbatas di lapangan. Validasi produk ini dilakukan oleh
dua ahli di antaranya ahli PMRI yaitu dosen (sebagai ahli 1) dan ahli
pembelajaran PMRI yaitu guru (sebagai ahli 2). Peneliti juga melakukan uji
keterbacaan kepada siswa dengan cara wawancara tidak terstruktur.
Wawancara dilakukan dengan memperlihatkan buku siswa kepada anak
SD yang setara dengan anak kelas IV yang akan menjadi subyek penelitian,
kemudian dilakukan tanya jawab mengenai komponen yang ada di buku
terutama bahasa dan petunjuk kegiatan. Hal ini bertujuan untuk mengetahui
apakah produk yang peneliti kembangkan dapat dibaca dan menarik bagi
siswa. Selanjutnya peneliti menganalisis kelebihan dan kekurangan dari
buku guru dan buku siswa berdasarkan penilaian dan saran yang diberikan
(62)
41
diterima seluruhnya, tetapi bisa juga hanya diterima sebagian tergantung
dari keyakinan peneliti.
4. Intrumen Ujicoba
Tahap IV dalam prosedur penelitian dan pengembangan ini adalah
instrument Ujicoba. Peneliti membuat instrumen yang digunakan dalam
penelitian menggunakan tes. Instrumen tes yang disiapkan oleh peneliti perlu
dilakukan uji empirissebelum digunakan untuk ujicoba penelitian. Hasil dari
uji empiris tersebut selanjutnya diolah untuk mengetahui validitas dan
reliabilitas setiap item soal yang dihitung dengan menggunakan SPSS 22
(Statistic Package for Social Studies 22). Peneliti selanjutnya memilah item
soal yang valid untuk digunakan dan yang tidak valid dibuang dan tidak
digunakan. Item soal yang valid dipilih sebanyak 30item soal yang berbentuk
pilihan ganda untuk soal pretest dan posttest. Setelah mengetahui item soal
yang valid dan tidak valid selanjutnya soal direvisi, dan item untuk tes siap
digunakan.
5. Uji Terbatas
Tahap kelima adalah ujicoba terbatas. Ujicoba terbatas dilakukankepada
5 siswa kelas IV SD tempat dilakukannya penelitian. Sebelum produk
diujicobakan, peneliti terlebih dahulu memberikan pretestuntuk menguji
pemahaman siswa mengenai materi yang akan diajarkan. Pretest diberikan
kepada lima siswa kelas IV SD yang menjadi subyek penelitian ujicoba
terbatas. Selanjutnya produk buku siswa diujicobakan secara terbatas
(63)
42
melakukan ujicoba terbatas, siswa kemudian diberikanposttest untuk
mengetahui dampak dari penggunaan buku PMRI yang telah dikembangkan.
Penelitian ini hanya dibatasi sampai pada pengembangan buku guru dan
buku siswa kelas IV SD dengan menggunakan pendekatan Pendidikan
Matematika Realistik Indonesia (PMRI).
3.4Teknik Pengumpulan Data
3.4.1 Teknik Pengumpulan Data Tes
Tes adalah cara atau prosedur dalam rangka pengukuran dan
penilaian di bidang pendidikan, yang berbentuk pemberian tugas atau
serangkaian tugas baik berupa pertanyaan-pertanyaan atau
perintah-perintah sehingga dapat dihasilkan nilai yang melambangkan tingkah laku
atau prestasi (Taniredja, 2012: 49).
Sejalan dengan itu Sugiyono (2015: 208) mengemukakan bahwa
tes merupakan pengukuran yang objektif dan standar. Pengumpulan data
dengan tes dilakukan dengan cara memberi sejumlah pertanyaan kepada
subjek yang diteliti untuk dijawab. Data hasil test berupa data
kuantitatif/angka. Dalam penelitian dan pengembangan, pengumpulan data
dengan pretest digunakan untuk mengetahui kondisi awal subjek sebelum
diberi perlakuan tertentu. Selanjutnya posttest digunakan untuk
mengetahui kondisi subjek setelah diberi perlakuan. Perbandingan nilai
pretest dan posttest merupakan pengaruh produk terhadap variable
(64)
43
Adapun tes yang digunakan peneliti adalah tes prestasi belajar yang
dilakukan melalui soal yang diberikan di awal (pretest) dan di akhir
(posttest) pembelajaran.
3.4.2 Teknik Pengumpulan Data Non Tes 3.4.2.1Kuisioner
Kuisioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan
dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis
kepada responden untuk dijawabnya. Kuisioner merupakan teknik
pengumpulan data yang efisien bila peneliti tahu dengan pasti variabel
yang akan diukur dan tahu apa yang bisa diharapkan dari responden.
(Sugiyono, 2012: 192).
Nasution (dalam Taniredja, 2012: 44) menyatakan bahwa angket
atau questionnaire merupakan alat penelitian berupa daftar pertanyaan
untuk memperoleh keterangan dari sejumlah responden. Menurut
Kunandar (2008: 176-177), bentuk kuisioner ada tiga, terdiri dari
pernyataan bebas, pertanyaan terikat, dan kuisioner dengan jawaban
singkat. Sedangkan kuisioner terstruktur dapat dibedakan menjadi dua,
yaitu pertanyaan tertutup dan kuisioner pertanyaan terbuka. Kuisioner
pertanyaan tertutup menyediakan altermatif jawaban yang dipilih oleh
responden tanpa kemunkinan jawaban yang harus dipilih oleh responden
tanpa kemungkinan memberikan jawaban lain, sedangkan kuisioner
dengan pertanyaan terbuka dalah bentu alternatif jawabannya berbentuk
(65)
44
sehingga responden diberikan kesempatan untuk menyampaikan jawaban
yang tepat di ruang yang disediakan.
Kuisioner yang akan digunakan pada penelitian ini adalah dengan
model skala Likert. Sugiyono (2010: 134) mengemukakan bahwa Skala
Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang
atau sekelompok orang tentang fenomena sosial. Fenomena sosial ini
ditetapkan secara spesifik oleh peneliti dan disebut sebagai variable
penelitian. Skala Likert yang akan digunakan peneliti adalah rentang 1-5.
Kuisioner diujikan pada 2 validator ahli.
3.4.2.2Wawancara
Wawancara atau interview dapat diartikan sebagai teknik
pengumpulan data dengan mengggunakan bahasa lisan baik secara tatap
muka ataupun melalui saluran media tertetu (Sanjaya, 2011: 96). Pemdapat
lain dikemukakan pula oleh Sukardi (2012:79) bahwa wawancara
merupakan instrument yang berfungsi untuk mengambil data di lapangan
dengan datang berhadapan muka secara langsung dengan responden atau
subjek yang diteliti.Pada wawancara dimungkinkan peneliti dengan
responden melakukan tanya jawab secara interaktif maupun secara sepihak
saja misalnya dari peneliti saja. Pendapat lain dikatakan oleh Kunandar
(2008:157) yang menyatakan bahwa wawancara dapat dilakukan terhadap
kepala sekolah, siswa, beberapa teman sejawat, pegawai tata usaha
(66)
45
wawancara menurut sudjana (2013:68) yakni, wawancara berstruktur dan
wawancara tak berstruktur.
Wawancara berstruktur kemungkinanan jawaban telah disepakati
sehingga siswa tinggal mengkategorikan kepada alternative jawaban yang
dibuat.Keuntungannya adalah mudah diolah dan dianalisis untuk dibuat
kesimpulan.Sedangkan wawancara bebas atau tak berstruktur, jawaban
tidak perlu disiapkan sehingga siswa bebas mengemukakan
pendapatnya.Keuntungannya adalah informasi lebih lengkap dan padat
namun butuh kerja keras untuk menarik kesimpulan. Pada wawancara ini
peneliti akan menggunakan wawancara bebas atau tak berstruktur.
3.5Instrumen Penelitian
Menurut Sugiyono (2015:156) instrumen penelitian merupakan alat untuk
mengumpulkan data. Tanpa alat tersebut, tidak mungkin data dapat diambil.
Gray (dalam Sugiyono, 2015: 156) menyatakan instrument merupakan alat
seperti kuisioner, dan pedoman observasi yang digunakan untuk
mengumpulkan data dalam penelitian. Berikut akan dijabarkan instrument
yang digunakan dalam penelitian
3.5.1 Soal Tes
Tes pada umumnya digunakan untuk menilai dan mengukur hasil
belajar siswa, terutama hasil belajar kognitif berkenaan dengan
penguasaan bahan pengajaran sesuai dengan tujuan pendidikan dan
pengajaran (Sudjana, 2013: 35). Jenis tes pada penelitian ini berupa tes
(1)
149
PEDOMAN PENILAIAN
Jenis penilaian : Tes (lembar kerja siswa) dan nontes (lembar pengamatan). (Terlampir) Bentuk : Esai (tes) dan observasi (nontes). (Terlampir)
Instrumen : Kunci jawaban (tes) dan lembar obs
Ranah Indikator
Teknik Penilaian
Bentuk Penilaian
Instrumen
Kognitif 3.1.3 Menghitung besar sudut dengan satuan baku dan tidak baku
Tes tertulis Pertanyaan tertulis
Soal
Depok, 28 November 2016 Mahasiswa
(2)
150
KISI-KISI PENILAIAN 1. Kognitif
Indikator 3.1.3 Menghitung besar sudut dengan satuan baku dan tidak baku
Teknik Penilaian Tes tertulis
Instrumen Soal Esai
Penilaian Lembar Kerja Siswa 3 Kunci Jawaban
Nomor Jawaban Besar Sudut Nilai
1. 03. 05 2
2. 09. 20 2
3. 10. 50 2
4. 03. 30 2
5. 07. 20 2
Jumlah benar 10
Kriteria Penilaian
No. Nama Siswa Nilai
Jumlah skor x 10
1. 2.
(3)
151 Penilaian Lembar Kerja 4
Kriteria Baik sekali Baik Cukup Perlu Bimbingan
4 3 2 1
Menggambar sudut Siswa mampu menggambar sudut sesuai dengan ukuran yang telah ditentukan dengan rapi Siswa mampu menggambar sudut sesuai dengan ukuran yang telah ditentukan dengan kurang rapi Siswa mampu menggambar sudut tidak sesuai dengan ukuran yang telah ditentukan dan tidak rapi
Siswa belum mampu menggambar sudut sesuai dengan ukuran yang ditentukan dan tidak rapi
Kriteria Penilaian
No. Nama Siswa Nilai
Jumlah skor x 100 2
1. 2.
(4)
152
Pedoman Observasi Kepribadian
Petunjuk
Kolom aspek penilaian diisi dengan skor 1 – 4 dengan kriteria sevagai berikut: 4 = selalu, apabila selalu melakukan sesuai pernyataan
3 = sering, apabila sering melakukan sesuai pernyataan dan kadang-kadang tidak melakukan 2 = kadang-kadang, apabila kadang-kadang melakukan dan sering tidak melakukan
1 = tidak pernah, apabila tidak pernah melakukan Mata pelajaran : Matematika
Kelas : IV A
Mata Pelajaran : Matematika
Tanggal pengamatan : 28November 2016
No. Nama Siswa ASPEK PENILAIAN
Aspek 1 Aspek 2
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. Aspek penilaian:
(5)
153 2. Pantang menyerah dalam mengerjakan tugas
(6)