Wanita remaja yang berusia di bawah 20 tahun pada kehamilan pertama dan wanita yang berusia di atas 35 tahun, mempunyai resiko sangat tinggi.
23
Semua status sosial mempunyai resiko yang sama, tetapi kelompok masyarakat yang miskin
biasanya tidak mampu untuk membiayai perawatan kesehatan sebagaimana mestinya. Bahkan orang yang miskin tidak percaya dan tidak mau menggunakan fasilitas
pelayanan medis walaupun tersedia.
23
b. Tempat
Kejadian keracunan kehamilan dikebanyakan tempat di dunia merupakan penyebab kedua kematian ibu hamil setelah perdarahan. Biasanya sindrom
preeklampsia ringan sering tidak diperhatikan oleh ibu sehingga tanpa disadari dalam waktu singkat akan mengalami preeklampsia berat dan eklampsia.
23
Angka kematian ibu akibat keracunan kehamilan di negara berkembang masih tinggi. Tingginya angka kematian ibu pada kasus keracunan kehamilan di negara-
negara berkembang disebabkan oleh kurangnya pemeriksaan antenatal, upaya pencegahan yang kurang dan terlambatnya mendapat penanganan yang tepat.
6
Proporsi penderita preeklampsiaeklampsia di Rumah Sakit dr. Soewondo Kabupaten Kendal tahun 2001 adalah sebesar 8,72, tahun 2002 sebesar 9,34,
tahun 2003 sebesar 9,12, tahun 2004 sebesar 9,25, tahun 2005 sebesar 13,60 dengan CFR 8,69, dan pada tahun 2006 proporsinya sebesar 10,23 dengan CFR
15,5.
9
Universitas Sumatera Utara
c. Waktu
Keracunan kehamilan sering ditemukan pada trimester ketiga kehamilan, setelah minggu ke-20 dan paling sering terjadi pada primigravida muda dan jarang
terjadi pada kehamilan berikutnya, kecuali pada kelebihan berat badan, kencing manis, hipertensi esensial, atau kehamilan kembar.
23
Keracunan kehamilan yang tidak ditangani sedini mungkin dapat membahayakan nyawa ibu dan juga dapat berakibat
buruk pada janin, karena meningkatnya keadaan penyakit tidak dapat diramalkan.
13
Berdasarkan penelitian Ketut Sudhaberata di RS Tarakan Kalimantan Timur tahun 1996-1998 didapatkan proporsi preeklampsiaeklampsia terbanyak pada
kelompok usia kehamilan 37 minggu yaitu sebesar 86,44.
24
2.4.2. Determinan
Penyebab preeklampsia dan eklampsia belum diketahui sampai sekarang. Banyak teori yang dikemukakan para ahli untuk menerangkan penyebab penyakit
tersebut. Karena itulah penyakit ini sering disebut “The Disease of Theory”. Namun belum dapat memberikan jawaban yang memuaskan. Teori yang banyak
dikemukakan sebagai penyebab preeklampsia adalah teori “Iskemia Plasenta”. Namun teori ini belum dapat menerangkan semua hal yang berkaitan dengan penyakit
ini. Ternyata tidak hanya satu faktor, melainkan banyak faktor yang menyebabkan preeklampsia dan eklampsia. Menurut epidemiologi, penyakit keracunan kehamilan
dapat ditimbulkan oleh serangkaian proses sebab akibat yang disebut “The Web Of Causation”, yaitu faktor yang ditemukan sering kali sulit ditentukan mana yang sebab
dan mana yang akibat.
12
Universitas Sumatera Utara
Meskipun penyebab terjadinya keracunan kehamilan belum pasti, tetapi beberapa penulis menyebutkan adanya hubungan beberapa karakteristik individual
yang berpengaruh terhadap terjadinya keracunan kehamilan yaitu :
a. Umur Ibu
Umur reproduksi optimal bagi seorang ibu adalah antara 20-35 tahun, di bawah dan di atas umur tersebut akan meningkatkan resiko kehamilan dan persalinan.
Pada usia muda organ-organ reproduksi belum sempurna secara keseluruhan dan kejiwaannya belum bersedia menjadi ibu, maka kehamilan sering diakhiri dengan
komplikasi obstetri salah satunya keracunan kehamilan. Sedangkan pada usia di atas 35 tahun memiliki resiko untuk hamil dan melahirkan karena pada saat itu telah
terjadi penurunan fungsi alat-alat reproduksi sehingga memudahkan untuk terjadi berbagai masalah obstetri termasuk keracunan kehamilan. Risiko kematian ibu pada
kelompok umur di bawah 20 tahun dan di atas 35 tahun adalah 3 kali lebih tinggi dari kelompok umur reproduksi sehat yaitu pada umur 20-34 tahun.
23,25
Ibu dengan paritas nullipara dengan usia perkawinan diatas 35 tahun mempunyai resiko 2-3 kali
mengalami keracunan kehamilan dibanding dengan usia sebelumnya.
21
Hasil penelitian Rozikhan di Rumah Sakit dr. Soewondo Kabupaten Kendal tahun 2007 didapatkan bahwa proporsi penderita preeklampsiaeklampsia pada
responden yang umurnya 20 tahun adalah 75 dari 16 responden, sedangkan responden yang umurnya antara 20 - 35 memiliki proporsi preeklampsia berat
45,61 dari 171 orang respondennya, dan responden yang umurnya 35 tahun memiliki proporsi preeklampsia berat 77 dari 13 orang responden. Hasil penelitian
diatas dapat di katakan bahwa ibu hamil yang usianya 20 tahun dan 35 tahun
Universitas Sumatera Utara
mengalami kecenderungan terjadi preeklampsia berat bila dibandingkan dengan ibu hamil yang berusia 20-35 tahun.
9
b.
Tingkat Pendidikan
Pendidikan merupakan salah satu faktor untuk menentukan tingkat peran serta masyarakat. Demikian juga partisipasi ibu dalam memelihara kesehatannya terutama
pada masa kehamilan, erat kaitannya dengan pendidikan ibu. Ibu dengan tingkat pendidikan relatif tinggi cenderung lebih memperhatikan kesehatannya selama
kehamilan bila dibandingkan dengan ibu yang pendidikannya lebih rendah. Selain itu juga pendidikan dan pengetahuan ibu yang lebih baik akan mempengaruhi
kemampuan ibu dalam menangani berbagai masalah kesehatan dan pertolongan yang harus diperoleh.
26
Berdasarkan hasil penelitian Ketut Sudaberata di RSU Tarakan, Kalimantan Timur tahun 1996-1998 didapatkan proporsi preeklampsia dan eklampsia pada ibu
tidak berpendidikan sebesar 20,3.
24
Pendidikan sangat berperan dalam menentukan tingkat penyerapan terhadap informasi kesehatan, dengan latar belakang pendidikan ibu yang rendah akan
menyulitkan penyuluhan kesehatan. Akibatnya mereka tidak mengetahui cara pemeliharaan kesehatan terutama pada ibu hamil. Semakin lama seorang ibu
mendapat pendidikan formal, diharapkan semakin meningkat kesadarannya terhadap kemungkinan adanya kesulitan dalam persalinan, sehingga diharapkan dapat
timbul dorongan untuk melakukan pengawasan kehamilan secara berkala dan teratur.
12
Universitas Sumatera Utara
c. Pekerjaan