i. Tekanan darah
≥ 14090 mmHg atau kenaikan tekanan darah sistolik ≥ 30 mmHg atau kenaikan tekanan darah diastolik
≥ 15 mmHg teta pi kurang dari 160110 mmHg.
ii. Proteinuria 0,3 grliter atau lebih dalam urine 24 jam.
iii. Edema pada kaki, jari tangan dan muka atau kenaikan berat badan 1 kg atau
lebih per minggu selama trimester II b.
Preeklampsia berat Preeklampsia berat apabila ditemukan gejala preeklampsia ringan yang
meningkat yaitu tekanan darah sistolik ≥ 160 mmHg dan diastolik ≥ 110 mmHg,
proteinuria ≥ 5 grl dalam urine 24 jam, edema paru dan sianosis. Disamping itu, bisa
juga ditemukan satu atau lebih gejala atau tanda di bawah ini :
19
i. Oliguria, urine 400 ml24 jam.
ii. Sakit kepala hebat atau gangguan penglihatan.
iii. Nyeri epigastrium dan nyeri pada kuadran kanan atas abdomen.
iv. Trombositopenia.
v. Pertumbuhan janin terhambat.
vi. Adanya HELLP syndrome Hemolysis, Elevated Liver Enzyme, Low Platelet
Count.
2.1.2. Eklampsia
Istilah eklampsia berasal dari bahasa Yunani yang berarti “Halilintar”. Kata tersebut dipakai karena seolah-olah gejala-gejala eklampsia timbul dengan tiba-tiba
tanpa didahului oleh tanda-tanda lain. Eklampsia merupakan penyakit akut yang timbul pada ibu hamil, bersalin dan dalam masa nifas yang ditandai dengan kejang
Universitas Sumatera Utara
dan kadang diikuti dengan koma yang panjang atau singkat, dan biasanya mengalami hipertensi, proteinuria dan terjadi setelah minggu ke-20 kehamilan.
12
Eklampsia pada umumnya timbul pada wanita hamil atau dalam masa nifas dengan tanda-tanda preeklampsia.
14
Dengan pengetahuan bahwa biasanya eklampsia didahului oleh preeklampsia, sangat penting pengawasan antenatal yang teliti dan
teratur. Pada wanita yang menderita eklampsia timbul serangan kejang yang diikuti oleh koma.
20
Fase kejang pada eklampsia dibedakan atas 4 tingkat yaitu : a.
Tingkat Awal atau Aura Bola mata penderita terbuka, berputar atau membelalak, tanpa melihat, kelopak
mata bergetar demikian juga dengan otot tangan kejang-kejang. Terjadi penurunan kesadaran. Keadaan ini berlangsung kira-kira 10-20 detik.
12
b. Tingkat Kejang Tonik
Dalam tingkat ini seluruh otot berkontraksi dengan kuat, tangan menggenggam, dan kaki membengkok ke dalam. Pernapasan berhenti, anggota badan dan bibir
menjadi biru, gigi terkatup dan mata menonjol, muka menjadi sianotik, lidah dapat tergigit. Keadaan ini dapat terjadi kira-kira 10-20 detik.
21
c. Stadium susulan, Kejang Klonik
Semua otot berkontraksi dan berulang-ulang dalam tempo yang cepat. Mulut membuka dan menutup dan lidah dapat tergigit lagi. Bola mata menonjol, dari mulut
keluar air liur yang berbusa, muka menunjukkan kongesti dan sianosis.
12
Penderita menjadi tidak sabar dan pernapasan sulit. Kejang berhenti dan penderita menaruk
napas dengan mendengkur. Keadaan ini berlangsung 1-2 menit.
16
Universitas Sumatera Utara
d. Tingkat Koma
Lamanya ketidaksadaran tidak selalu sama berlangsung beberapa menit sampai berjam-jam, tergantung individu, secara perlahan-lahan penderita menjadi sadar
kembali. Selama serangan tekanan darah tinggi, nadi cepat dan suhu tubuh meningkat. Sebagai akibat serangan dapat terjadi komplikasi-komplikasi seperti lidah
tergigit, nafas ngorok dan cepat, muka bengkak, selanjutnya dapat terjadi kejang karena itu perlu hati-hati dan pemberian obat penenang.
12
2.2. Patofisiologi